BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK YANG BERITIKAD BAIK
DALAM PERJANJIAN JUAL BELI
A. Hak dan Kewajiban Dalam Jual Beli
Untuk melaksanakan suatu perjanjian harus terlebih dahulu ditetapkan apa saja isi dari perjanjian tersebut, atau dengan kata lain apa saja hak dan kewajiban
masing-masing pihak. Hak dan kewajiban tidak hanya timbul dari apa yang telah tegas dinyatakan dalam perjanjian, akan tetapi juga termasuk segala sesuatu yang
menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan, dan undang- undang. Hal ini terdapat dalam Pasal 1339 KUH Perdata yang berbunyi: “suatu
perjanjian tidak hanya megikat untuk hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian,
diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang”. Mengenai hak dan kewajiban para penjual dan pembeli erat kaitannya
dengan pembayaran dalam jual beli. Pembayaran di dalam hal ini adalah setiap tindakan para pihak untuk melaksanakan prestasi yang telah dijanjikan. Jadi,
pengertian pembayaran dalam jual beli adalah pelaksanaan kewajiban-kewajiban para pihak dalam jual beli.
Menurut Pasal 1474 KUH Perdata, terdapat dua kewajiban pokok dari penjual, yaitu:
1. Kewajiban menyerahkan barang;
2. Kewajiban penjual memberi tanggungan atau jaminan vrijwaring.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya kewajiban penyerahan barang diatur dalam Pasal 1475 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1484 KUH Perdata, sedangkan kewajiban
menanggung pemakaian barang atas barang yang diatur dalam Pasal 1491 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1492 KUH Perdata.
Ad.1. Kewajiban menyerahkan barang Yang dimaksud dengan penyerahan barang adalah setiap tindakan untuk
memindahkan barang yang dijual oleh penjual, ke dalam kekuasaan dan kepunyaan pembeli. Dengan tindakan penyerahan yang dilakukan oleh penjual
tersebut, maka pembeli mendapat hak milik atas barang yang dimaksud Pasal 1475 KUH Perdata.
Oleh karena dalam sistem KUH Perdata dikenal 3 tiga jenis benda, maka penyerahan barangpun mengenal 3 tiga cara, yaitu:
a. Penyerahan benda bergerak kecuali yang tak bertubuh dilakukan dengan
penyerahan nyata feitelijke levering atau dengan penyerahan kunci-kunci bangunan dimana benda-benda tersebut berada Pasal 612 KUH Perdata.
Dan selanjutnya menurut Pasal 612 ayat 2 KUH Perdata penyerahan tidak perlu dilakukan apabila benda yang harus diserahkan telah dikuasai oleh
orang yang akan menerima penyerahannya, misalnya jual beli lukisan yang telah dikuasai oleh pembelinya.
b. Penyerahan benda tang tak bergerak dilakukan dengan akte notaris kecuali
mengenai tanah yang harus dilakukan dengan akta PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. Menurut PP No.24 Tahun 1997 harus didaftarkan
di kantor pendaftaran tanah.
Universitas Sumatera Utara
c. Penyerahan piutang atas nama dan hak lainnya, dilakukan dengan akta
notaries atau akta di bawah tangan cessie yang harus diberitahukan kepada debitur atau secara tertulis disetujui dan diakui Pasal 613 KUH
Perdata. H.M.N.Purwosutjipto menafsirkan dari ketentuan Pasal 612 dan 613 KUH
Perdata terdapat beberapa jenis penyerahan mengenai benda bergerak, yaitu: a.
Penyerahan fisik, yakni penyerahan barang dari tangan ke tangan; b.
Penyerahan kunci gudang, di dalam mana benda bergerak yag diserahkan itu disimpan;
c. Penyerahan akta cessie atau endosemen bagi benda bergerak tak bertubuh;
d. Penyerahan dokumen, penyerahan seperti ini sudah menjadi kebiasaan
dalam jual beli perusahaan. Pemegang dokumen ini berhak memiliki barang-barang yang disebut dalam dokumen itu.
37
Selanjutnya tentang biaya penyerahan dan tempat penyerahan dilakukan diatur dalam Pasal 1476 dan Pasal 1477 KUH Perdata. Pasal 1476 KUH Perdata
menyebutkan bahwa bila biaya penyerahan dipikul oleh penjual, sedangkan apabila pengambilan dipikul oleh pembeli, jika tidak telah diperjanjikan
sebaliknya secara lain. Pasal 1477 KUH Perdata menetapkan bahwa penyerahan dilakukan di tempat dimana benda berada pada saat terjadinya jual beli, jika
tentang itu tidak telah diadakan persetujuan lain. Dari ketentuan-ketentuan dua pasal tersebut dapat diketahui bahwa hukum
perjanjian umumnya dan hukum jual beli khusunya menganut asas kebebasan,
37
H.M.N.Purwositjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jual Beli Perusahaan, Cetakan Keempat,Djambatan, 1992, hlm.16-17.
