Pseudomonas. Bakteri ini ini menimbulkan infeksi pada luka, meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi mata Jawetz et al, 2001.
2.3.3.2 Bakteri Citrobacter diversus
Berikut sistematika bakteri Citrobacter diversus Breed et al, 1957: Divis Dvisio
: Bacteriophyta Kelas Classis
: Schizomycetes Bangsa ordo
: Eubacteriales Suku Familia
: Eubacteriaceae Marga Genus
: Citrobacter Jenis Spesies
: Citrobacter diversus Citrobacter diversus sel terisolasi dari air, kotoran, tanah dan makanan
serta dari kotoran manusia dan hewan lainnya, dimana mereka mungkin penduduk normal, Citrobacter diversus dapat ditemukan dalam air seni, dahak, dan
spesimen klinis lainnya. Organisme ini patogen opurtunistik dan dapat menginfeksi tubuh pada semua tempat termasuk kulit Tim Mikrobiologi FK
Universitas Brawijaya, 2003.
2.3.4 Fase Pertumbuhan Bakteri
Bakteri mengalami pertumbuhan melalui beberapa fase, yaitu: 1
Fase Penyesuaian Diri Lag phase Pada saat dipindahkan ke media yang baru, bakteri tidak langsung tumbuh
dan membelah, meskipun kondisi media sangat mendukung untuk pertumbuhan. Bakteri biasanya akan mengalami masa penyesuaian untuk
menyeimbangkan pertumbuhan.
Universitas Sumatera Utara
2 Fase Logaritmik Exponensial phase
Selama fase ini, populasi meningkat dua kali pada interval waktu yang teratur. Jumlah koloni bakteri akan terus bertambah seiring lajunya
aktivitas metabolisme sel. 3
Fase tetap Fase Stasioner Stationary phase Pada fase ini terjadi kompetisi antara bakteri untuk memperoleh nutrisi
dari media untuk tetap hidup. Sebagian bakteri mati sedangkan yang lain tumbuh dan membelah sehingga jumlah sel bakteri yang hidup menjadi
tetap. 4
Fase kematian Death phase Pada fase ini, sel bakteri akan mati lebih cepat daripada terbentuknya sel
baru. Laju kematian mengalami percepatan yang eksponensial Lee, J, 1983.
Gambar 2. Kurva Fase Pertumbuhan dimana : 1. Fase penyesuaian diri
Lag phase, 2. Fase Logaritmik Exponensial phase, 3. Fase stasioner Stationary phase, 4. fase kematian Death phase.
2.3.5 Media Pertumbuhan Bakteri
Universitas Sumatera Utara
Pembiakan bakteri dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi bakteri. Zat hara diperlukan
untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, media biakan mengandung air, sumber energi, zat hara
sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen dan hidrogen. Dalam bahan dasar media dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam
amino dan vitamin. Media biakan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu:
I. Bedasarkan asalnya, media dibagi atas: 1
Media sintetik yaitu media yang kandungan dan isi bahan yang ditambahkan diketahui secara terperinci. Contoh: glukosa, kalium fosfat,
magnesium fosfat. 2
Media non-sintetik yaitu media yang kandungan dan isinya tidak diketahui secara terperinci dan menggunakan bahan yang terdapat di alam.
Contohnya: ekstrak daging, pepton Lay, 1994. II. Berdasarkan kegunaannya, dapat dibedakan menjadi:
1 Media selektif
Media selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit satu bahan yang dapat menghambat perkembang biakan mikroorganisme yang
tidak diinginkan dan membolehkan perkembang biakan mikroorganisme tertentu yang ingin diisolasi.
2 Media diferensial
Media ini digunakan untuk menyeleksi suatu mikroorganisme dari berbagai jenis dalam suatu lempengan agar.
Universitas Sumatera Utara
3 Media diperkaya
Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang diperoleh dari lingkungan alami karena jumlah mikroorganisme yang ada terdapat
dalam jumlah sedikit Irianto, K, 2006. III. Berdasarkan konsistensinya, dibagi atas Irianto, K, 2006:
1 Media padat solid
2 Media semi solid
3 Media cair
2.3.6 Pengukuran Aktivitas Antibakteri