Triple Sugar Iron Agar TSIA Oxoid, 2006 Suspensi standar Mc.Farland

Air suling ad 100 ml Cara pembuatan: KOH dilarutkan dalam 100 ml air suling, kocok hingga larut sempurna.

3.4.20 Urease Oxoid, 2006

Komposisi: Peptone 1,0 g Dextrose 1,0 g Sodium chloride 5,0 g Disodium phosphate 1,2 g Potassium dihydrogen phosphate 0,8 g Phenol red 0,08 g Agar 15,0 g Cara pembuatan: ditimbang sebanyak 24 g bahan, kemudian disuspensikan dalam erlenmeyer dengan air suling yang ditambahkan sedikit demi sedikit hingga 1000 ml. Dipanaskan sebentar sambil sekali-kali diaduk sampai media larut sempurna. Lalu masukkan kedalam tabung reaksi 10 ml mulut tabung disumbat dengan kapas yang dilapisi aluminium foil. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 2 atm selama 15 menit. Kemudian keluarkan tabung reaksi dari autoklaf letakkan pada posisi miring dan biarkan hingga membeku.

3.4.21 Triple Sugar Iron Agar TSIA Oxoid, 2006

Komposisi: Lab-lemco powder 3,0 g Yeast extract 3,0 g Peptone 20,0 g Sodium chloride 5,0 g Universitas Sumatera Utara Lactose 10,0 g Sukrose 10,0 g Glucose 1,0 g Ferric citrate 1,0 g Sodium thiosulphate 0,3 g Phenol red 0,024 g Agar 12,00 g Cara pembuatan: ditimbang sebanyak 65 g bahan, kemudian disuspensikan dalam erlenmeyer dengan air suling yang ditambahkan sedikit demi sedikit hingga 1000 ml. Dipanaskan sebentar sambil sekali-kali diaduk sampai media larut sempurna. Lalu masukkan kedalam tabung reaksi 10 ml mulut tabung disumbat dengan kapas yang dilapisi aluminium foil. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 2 atm selama 15 menit. Kemudian keluarkan tabung reaksi dari autoklaf letakkan pada posisi miring dan biarkan hingga membeku.

3.4.22 Suspensi standar Mc.Farland

Suspensi standar yang menunjukkan konsentrasi kekeruhan suspensi bakteri sama dengan 10 8 CFUml. Komposisi: Larutan asam sulfat 1 99,5 ml Larutan barium klorida 1,175 bv 0,5 ml Cara pembuatan: Kedua larutan dicampurkan dalam tabung reaksi steril, dikocok sampai homogen dan ditutup. Apabila kekeruhan hasil suspensi bakteri sama dengan kekeruhan suspensi standar berarti konsentrasi bakteri 10 8 CFUml Vandepitte, 1991. Universitas Sumatera Utara

3.5 Penyiapan Sampel

Penyiapan sampel meliputi pengambilan sampel, identifikasi sampel dan pengolahan sampel.

3.5.1 Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang digunakan adalah daun tumbuhan kecapi Sandoricum koetjape.Merr yang diperoleh dari daerah jln. Pangkalan Brandan Dusun II Desa Beras Basah, Gang Nusantara Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Gambar Morfologi sampel Tumbuhan dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 64

3.5.2 Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara Medan. Hasil identifikasi sampel dapat dilihat pada lampiran I halaman 63

3.5.3 Pengolahan Sampel Sampel yang digunakan adalah daun kecapi Sandoricum koetjape Merr.

yang masih segar, dicuci bersih dengan air mengalir, ditiriskan lalu ditimbang berat basahnya yaitu 12,7 Kg, dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40 – 50 o C hingga kering. Daun telah dianggap kering jika daun diremas menjadi hancur, Setelah kering sampel ditimbang sebagai berat kering yaitu 5 Kg, selanjutnya diserbukkan dengan menggunakan blender, diayak lalu ditimbang beratnya yaitu 4,7 Kg. Serbuk simplisia disimpan dalam wadah.

3.6 Pembuatan Fraksi n-Heksana, Etil Asetat dan Etanol Daun Kecapi Sandoricum koetjape Merr.

Universitas Sumatera Utara