Kinerja Usaha Terkini Rencana Kegiatan PENGAWASAN INTERNAL PENERIMAAN KAS INSTANSI

g. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelengarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ekonomi yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia SDM yang benar-benar memiliki kualitas yang baik. Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaanmisalnya: Natal, Paskah, Idul Fitri, Isra’ Mi’raj,Dll sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai-nilai dan norma- Universitas Sumatera Utara norma keagamaan dalam menjalani hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara antara lain : 1. Persiapan kuliah mahasiswa semester genapganjil. 2. Perkuliahan semester genapganjil. 3. Ujian mid semesterujian semester genap ganjil. 4. Wisuda mahasiswa. Universitas Sumatera Utara BAB III TOPIK PENELITIAN

A. PENGERTIAN SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS

Maju mundurnya suatu perusahaaninstansi sangat bergantung pada cara pengelolaan manajemen yang diterapkan. Sedangkan berhasil tidaknya manajemen dalam menjalankan tugasnya akan tercermin dalam laporan keuangan yang disajikan, dalam hal ini pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen untuk menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik. Untuk itu sistem yang dijalankan perusahaaninstansi haruslah mempunyai sistem yang baik agar nantinya perusahaaninstansi tersebut dapat berfungsi dalam mengatasi penyelewengan yang mungkin terjadi pada aktiva perusahaan. Dan tentunya sebelum pengawasan dilakukan, harus dipastikan pihak – pihak yang menjadi pengawas tersebut haruslah orang-orang yang jujur, profesional dan tentunya loyal terhadap perusahaaninstansi. Seorang pemimpin apapun jabatannya mempunyai tugas merencanakan, dan mengupayakan agar rencana tersebut dapat tercapai. karena tujuan pengawasan adalah upaya merealisasikan rencana, maka fungsi pengawasan itu sama pentingnya dengan perencanaan itu sendiri. Salah satu fungsi manajamen yang penting adalah fungsi pengawasan yang mempunyai pengertian keseluruhan daripada kegiatan-kegiatan yang sudah 24 Universitas Sumatera Utara dilaksanakan dengan kriteria, norma, tanda atau rencana-rencana yang telah ditetapkan dan didahului. Dengan demikian pengawasan dapat juga diartikan mengendalikan kegiatan-kegiatan agar supaya hal tersebut sesuai dengan rencana semula. S. Hadibroto menyatakan pengawasan adalah “ Segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas penentuan apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan perencanaannya dan apakah terhadap harta benda telah diadakan pengamatan yang sebaik-baiknya.” Hadibroto,1984: 36 Pengawasan dapat dilakukan secara aktif melalui pemeriksaan dan laporan. Namun pemeriksaan maupun laporan umumnya bersifat refrensif, yaitu bahwa apabila sesuatu kecurangan telah terjadi dan diketahui, maka kejadiannya telah berlalu. Untuk memperoleh sistem pengawasan yang sifatnya preventif maka perlu adanya suatu cara tertentu. Cara pengawasan yang bersifat preventif itu adalah terdapat pada apa yang didalam ilmu akuntasi disebut Pengawasan Intern. Pengawasan Intern merupakan alat pengawasan yang sangat membantu pimpinan dalam melaksanakan tugasnya sehingga mempunyai peranan yang penting bagi suatu Instansiperusahaan. Dalam pengawasan kas fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntasi. Fungsi akuntasi tidak boleh digabungkan dengan fungsi penyimpan, hal ini untuk menghindari kemungkinan penggunaan catatan akuntasi untuk Universitas Sumatera Utara menghindari kemungkinan penggunaan catatan akuntasi untuk menutupi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Jika fungsi akuntasi digabungkan dengan fungsi penerimaan kas, timbul kemungkinan fungsi penerimaan kas menggunakan kas yang diterima dari debitur untuk kepentingannya sendiri dan menutupi kecurangan tersebut dengan memanipulasi catatan akuntasi. Sistem pengawasan internal adalah seluruh sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk menjaga harta perusahaan dari kelalaian atau kesalahan errors, kecurangan Frauds, ataupun kejahatan irrgularities. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem yang menjadi alat pengawasan internal merupakan penekanan pada penggunaan, cara-cara dan prosedur-prosedur yang bertujuan untuk : a Melindungi harta atau aktiva perusahaan b Memeriksa kecermatan dan seberapa jauh kehandalan data akuntansi yang disajikan dapat dipercaya keabsahannya c Meningkatkan efisiensi kerja karyawan d Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi hata perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan Universitas Sumatera Utara Pengawasan internal kas meliputi 3 hal :