Universitas Sumatera Utara
karena pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengadakan perjanjian tersendiri tentang biaya penyerahan dan tempat penyerahan barang yang menyimpang dari
ketentuan yang diatur dalam KUH Perdata. Hal tersebut terlihat dari bunyi ketentuan kedua pasal tersebut yang berbunyi: “jika telah diperjanjikan
sebaliknya”. Kemudian barang yang harus diserahkan meliputi segala sesuatu yang
menjadi perlengkapannya serta dimasukkan bagi pemakaiannya yang tetap, beserta surat-surat bukti milik, jika hal itu ada Pasal 1482 KUH Perdata.
Penjual diwajibkan menyerahkan barang yang bersangkutan dalam keadaan utuh menurut isinya, dengan beberapa perubahan, seperti yang ditentukan
dalam Pasal 1483 sampai dengan Pasal 1488 KUH Perdata. Hal ini berlaku bagi benda bergerak maupun benda tidak bergerak.
Ad.2. Kewajiban penjual memberi pertanggungan atau jaminan vrijwaring Di dalam Pasal 1474 KUH Perdata telah ditentukan bahwa penjual wajib
menanggung. Penanggungan ini menurut Pasal 1491 KUH Perdata terdiri dari: a
Pengusaan barang secara aman dan tentram oleh pembeli b
Penghindaran adanya cacat tersembunyi, atau sedemikian rupa, sehingga menimbulkan alasan untuk membatalkan perjanjiannya yang
bersangkutan. Penanggungan yang menjadi kewajiban si penjual tehadap si pembeli,
adalah untuk menjamin dua hal, yaitu pertama penguasaan benda yang dijual secara aman dan tenteram; kedua, terhadap adanya cacat-cacat barang tersebut
Universitas Sumatera Utara
yang tersembunyi, atau yang sedemikian rupa hingga menerbitkan alasan untuk pembatalan pembeliannya.
Misalnya untuk menuntut pihak ketiga atas benda tersebut walaupun dalam ketentuan Pasal 1491 dan 1492 KUH Perdata ditentukan bahwa penjual
berkewajiban menanggung atas penggunaan barang yang dijualnya, tetapi di dalam Pasal 1493 KUH Perdata ditentukan bahwa pihak-pihak yang bersangkutan
dapat memperjanjikan bahwa kewajiban-kewajiban tersebut dapat diperluas ataupun diringankan, bahwa penjual dapat dibebaskan sama sekali dari kewajiban
menanggung. Namun hal ini dibatasi oleh ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1494
KUH Perdata dan Pasal 1495 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa meskipun telah diperjanjikan bahwa penjual tidak menanggung sesuatu apapun, namun
penjual tetap bertanggung jawab apa yang merupakan akibat dari suatu perbuatan yang telah dilakukan oleh penjual. Semua persetujuan yang bertentangan dengan
itu adalah batal. Dan selanjutnya dalam Pasal 1495 KUH Perdata ditetapkan bahwa penjual, dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi sesuatu
penghukuman terhadap pembeli untuk menyerahkan barangnya kepada orang lain, diwajibkan mengembalikan harga pembelian, kecuali apabila pembeli ini pada
waktu pembelian dilakukan mengetahui tentang adanya putusan hakim untuk menyerahkan barang yang dibelinya itu atau jika pembeli telah membeli barang
itu dengan pernyataan tegas akan memikul sendiri untung ruginya. Dalam Pasal 1496 KUH Perdata ditetapkan apabila dijanjikan
penanggungan, atau apabila tidak terdapat perjanjian mengenai hal tersebut,
Universitas Sumatera Utara
pembeli berhak menuntut dari penjual, di dalam hal adanya penghukuman untuk menyerahkan barang yang dibelinya kepada orang lain, yaitu:
a Pengembalian harga pembelian;
b Pengembalian hasil-hasil, apabila hasil tersebut harus diserahkan pada
pemilik sejati yang menuntut penyerahan; c
Biaya-biaya yang dikeluarkan berhubung dengan gugatan pembeli untuk ditanggung, begitu pula biaya yang telah dikeluarkan oleh penggugat
asal; d
Penggantian kerugian beserta biaya perkara mengenai pembelian dan penyerahannya sekedar itu telah dibayar oleh pembeli.
