c Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank. Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo
kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit dengan bank mungkin mengharuskan peminjaman mempertahankan saldo kas di
bank. Jumlahnya dapat berupa persentase yang disetujui dari jumlah yang dipinjam, atau dapat berupa jumlah dollar yang ditetapkan.
d Melakukan scan, Mereview atau menyiapkan Rekonsliasi Bank. Apabila tingkat resiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat
menscan rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat
menelaah rekonsiliasi bank klien. e Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas Bank.
Laporan pisah-batas bank bank cutoff statement adalah suatu bank pada tanggal sesudah tanggal neraca. Tanggal ini harus berada pada titik waktu yang
memungkinkan sebagian besar cek yang beredar pada akhir tahun sudah dikliring dibank.
2. Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAPGenerally Accepted Accounting Principles.
Kas harus diidentifikasi dan diklarifikasikan dengan benar di neraca. Misalnya, kas yang disetor merupakan suatu aktiva lancar. Akan tetapi, kas dana
pelunasan Obligasi dianggap sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, harus ada pengungkapan yang tepat mengenai perjanjian dengan bank seperti lini kredit,
Universitas Sumatera Utara
saldo kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Suatu overdraf bank biasanya dilaporkan sebagai kewajiban lancar.
Auditor menentukan kelayakan penyajian laporan dari penelaahan atas naskah laporan klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian substantif
sebelumnya. Disamping itu, auditor juga harus menelaah notulen rapat dewan direksi dan melakukan tanya-jawab dengan manajemen menyangkut bukti
pembatasan terhadap penggunaan saldo kas. Menurut Suharli 2006;173, kas dan setara kas adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resio perubahan nilai
yang signifikan. Kas pada khususnya, tidak mempunyai kepemilikan dan mudah
dipindahtangankan. Sifat demikian itu mengakibatkan manajemen harus yakin bahwa :
1. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuan penggunaan
2. Kas yang seharusnya diterima memang benar-benar diterima
3. Tidak ada penyalahgunaan terhadap kas pemilik perusahaan
Dari sifat-sifat kas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aspek perencanaan dan pengawasan internal terhadap kas harus mendapat perhatian
yang serius oleh manajemen. Dimana setiap pengawasan internal terhadap kas harus diciptakan untuk melindungi keamanan dan meningkatkan efektifitas dan
efesiensi pengguna manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Secara garis besar kas harus diarahkan kepada dua hal, yaitu: administrative dan accounting controll sesuai dengan tanggungjawab manajemen
terhadap kas yang secara umum terdiri dari : 1.
Menyediakan kas dalam jumlah yang cukup untuk menjamimn kelancaran operasi perusahaan instansi
2. Menghindari terjadinya kas yang menganggur
3. Meningkatkan
efisiensi operasi
dan mencegah
terjadinya kerugian–kerugian sebagai akibat dari adanya tindak penyelewengan kas
atau penyalahgunaan wewenang. Adanya suatu perencanaan kas mutlak diperlukan agar setiap saat
diperlukan, tersedia
kas yang
cukup untuk
membiayai kegiatan
perusahaaninstansi dan menghindari persediaan kas yang berlebihan, karena dengan demikian akan mengurangi produktifitas dan profitabilitas perusahaan dan
menghindari persediaan kas yang berlebihan.
B. TUJUAN DAN FUNGSI PENGAWASAN INTERNAL KAS 1. Tujuan sisiem pengawasan internal kas