1. Prosedur Awal

Sebelum yang terinci atas saldo kas, auditor harus memastikan bahwa dia telah memperoleh pemahaman tentang bisnis entitas dan pentingnya saldo kas bagi entitas tersebut. Sebagai contoh, auditor dapat memahami volume transaksi yang melibatkan berbagai akun kas, kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas yang positif dari operasi, kebijakan untuk menginvestasikan kelebihan kas. Titik awal untuk memverifikasi saldo kas adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya apabila dapat diterapkan. Berikutnya, aktivitas selama periode berjalan dalam akun buku besar kas harus dikaji-ulang menyangkut setiap ayat jurnal signifikan yang bersifat tidak biasa atau jumlah yang memerlukan penyelidikan khusus. Disamping itu, setiap skedul yang dibuat oleh klien yang menunjukkan ikhtisar penerimaan kas yang belum disetor pada lokasi yang berbeda dan atau ikhtisar saldo bank juga harus ditentukan dan kecocokannya dengan saldo kas yang berkaitan dalam buku besar juga harus diperiksa. Pengujian ini memberikan bukti tentang asersi penilaian atau lokasi. Universitas Sumatera Utara

2. Prosedur Analitis

Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien lainnya. efektivitas prosedur analitis dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan dari pengujian substantif lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila datanya tidak sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau peramalan kas, atau kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas. Dalam Prosedur Analitis kita akan menjumpai beberapa pengujian yaitu: 2.1 Pengujian Rincian Transaksi Beberapa pengujian substantif atas rincian transaksi melibatkan penelusuran dan vouching transaksi penerimaan kas serta pengeluaran kas yang biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian pengendalian sebagai pengujian bertujuan ganda. Bukti yang diperoleh dari pengujian tersebut harus digabungkan dengan bukti dari prosedur yang telah dibahas di sini dalam menarik kesimpulan mengenai kewajaran penyajian saldo kas. 2.2 Pengujian Rincian Saldo Ada lima pengujian substantif yang biasa digunakan untuk saldo kas dalam kategori ini. Setiap pengujian ini akan diuraikan dalam bagian berikut. Universitas Sumatera Utara a Menghitung Kas di tangan Penerimaan kas yang belum disetor dan uang kembalian biasanya dipandang sebagai kas di tangan. Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus: 1 Mengendalikan semua instrumen kas dan yang dapat dinegoisasikan yang ditahan oleh klien sampai semua uang telah dihitung. 2 Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan. 3 Mendapatkan tanda terima yang ditanda tangani dari petugas pada waktu mengembalikan uang kepada klien. 4 Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan kepada klien, baik secara langsung atau melalui endorsemen.Pengamanan yang menyangkut pengawasan kas dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan, dalam hal terjadinya kekurangan, klien mengklaim semua kas adalah utuh pada saat diserahkan kepada auditor untuk dihitung. b Mengkonfirmasi Saldo Kas dan Pinjaman di Bank. Merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk mendapatkan konfirmasi bank mengenao saldo kas dan pinjaman di bank pada tanggal neraca. Permintaan konfirmasi disiapkan rangkap dua dan ditandatangani oleh penandatangan cek yang berwenang dari klien. Kedua salinan itu lalu dikirim ke bank, dan aslinya dikembalikan kepada auditor. Universitas Sumatera Utara c Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank. Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit dengan bank mungkin mengharuskan peminjaman mempertahankan saldo kas di bank. Jumlahnya dapat berupa persentase yang disetujui dari jumlah yang dipinjam, atau dapat berupa jumlah dollar yang ditetapkan. d Melakukan scan, Mereview atau menyiapkan Rekonsliasi Bank. Apabila tingkat resiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat menscan rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank klien. e Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas Bank. Laporan pisah-batas bank bank cutoff statement adalah suatu bank pada tanggal sesudah tanggal neraca. Tanggal ini harus berada pada titik waktu yang memungkinkan sebagian besar cek yang beredar pada akhir tahun sudah dikliring dibank.

2. Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAPGenerally Accepted Accounting Principles.