Akan tetapi apabila pembeli tidak mengikutsertakan penjual dalam perkara gugatan pihak ketiga termasuk di atas, sedangkan penjual sebenarnya dapat
membuktikan berdasarkan alasan-alasan yang cukup kuat untuk membantah semua dalil pihak ketiga penggugat sehingga gugatan itu akan ditolak oleh
pengadilan, maka segala risiko kalah perkara menurut Pasal 1503 KUH Perdata harus dipikul pembeli sendiri.
Yang dimaksud dengan cacat tersembunyi dapat disimpulan dari ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1504 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa cacat itu
harus mengakibatkan barang yang bersangkutan tidak dapat dipergunakan menurut sifat dan tujuannya, atau mengurangi penggunaan barang tersebut,
sehingga apabila pembeli mengetahui cacat tersembunyi tidak akan membelinya dengan harga yang lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Pasal 1505 KUH Perdata ditetapkan bahwa apabila cacat tersebut dapat dilihat, sehingga pembeli sendiri dapat mengetahuinya, kecuali apabila
dalam perjanjian jual beli ia dibebaskan dari pemberian jaminan Pasal 1506 KUH Perdata. Di dalam Pasal 1507 KUH Perdata ditetapkan bahwa di dalam hal yang
disebutkan dalam Pasal 1504 KUH Perdata dan Pasal 1506 KUH Perdata, pembeli dapat memilih antara pengembalian barang yang dibelinya disertai dengan
tuntutan pengembalian sebagian harganya, sebagaimana akan ditetapkan oleh hakim, setelah mendengar ahli-ahli tentang itu.
Dalam hal penjual telah mengetahui adanya cacat tersembunyi yang tidak diberitahukannya kepada pembeli maka penjual atas tuntutan pembeli di muka
pengadilan harus mengembalikan kepada pembeli harga pembelian ditambah dengan ganti rugi biaya dan bunga. Selanjutnya bilamana penjual tidak
mengetahui adanya cacat tersembunyi, penjual hanya diwajibkan mengembalikan harga pembelian dan mengganti kepada pembeli biaya yang telah dikeluarkan
untuk menyelenggarakan pembelian dan penyerahan, sepanjang biaya-biaya itu telah dikeluarkan oleh pembeli Pasal 1508 dan 1509 KUH Perdata.
Hak-hak dari penjual adalah :
38
a Meminta pembayaran seketika, kecuali apabila dijanjikan lain;
b Hak reklame, dalam hal jual beli benda bergerak yang berwujud dengan
pembayaran sekaligus tunai, penjual berhak meminta kembali dalam hal adanya wanprestasi. Karena diselenggarakan hak reklame dengan
sendirinya persetujuan batal.
38
Dalimin, Pengantar Hukum Dagang, Yogyakarta: Liberty, 1992, hlm.47.
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban utama pembeli adalah membayar harga pembelian pada waktu dan tempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian Pasal 1513 KUH
Perdata. Apabila hal itu tidak ditetapkan dalam perjanjian maka menurut Pasal 1514 KUH Perdata pembayaran dilakukan di tempat dan pada saat penyerahan
barang. Dalam hal ini tidak ada ketentuan mengenai penyerahan, maka penyerahan
dilakukan di tempat dimana barang berada pada saat perjanjian jual beli dibuat. Dalam hal lainnya pembayaran dilakukan di tempat tinggal kreditur penjual,
sesuai dengan ketentuan bahwa hutang uang harus dibayar ditempat tinggal kreditur berdasarkan Pasal 1393 ayat 2 KUH Perdata.
39
a Mendapatkan jaminan dari penjual mengenai kenikmatan dan
ketentraman serta tidak adanya cacat tersembunyi pada barang dibelinya Pasal 1504 KUH Perdata.
Apabila kewajiban ini dilalaikan, penjual dapat meminta kepada hakim untuk menghapuskan persetujuan dengan penetapan penggantian kerugian Pasal
1517 KUH Perdata. Sedangkan hak dari pembeli diatur dalam KUH Perdata yaitu:
b Hak untuk menunda pembayaran harga barang. Dalam hal pembeli
terganggu menikmati barang yang dibelinya Pasal 1516 KUH Perdata.
39
R.M.Suryodiningrat, Op.cit., hlm.26.
Universitas Sumatera Utara
B. Penjualan Benda Kepunyaan Orang Lain