Kas harus diidentifikasi dan diklarifikasikan dengan benar di neraca. Misalnya, kas yang disetor merupakan suatu aktiva lancar. Akan tetapi, kas dana pelunasan Obligasi dianggap sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, harus ada pengungkapan yang tepat mengenai perjanjian dengan bank seperti lini kredit, Universitas Sumatera Utara saldo kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Suatu overdraf bank biasanya dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Auditor menentukan kelayakan penyajian laporan dari penelaahan atas naskah laporan klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian substantif sebelumnya. Disamping itu, auditor juga harus menelaah notulen rapat dewan direksi dan melakukan tanya-jawab dengan manajemen menyangkut bukti pembatasan terhadap penggunaan saldo kas. Menurut Suharli 2006;173, kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resio perubahan nilai yang signifikan. Kas pada khususnya, tidak mempunyai kepemilikan dan mudah dipindahtangankan. Sifat demikian itu mengakibatkan manajemen harus yakin bahwa : 1. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuan penggunaan 2. Kas yang seharusnya diterima memang benar-benar diterima 3. Tidak ada penyalahgunaan terhadap kas pemilik perusahaan Dari sifat-sifat kas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aspek perencanaan dan pengawasan internal terhadap kas harus mendapat perhatian yang serius oleh manajemen. Dimana setiap pengawasan internal terhadap kas harus diciptakan untuk melindungi keamanan dan meningkatkan efektifitas dan efesiensi pengguna manajemen. Universitas Sumatera Utara Secara garis besar kas harus diarahkan kepada dua hal, yaitu: administrative dan accounting controll sesuai dengan tanggungjawab manajemen terhadap kas yang secara umum terdiri dari : 1. Menyediakan kas dalam jumlah yang cukup untuk menjamimn kelancaran operasi perusahaan instansi 2. Menghindari terjadinya kas yang menganggur 3. Meningkatkan efisiensi operasi dan mencegah terjadinya kerugian–kerugian sebagai akibat dari adanya tindak penyelewengan kas atau penyalahgunaan wewenang. Adanya suatu perencanaan kas mutlak diperlukan agar setiap saat diperlukan, tersedia kas yang cukup untuk membiayai kegiatan perusahaaninstansi dan menghindari persediaan kas yang berlebihan, karena dengan demikian akan mengurangi produktifitas dan profitabilitas perusahaan dan menghindari persediaan kas yang berlebihan.

B. TUJUAN DAN FUNGSI PENGAWASAN INTERNAL KAS 1. Tujuan sisiem pengawasan internal kas

Adapun tujuan dari sistem pengawasaninternal kas adalah sebagai berikut :

a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan

Tanggungjawab utama menjaga harta milik perusahaan dan mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan terletak ditangan manajemen, perlu adanya pengawaan internal yang baik agar dapat melimpahkan tanggung jawab yang cepat. Universitas Sumatera Utara Jadi, perlindungan yang dilakukan pengawasan internal yang berfungsi baik terhadap kelemahan manusia merupakan hal yang sangat penting, sehingga akan mengurangi kemungkinan kesalahan atau usaha kecendrungan. Dengan adanya pengawasan internal yang baik akan menyebabkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan Instansi akan menaruh kepercayaan kepada ketelitian data yang tersedia.

b. Manjaga ketelitian data akuntansi

Sistem akuntansi dan administrasi yang baik sangat perlu untuk menjaga ketelitian data akuntansi yang ada dengan mengadakan formulir dan bulkti pencatatan sebagai dasar pengawasan,suatu transaksi tidak diserahkan kepada satu orang saja tetapi kepada beberapa orang sehingga dapat diharapkan suatu pengawasan yang otomotis akan timbul diantara petugas-petugas yang terkait dengan transaksi tersebut. Dengan adanya formulir atau bukti pencatatan yang tersedia akan dapat diketahui apakah pencatatan itu dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada.

c. Mewujudkan efisiensi kerja

Untuk dapat mewujukan efisiensi kerja, perlu dibuat sistem dan prosedur operasional tiap-tiap bagian operasi perusahaaninstansi, sehingga pelaksanaan operasi perusahaan akan berjalan dengan lancar dan tertib. Universitas Sumatera Utara

d. Membentuk dan menjaga kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan

Dengan adanya formulir-formulir, bukti pencatatan dan prosedur yang telah ditetapkan serta adanya pemisahan tanggung jawab yang jelas, sehingga setiap transaksi dari permulaan hingga akhir harus mengikutsertakan beberapa pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang berbeda akan dapat membantu serta menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. Ciri-ciri sistem pengawasan internal yang baik adalah sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang baik 2. Sistem organisasi dan tanggungjawab yang jelas 3. Sistem akuntansi yang baik 4. Kebijaksanaan personalia yag baik 5. Badan atau staf internal auditor yang cakap 6. Dewan komisaris yang kompeten dan cakap Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menyebabkan pentingnya pengawasan internal kas, mencakup : 1. Sebagian besar transaksi peusahaan yang terdiri dari uang kas dan transaksi lainnya yang secara tidak langsung mempengaruhi kas, tetapi akan melalui kas juga. 2. Kas merupakan aset yang paling lancar sehingga menjadi sasaran utama untuk melakukan penyelewengan dan manipulasi. perkreditan piutang Universitas Sumatera Utara disebabkan oleh pendebetan kas sehingga jika penermaan kas salah, kemungkinan perkreditan juga akan salah. 3. Pendebetan hutang merupakan lawan dari perkreditan kas sehingga jika salah mendebet hutang berarti salah dalam penerimaan kas. 4. Kesalahan dalam perkiraan kas kemungkinan dikarenakan oleh adanya kesalahan pada perkiraan yang lainnya. Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.

2. Fungsi pengawasan internal kas

Terdapat tujuh macam fungsi struktur pengawasan interal kas secara rinci yang harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi di dalam pencatatan. Struktur pengawasan internal kas tersebut harus memberikan kepastian pada : a Setiap transaksi yang dicatat adalah sah valid Struktur pengendalian internal kas tidak dapat memberikan transaksi fiktif, dan yang sebenarnya tidak terjadi di dalam catatan akuntansi lainnya. b Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat Yakni dalam hal ini, jika suatu transaksi tidak diotorisasi, maka dapat mengakibatkan otorisasi yang curang c Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat Yakni hal ini dilakukan guna mencegah hilangnya setiap transaksi dari catatan. Universitas Sumatera Utara d Setiap transaksi harus dinilai dengan cepat Pengendalian yang memadai harus disertai dengan prosedur unuk menghindari kesalahgunaan dalam perhitungan dan pencatatan transaksi pada berbagai langkah-langkah proses pencatatan. e Transaksi yang terjadi harus diklasifikasikan dengan tepat Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harus dicatat dalam jurnal. f Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat g Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat kedalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar.

C. UNSUR-UNSUR PENGAWASAN INTERNAL KAS

Pengertian pengawasan internal dapat dilihat dalam arti yang sempit dan luas. Dalam arti yang sempit istilah pengawasan internal disamakan dengan internal check yang merupakan prosedur-prosedur mekanik untuk memeriksa dari data-data administratif seperti misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar dengan penjumlahan vertikal. Sedangkan dalam arti luas, istilah pengawasan internal mencakup pengawasan yang bersifat accounting dan administratif yang meliputi struktur organisasi, formulir-formulir dan prosedur, pembukuan dan laporan administrasi budget dan standar, pemeriksaan internal dan sebagainya. Untuk tercapainya hal tersebut diatas, diperlukan syarat teretentu yang merupakan unsur dari pengawasan itu sendiri, yangmana apabila syarat tersebut Universitas Sumatera Utara dipenuhi maka tujuan perusahaaninstansi dapat dicapai secara maksimum dengan menggunakan fasilitas yang ada secara efektif dan efesien. Adapun unsur-unsur yang menjadi syarat pengawan internal adalah sebagai berikut : 1 Suatu rencana organisasi harus memiliki pemisahan fugsi secara tepat. 2 Sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan yang layak untuk melaksanakan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, hutang, dan pendapatan serta biaya. 3 Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan didalam menjalankan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi. 4 Pegawai yang cakap dan seimbang dengan tanggungjawabnya

1. Suatu rencana organisasi harus memiliki pemisahan fungsi secara tepat.

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan, Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggungjawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Universitas Sumatera Utara 2. Sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan yang layak untuk melaksanakan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, hutang, dan pendapatan serta biaya. Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengwasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data keuangan yang tepat. Klasifikasi data keuangan dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar, Menurut AICPA, susunan rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut : a Membantu mempermudah penyusunan laporan–laporan dengan ekonomis, meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti semua harta, hutang, pendapatan, harga pokok dan biaya-biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen didalam melakukan operasi. b Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat dalam setiap rekening, memberi batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, pendapatan, dan biaya-biaya. Universitas Sumatera Utara 3. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan didalam menjalankan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah : a Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. b Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya. c Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak d Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengawasan internal kas.

4. Pegawai yang cakap dan seimbang dengan tanggung jawabnya

Tingkat kecakapan pegawai mepengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengendalian internal. Apabila sudah disusun struktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik, tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa diharapkan bahwa sistem pengawasan internal tidak akan berhasil dengan baik. Universitas Sumatera Utara

D. PENGAWASAN INTERNAL PENERIMAAN KAS INSTANSI

Prosedur penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat atau tidak dterimanya kas yang seharusnya diterima dapat diminimalkan. Prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, menerima dan yang mencatat penerimaan kas. b. Setiap penerimaan kas langsung disetor kepada bank bagaimana adanya Soemarso, 2004:297 Prosedur penerimaan kas yang dilakukan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menurut penulis sudah cukup memadai, hal ini ditandai karena : 1 Adanya tanggungjawab pengelolaan dan pengawasan kas 2 Semua surat-surat masuk dibukukan dengan pengawasan yang cukup 3 Dibuatnya catatan oleh yang membukukan surat tentang uang yang diterima dari siapa, jumlahnya, dan untuk siapa 4 Setiap penerimaan menggunakan bukti-bukti penerimaan 5 Bukti setoran kas dicocokkan dengan buku kas dan lembaran buku bank 6 Pengunaan bukti-bukti yang telah dirancang dengan baik, dimana bukti- bukti tersebut brguna untuk membuktikan terjadinya transaksi atau penerimaan kas yang telah dirancang sedemikian rupa. 7 Penyimpanan bukti-bukti pendukung dalam tempat yang rapi dan berurutan. Universitas Sumatera Utara Selain hal-hal diatas, pengetahuan mengenai cara yang biasa dalam penyalahgunaan kas dapat membantu menciptakan pengawasan intern kas dengan cara lebih hati-hati. Yang perlu dipertimbangkan dalam penciptaan pengawasan intern adalah kecurangan. Pengawasan yang terbaik dilakukan adalah dengan menempatkan kemungkinan tindakan kecurangan dijauhi oleh setiap orang. Adapun bentuk-bentuk kecurangan yang umum adalah : 1. Pencurian kas melalui penerimaan kas. Contoh kecurangan dalam bentuk ini adalah : a Pencurian uang dari hasil transaksi dengan tidak memasukkan kedalam register kas. b Tidak mencatat penerimaan uang kas. c Mengurangi uang tunai dari suatu transaksi. d Menilai potongan dari suatu transaksi terlalu besar. e Mendebet perkiraan bukan kas pada saat penerimaan uang kas. f Menghapus suatu perkiraan yang baik dengan menganggapnya seolah- olah tidak bisa ditagih. g Membuat suatu perkiraan fiktif di pembukuan. 2. Pencurian kas melalui pengeluaran kas. Contoh kecurangan dalam bentuk ini adalah : a Pencurian kas kecil atau dana kas lain. Universitas Sumatera Utara b Memalsukan cek, menguangkannya dan kemudian melenyapkannya apabila cek yang sudah diuangkan itu dikembalikan. c Memperbesar angka-angka pada cek yang dikembalikan oleh bank sesudah selesasi dibayarkan. d Mengubah tanggal pada voucher pembayaran yang sudah dibayarkan lalu mengajukannya sekali lagi untuk meminta pembayaran. e Membuat voucher palsu untuk pembelian fiktif, membuat ayat-ayat jurnal yang tidak benar, lalu menyiapkan cek untuk pembayarab yang semestinya. f Penggelapan upah dengan membesar-besarkan penghasilan karyawan, mencantumkan nama karyawan fiktif, dan lain-lain. 3. Cara Pencegahan kecurangan-kecurangan yang dipaparkan diatas adalah :

3.1. Untuk pencurian kas melalui penerimaan kas.

a Pemisahan tugas kasir dan tugas bagian transaksi. b Meneliti catatan potongan-potongan harga dan membandingkan rincian cek yang tertulis pada duplikat bukti setoran yang disahkan bank dengan besarnya cek yang dicatat pada penerimaan kas. c Mencek kebenaran ayat jurnal pada penerimaan kas. d Memisahkan tugas penerimaan kas dan tugas penerimaan surat-surat masuk serta cek-cek yang diterima. Universitas Sumatera Utara

3.2. Untuk pencurian kas melalui pengeluaran kas.

a Senantiasa menstempel setiap bukti kas yang sudah dipakai, pengendalian voucher kas jangan diserahkan kepada pemegang kas. b Tanggal pembayaran pada voucher harus distempel. c Komposisi kas pada akhir masa pembukuan harus diawasi dengan cermat. d Memisahkan tugas pembuatan voucher dengan pembayaran cek. e Mencek penjumlahan setiap pembayaran pengeluaran.

F. Jenis-jenis penerimaan dan pengeluaran kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara