Perbandingan Hasil Pengukuran Tekanan Darah pada Lengan Atas Kanan dan Kiri dalam berbagai Posisi Tubuh pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(1)

PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PADA LENGAN ATAS KANAN DAN KIRI DALAM

BERBAGAI POSISI TUBUH PADA MAHASISWA LAKI-LAKI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Oleh :

YANITA FILDZANIA

070100214

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Perbandingan Hasil Pengukuran Tekanan Darah pada Lengan Atas Kanan dan Kiri dalam berbagai Posisi Tubuh pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Nama : Yanita Fildzania

NIM : 070100214

__________________________________________________________________ ___

Pembimbing Penguji I

(dr. Dedi Ardinata, M.Kes) (dr. M Fidel Ganis Siregar, Sp.OG)

NIP : 19681227 199802 1 002 NIP : 19640530 198903 1 019

Penguji II

(dr. Juliandi Harahap, MA) NIP : 19700702 199802 1 001

Medan, Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP : 19540220 198011 1 001


(3)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh posisi tubuh terhadap hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan kiri. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.

Jenis pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah cross

sectional study dengan besar sampel sebanyak 133 orang dari jumlah mahasiswa

laki-laki di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2009.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling, yang dilakukan dengan cara mengambil responden yang kebetulan ada atau di temui pada saat melakukan penelitian di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(4)

ABSTRACT

Purpose of this research is to know the correlation of body position and blood pressure measurement on upper arm right and left. Blood pressure (BP) is the pressure exerted by circulating blood upon the walls ofblood vessels, and is one of the principalvital sign.

Kind of this research is cross sectional study. This research use 133 male who study in Faculty of Medicine in University of North Sumatera

The method of sample taking was done with accidental sampling, in which the sample taking method was done by taking respondent accidentally met in the Faculty of Medicine in University of North Sumatera.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Perbandingan Hasil Pengukuran Tekanan Darah pada Lengan

Atas Kanan dan Kiri dalam berbagai Posisi Tubuh pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara”.Karya Tulis Ilmiah ini dibuat

untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan sarjana kedokteran. Untuk itu penghargaan setinggi-tingginya serta terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada bapak dr. Dedi Ardinata, Mkes selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, arahan dan masukan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak dr. M. Fidel

Ganis Siregar, SpOG dan bapak dr. Juliandi Harahap,MA selaku dosen

penguji karya tulis ilmiah ini, juga kepada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi responden penelitian ini.

Penghargaan dan rasa terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada dr.H.Edwin Effendi, MSc dan dr.Hj.T.Erna Lisma, SpA orang tua penulis yang tak pernah putus do’a dan dukungannya serta adikku Gusda

aqrram. Serta pihak-pihak yang telah membantu dalam pengambilan data Ade, Vani, Isra, Reza, Ayu, Murshidah

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua

Medan, November 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...1

1.3. Tujuan Penelitian ...2

1.4. Manfaat Penelitian ...2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...3

2.1. Defenisi Tekanan Darah ...3

2.2. Tekanan Darah Arteri Rata-rata ...3

2.3. Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah ...4

2.3.1. Viskositas Darah ...4

2.4. Faktor yang mempengaruhi ukuran suatu arteriole ...5

2.4.1. Nadi Arteri ...5

2.4.2. Koartaksio Aorta ...6

2.5. Pengukuran Tekanan Darah ...6

2.5.1. Persiapan pengukuran tekanan darah ...8

2.6. Gravitasi dan Tekanan Darah ...9

2.6.1. Efek Gravitasi pada Tekanan Vena ...9

2.7. Posisi atau sikap tubuh dan Tekanan Darah ...9

2.7.1. Berdiri dan Tekanan Darah ...11

2.7.2. Gerak tubuh dan Tekanan Darah ...12

2.7.3. Duduk dan Tekanan Darah ...12


(7)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ...14

3.1. Kerangka Konsep ...14

3.2.Variabel dan Defenisi Operasional ...14

3.2.1. Variabel ...14

3.2.2. Defenisi Operasional ...15

3.3. Hipotesis ...16

3.3.1. Hipotesis Nol (Ho) ...16

3.3.2. Hipotesis alternatif (Ha) ...16

BAB 4 METODE PENELITIAN ...17

4.1. Rancangan Penelitian ...17

4.2. waktu dan tempat Penelitian ...17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...17

4.4. Tekhnik Pengumpulan Data ...19

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ...19

4.5.1. Pengolahan Data ...19

4.5.2. Analisa Data ...20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...21

5.1. Hasil Penelitian ...21

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...21

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ...22

5.1.3. Hasil Analisis Statistik ...23

5.2. Pembahasan ...28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ...32

6.1. Kesimpulan ...32

6.2. Saran ...32

DAFTAR PUSTAKA ...33


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Distribusi karakteristik responden di 22

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

5.2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah pada Lengan Atas 23 Kanan dan Kiri dalam berbagai Posisi Tubuh

5.3 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada 23

Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi duduk

5.4 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada 23

Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi duduk

5.5 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada 24

Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berdiri

5.6 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada 24

Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berdiri

5.7 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada 25

Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berbaring

5.8 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada 25 Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berbaring

5.9 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada 26

Lengan Atas Kanan pada posisi tubuh duduk, berdiri dan berbaring


(9)

5.10 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada 26 Lengan Atas Kanan pada posisi tubuh duduk, berdiri

dan berbaring

5.11 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada 27 Lengan Atas Kiri pada posisi tubuh duduk, berdiri

dan berbaring

5.12 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada 27 Lengan Atas Kiri pada posisi tubuh duduk, berdiri


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan

Lampiran 3 Informed consent ( Persetujuan Setelah Penjelasan)

Lampiran 4 Data Induk


(11)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh posisi tubuh terhadap hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan kiri. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.

Jenis pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah cross

sectional study dengan besar sampel sebanyak 133 orang dari jumlah mahasiswa

laki-laki di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2009.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling, yang dilakukan dengan cara mengambil responden yang kebetulan ada atau di temui pada saat melakukan penelitian di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(12)

ABSTRACT

Purpose of this research is to know the correlation of body position and blood pressure measurement on upper arm right and left. Blood pressure (BP) is the pressure exerted by circulating blood upon the walls ofblood vessels, and is one of the principalvital sign.

Kind of this research is cross sectional study. This research use 133 male who study in Faculty of Medicine in University of North Sumatera

The method of sample taking was done with accidental sampling, in which the sample taking method was done by taking respondent accidentally met in the Faculty of Medicine in University of North Sumatera.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tekanan darah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler.Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya adalah perubahan posisi tubuh dan aktivitas fisik. Dengan mengamati serta mempelajari hasil pengaruh perubahan posisi tubuh dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah, kita akan memperoleh sebagian gambaran mengenai sistem kardio vaskuler seseorang ( Khorsid et al, 2007).

Keakuratanya sangat bergantung pada cara pengukuran dan kehati-hatian saat pengukuran berlangsung. Sayangnya, hal ini kurang menjadi perhatian paramedis yang melakukan pengukuran (Armstrong, 2002).

Walaupun banyak informasi mengenai posisi lengan terhadap tekanan darah namun sedikit sekali informasi yang diberikan dari literatur mengenai pengaruh posisi tubuh terhadap hasil pengukuran tekanan darah. (Khorsid et al, 2007).

World Health Organization/International Asociety of Hypertension menjelaskan bahwa Tekanan Darah harus diukur secara rutin pada posisi duduk, berbaring atau berdiri dengan syarat lengan sejajar dengan jantung. Hasilnya menunjukan bahwa pengukuran tekanan darah yang diukur dalam posisi duduk atau berbaring menmberikan hasil yang sepadan. Namun pengukuran pada lengan atas kanan dibanding lengan atas kiri belum ada dilakukan penelitiannya (Khorsid et al, 2007).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri dalam berbagai posisi tubuh.


(14)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri dalam berbagai posisi tubuh.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbandingan hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan pada posisi tubuh berbaring, duduk atau berdiri.

2. Mengetahui perbandingan hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kiri pada posisi tubuh berbaring, duduk atau berdiri

3. Mengetahui perbandingan hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri pada posisi tubuh berbaring

4. Mengetahui perbandingan hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri pada posisi tubuh duduk

5. Mengetahui perbandingan hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri pada posisi tubuh berdiri

1.4. Manfaat Penelitian

a. Terhadap pelayanan kesehatan :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengetahuan tentang pengaruh posisi tubuh terhadap hasil pengukuran tekanan darah sehingga dapat mengetahui posisi tubuh yang dapat memberikan hasil yang akurat terhadap pengukuran tekanan darah.

b. Terhadap penelitian selanjutnya :

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukkan atau memberi informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hasil pengukuran tekanan darah pada berbagai posisi tubuh.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. (Ronny et al. 2010)

2.2. Tekanan Darah Arteri Rata-rata

Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong kearah jaringan. Tekanan ini harus diukur secara ketat dengan dua alasan. Pertama, tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup; tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lain tidak akan menerima aliran yang adekuat seberapapun penyesuaian lokal mengenai resistensi arteriol ke organ-organ tersebut yang dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi sehingga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus (Sherwood, 2001).

Mekanisme-mekanisme yang melibatkan integrasi berbagai komponen sistem sirkulasi dan sistem tubuh lain penting untuk mengatur tekanan darah arteri rata-rata. Dua penentu utama tekanan darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan resistensi perifer total. Perubahan setiap faktor tersebut akan mengubah tekanan darah kecuali apabila terjadi perubahan kompensatorik pada variabel lain sehingga tekanan darah konstan. Aliran darah kesuatu jaringan bergantung pada gaya dorong berupa tekanan darah arteri rata-rata dan derajat vasokonstriksi arteriol-arteriol jaringan tersebut. Karena, tekanan arteri rata-rata bergantung pada curah jantung dan derajat vasokonstriksi arteriol, jika arteriol di salah satu jaringan berdilatasi, arteriol di jaringan lain akan mengalami konstriksi untuk mempertahankan tekanan darah arteri yang adekuat, sehingga darah mengalir


(16)

tidak saja ke jaringan yang mengalami vasodilatasi tetapi juga ke otak, yang harus mendapatkan pasokan darah yang konstan. Dengan demikian variabel kardiovaskuler harus terus menerus diubah untuk mempertahankan tekanan darah yang konstan walaupun kebutuhan jaringan akan darah berubah-ubah (Sherwood, 2001).

2.3. Faktor-faktor yang menentukan Tekanan Darah

Agar kita mendapatkan tekanan darah maka harus ada curah jantung dan tahanan terhadap aliran darah sirkulasi sistemik. Tahanan ini disebut tahanan tepi.

Tekanan darah = Curah jantung x Tahanan tepi

Faktor-faktor yang mempengaruhi curah jantung seperti frekuensi jantung dan isi sekuncup. Tahanan terhadap aliran darah terutama terletak di arteri kecil tubuh, yang disebut arteriole. Pembuluh darah berdiameter kecil inilah yang memberikan tahanan terbesar pada aliran darah. Kapiler merupakan pembuluh darah yang jauh lebih kecil dari erteriole, tetapi meskipun setiap kapiler akan memberikan tahanan yang lebih besar di banding sebuah arteriole, terdapat sejumlah besar kapiler yang tersusun paralel dan berasal dari satu arteriole. Akibatnya terdapat sejumlah lintasann alternatif bagi darah dalam perjalanannya dari arteriole ke vena, dan karena inilah maka jaringan kapiler ini tidak memberikan tahanan terhadap aliran darah seperti yang diberikan oleh arteriole (Green, 2008).

2.3.1. Viskositas darah

Tahanan yang diberikan oleh arteriole dari ukuran tertentu bergantung pada viskositas darah. Darah yang merupakan cairan kental, lengket, yang memberikan tahanan dua sampai tiga kali lebih besar daripada air biasa atau larutan garam. Viskositas darah bergantung sebagian pada plasma dan sebagian pada jumlah sel darah merah yang ada.Viskositas darah biasanya konstan, tetapi akan berkurang bila diberikan sejumlah besar larutan garam. Pengganti plasma seperti dextran merupakan cairan kental. Pengurangan dalam jumlah sel darah merah yang beredar sedikit berpengaruh pada viskositas, tetapi akan meningkat pada polisitemia. Viskositas darah yang rendah akan berhubungan dengan tekanan darah rendah dan darah berviskositas tinggi dengan tekanan darah tinggi (Green,2008).


(17)

2.4. Faktor yang mempengaruhi ukuran suatu arteriole. 2.4.1. Nadi Arteri

Denyut arteri paling mudah diraba dan seringkali dapat dilihat. Bila nadi dipakai untuk menentukan frekuensi jantung, maka harus ditentukan jumlah siklus jantung dalam satu menit. Waktunya harus dimulai dari nadi pertama dan nadi pertama ini harus di hitung sebagai nol (0). Berikutnya dihitung sebagai 1, berikutnya lagi 2 dan seterusnya. Nadi radial adalah nadi yang paling sering dipakai untuk menentukan frekuensi jantung. Perlu diingat bahwa perubahan tekanan darah di arteri radialis inilah yang terasa bilamana nadi ditentukan, kenaikan tekanan yang cepat dari 80 mmHg ke 120 mmHg waktu sistole dihantarkan secepatnya melalui arteri dengan kecepatan kira-kira enam meter per detik dan perubahan tekanan memerlukan kira-kira 1/10 detik untuk mencapai pergelangan tangan. Perlu diperhatikan dalam membedakan antara tekanan darah dan aliran darah. Darah yang dikeluarkan dari jantung setiap denyut mengalir jauh lebih lambat dan memerlukan sejumlah detik untuk mencapai pergelangan tangan dan tidak tiba sebelum lewat beberapa denyut. Meskipun adanya denyut nadi memastikan bahwa lintasa pembuluh darah utama adalah pasti antara jantung dan lokasi perabaan nadi, fakta bahwa tidak ada nadi bukan berarti bahwa tidak ada aliran darah di dalam arteri. Fluktuasi tekanan darah di dalam arteri antara tekanan sistole (120 mmHg) dan tekanan diastole (80 mmHg) yang menimbulkan adanya naddi. Bila karena suatu sebab tidak terdapat perbedaan antara kedua tekanan tersebut, dan tekanan merupakan tekanan rata-rata 100 mmHg, dimana masih terdapat suatu aliran darah yang memadai, namun nadi tidak dapat diraba. Adanya tahanan terhadap aliran darah proksimal dari tempat pengukuran inilah yang menghilangkan perbedaan tekanan antara sistole dan diastole, jadi adnya tahanan arteriole menghilangkan perubahan tekanan dari kapiler. Begitu pula suatu obstruksi dicabang arteri akan menghilangkan atau merubah nadi. Bila terdapat obstruksi total, maka darah akan mengalir melalui saluran-saluran anastomose (Green, 2008).


(18)

2.4.2. Koartaksio Aorta

Suatu obstruksi di arkus aorta pada bagian duktus arteriosus disebut koartaksio aorta. Darah akan mencapai anggota bagian bawah lewat anastomose, sehingga kadang-kadang dapat diraba denyut di arteri-arteri interkostal yang membesar dengan meletakkan tangan pada leher bagian belakang seperti menegakkan penderita. Nadi di anggota bagian bawah kemudian dapat dikurangi atau hilang, sehingga tekanan darah femoral akan lebih rendah daripada tekanan darah brankial (Green, 2008).

2.5. Pengukuran Tekanan Darah

Metode standar dalam pengukuran tekanan darah seorang penderita hádala memakai teknik yang dikembangkan oleh Korotkov pada tahun 1905. suatu manset tangan yang dapat di isi udara diletakan melingkari lengan atas, tidak terlalu erat, dengan jarak 3 cm antara bagian bawah manset dan fossa kubiti di situ. Manset tersebut diisi udara dengan pompa tangan kecil dan tekanan di dalam magnet diukur dengan statu manometer merkuri. Alat ini disebut Sfigmomanometer. Nadi arteri brakialis yang terletak di fosa kubiti pada siku dapat ditemukan dengan palpasi. Arteri ini terletak dibagian medial dari tendon bisep dan denyut arteri ini sering sekali dapat dilihat bila tangan dalam keadaan ekstensi total. Perlu diperhatikan bahwa stetoskop tidak dapat digunakan untuk menentukan lokasi arteri brakialis, karena aliran arteri ini bersifat laminar dan tidak akan terdengar suara sebelum manset diisi udara. Kemudian dilakukan palpasi pada nadi radialis di pergelangan tangan dan sambil jari-jari tangan kita melakukan palpasi, tangan yang lain memompa mengisi manset sampai suatu tekanan di atas tekanan dimana nadi radialis menghilang. Kemudian stetoskop diletakan di atas arteri brakialis dan tekanan didalam manset di turunkan perlahan-lahan. Guna mempertahankan penurunan tekanan secara terus menerus, maka katup pengeluaran harus dibuka makin lebar dengan menurunnya tekanan. Dengan menurunnya tekanan, tidak akan terdengar suara sampai tekanan darah sistole tercapai, yaitu bila suara yang seirama dengan denyut jantung terdengar lewat stetoskop. Ini menandakan tekanan darah sistole. Dengan makin


(19)

menurunnya tekanan manset, suara-suar menjadi semakin keras, tetapi pada saat terciptanya tekanan darah diastole, suara tersebut berubah sifatnya menjadi suara tertutup. Sedikit lebih bawah suara-suara itu akhirnya menghilang dan tidak muncul lagi. Titik dimana suara menjadi tertutup dianggap sebagai tekanan darah diastole.

Interval sunyi. Kadang-kadang sewaktu pengukuran tekanan darah seorang penderita hipertensi di temukan suatu interval sunyi. Bila tekanan manset di turunkan dari 300 mmHg, suara-suara mungkin dimulai umpama pada 220 mmHg, menandakan suatu tekanan darah sistole tinggi. Pada tekanan kira-kira 180 mmHg suara-suara itu menghilang untuk timbul kembali pada kira-kira 150 mmHg, sehingga terdapat interval sunyi diantara kedua tekanan ini. Dengan terus menurunnya tekanan manset, suara-suara mendadak menjadi tertutup pada tekanan 100 mmHg pada 85 mmHg menghilang dan tidak timbul lagi. Tekanan darah penderita dalam hal ini adalah sistole 220 mmHg dengan diastole 100 mmHg. Meskipun jarang timbul interval sunyi ini merupakan suatu jebakan bagi dokter yang kurang teliti. Hal ini sering terjadi pada mereka yang secara rutin mamompa manset sampai kira-kira 160 mmHg dan tidak seperti diterangkan diatas, yaitu memompa hingga nadi radialis menghilang. Bila mana suara-suara telah menghilang dibawah tekanan diastole yang ditetapkan, maka masih perlu penurunan tekanan manset diteruskan untuk meyakinkan bahwa tidak ada suara-suara yang timbul kembali. Bila dipakai suatu stetoskop, maka perlu di perhatikan bahwa memasukkan alat tersebut kedalam telinga dengan cara yang benar. Bagian telinga dari alat tersebut bila dilihat dari arah atas perlu dimasukkan ke arah masuk dan maju. Perlu dicegah agar tidak menyentuh tabung karet sehingga tidak akan menimbulkan suara-suara tambahan. Karena suara kortkov sangat lemah, maka tidak mungkin menentukan tekanan darah secara tepat dalam lingkungan yang ramai. Penting dicatat bahwa manset ”tidak boleh terisi untuk jangka waktu lama” dan tekanan manset harus ”diturunkan sampai nol” setiap kali pemakaian. Pada kebanyakan orang tekanan darahnya berfluktuasi sebanyak 10 mmHg dengan pernafasan. Oleh sebab itu mustahil menentukan tekanan darah seseorang dengan ketepataan sampai satu milimeter merkuri ( umpama 117/82) kecuali bila


(20)

fase respirasi pada waktu pengukuran kedua nilai juga di catat. Biasanya dengan ketepatan sampai 5 mmhg juga sudah mencukupi.

2.5.1. Persiapan sebelum pengukuran tekanan darah

1. Idealnya, beritahukan sampel untuk tidak merokok atau meminum minuman yang mengandung kafein setidaknya 30 menit sebelum pengukuran dilakukan.

2. pastikan kamar periksa nyaman dan tenang

3. perintahkan sampel untuk duduk istirahat selama 5 menit dikursi. Lengan diletakkan sejajar dengan jantung

4. pastikan lengan yang akan diperiksa tidak ditutupi oleh pakaian. Pastikan juga tidak ada fistula arteri vena untuk dialisa, skar, pemotongan arteri brakial, tanda-tanda lymph edema

5. palpasi arteri brakial untuk memastikan pulsasinya baik

6. posisikan lengan sehingga arteri brakial pada fossa antecubitti berada sejajar dengan jantung

7. jika sampel duduk letakkan lengan pada meja yang lebih tinggi sedikit dari pinggang sampel. Jika berdiri, untuk mempertahankan posisi lengan setinggi pertengahan dada penderita. (Kasper et al, 2005)


(21)

2.6. Gravitasi dan Tekanan Darah

Karena pengaruh gravitasi, tekanan darah akan meningkat dengan 10 mmhg setiap 12 cm di bawah jantung. Di atas jantung, tekanan darah akan menurun dengan jumlah yang sama. Jadi dalam keadaan berdiri, maka tekanan darah sistole adalah 210 mmHg di kaki tetapi hanya 90 mmHg di otak. Dalam keadaan berbaring kedua tekanan ini akan sama (Green, 2008).

2.6.1. Efek Gravitasi pada Tekanan Vena

a. Pada orang dewasa dalam keadaan tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang berjalan antara jantung dan ekivalen dengan sebuah kolom darah setinggi 1,5 m. Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek gravitasi adalah 90 mmHg. Tekanan yang terjadi pada darah oleh jantung telah berkurang menjadi sekitar 10 mmHg di vena-vena tungkai bawah karena hilangnya tekanan akibat pergesekkan di pembuluh-pembuluh sebelumnya. Tekanan yang ditimbulkan oleh gravitasi (90 mmHg) ditambah tekanan yang ditimbulkan oleh jantung (10 mmHg) menghasilkan tekanan vena 100 mmHg di pergelangan kaki. Demikian juga kapiler didaerah ini mendapat pengaruh gravitasi yang sama (Sherwood, 2001).

b. karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, terjadi penimbunan darah di vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi menembus dinding kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki membengkak, kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan efek gravitasi tersebut (Sherwood, 2001)

2.7. Posisi atau Sikap Tubuh dan Tekanan Darah

Pada dasarnya jumlah darah arteri ditentukan oleh jumlah darah yang terkandung di dalam arteri tersebut. Makin besar jumlah darah di dalam arteri, makin tinggi tekanan arteri dan makin kecil jumlah darah yang terkandung di dalam arteri, makin rendah tekanan arteri. Jumlah darah yang terkandung di dalam


(22)

arteri tergantung pada jumlah darah yang memasuki arteri dan yang meninggalkan arteri. Jika jumlah darah yang masuk banyak maka darah yang terkandung di dalam arteri makin bertambah, dan sebaliknya jika darah yang meninggalkan arteri lebih banyak maka darah yang terkandung di dalam arteri berkurang. Jumlah darah yang masuk ke dalam arteri ditentukan oleh frekuensi jantung dan volume sekuncup jantung.

Fungsi jantung dan pembuluh darah dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Saraf simpatis mempengaruhi fungsi jantung serta pembuluh darah dan pemacunya menyebabkan naiknya frekuensi jantung, bertambah kuatnya konstriksi otot jantung, dan vasokonstriksi pembuluh darah resisten. Saraf parasimpatis mempengaruhi fungsi jantung saja dan pemacuannya mengakibatkan menurunnya frekuensi jantung. Jadi, naik turunnya tekanan darah dipengaruhi oleh saraf otonom, pemacuan saraf simpatis menaikkan tekanan darah arteri dan penghambatan saraf simpatis ditambah dengan pemacu saraf parasimpatis yang mengakibatkan menurunnya tekanan darah. Naik turunnya tekanan darah arteri terjadi secara reflektoris. Pemacuan tekanan darah arteri dapat menimbulkan shock, yaitu keadaan dimana jumlah darah yang masuk ke jaringan berkurang sehingga menimbulkan gejala-gejala klinis tertentu. Misalnya menurunnya kesadaran, kepala terasa ringan, pucat, kaki dan tangan dingin, keluar keringat dingin, dan lain-lain. Cardiogenic shock adalah menurunnya tekanan darah karena melemahnya pemompaan darah oleh jantung. Tekanan darah dalam arteria pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau kedua faktor tersebut. Curah jantung adalah hasil kali antara denyut jantung dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung (Guyton, 2002).


(23)

2.7.1. Berdiri dan Tekanan Darah

Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh

”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami

penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup (Ganong, 2002). Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak.Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002).


(24)

2.7.2. Gerak Tubuh dan Tekanan Darah

Selama gerak tubuh terjadi peningkatan tekanan arteri. Peningkatan ini terjadi karena adanya pencetusan simpatis dan vasokonstriksi sebagian besar pembuluh darah. Peningkatan ini dapat sekecil 20 mmHg atau sampai sebesar 80 mmHg tergantung pada keadaan-keadaan saat gerak badan tersebut dilakukan. Sebaliknya bila orang melakukan gerak badan seluruh tubuh seperti berlari atau berenang kenaikan arteri biasanya hanya 20 mmHg- 40 mmHg. Kurang besarnya kenaikan dalam tekanan arteri disebabkan adanya vasodilatasi yang terjadi di dalam massa otot yang besar (Guyton, 2002). Selama bergerak, otot-otot memerlukan peningkatan aliran darah yang banyak. Sebagian dari peningkatan ini adalah akibat dari vasodilatasi lokal pada vasokularisasi otot yang disebabkan oleh peningkatan metabolisme sel otot. Peningkatan tekanan arteri selama bergerak terutama akibat area motorik sistem saraf menjadi teraktivasi untuk bergerak, sistem pengaktivasi retikuler di batang otak juga ikut teraktivasi, yang melibatkan peningkatan perangsangan yang sangat besar pada area vasokonstriktor dan kardioakselerator pada pusat vasomotor. Keadaan ini akan meningkatkan tekanan arteri dengan segera untuk menyetarakan besarnya peningkatan aktivitas otot (Guyton dan Hall, 2002).

2.7.3. Duduk dan Tekanan Darah

Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini

dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat.Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen (Guyton dan Hall, 2002).


(25)

2.7.4. Berbaring dan Tekanan Darah

Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2 maksimal. Pada posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml. Makin besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi. sekuncup; hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diatole akibat frekuensi denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung hanya berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut) (Guyton, 2002).


(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang perbedaan posisi tubuh terhadap hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri ini akan diuraikan berdasarkan variabel posisi tubuh dan lengan atas kiri dan lengan atas kanan.

3.2 Variabel dan Defenisi Operasional 3.2.1 Variabel

Variabel-variabel yang akan diukur ialah lengan atas kanan dan lengan atas kiri pada mahasiswa laki-laki fakultas kedokteran USU tahun masuk 2009 yang akan dihubungkan dengan adanya perubahan posisi tubuh pada saat pengukuran.

Posisi tubuh merupakan variabel yang independent mencakup posisi tubuh berbaring, duduk dan berdiri.

Pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri ialah varibel dependent.

3.2.2 Defenisi Operasional Mahasiswa Laki-laki

Berbaring

Duduk

Berdiri

Tekanan Darah Lengan Atas Kanan dan Lengan Atas Kiri


(27)

Mahasiswa laki-laki yang sedang menjalani kegiatan perkuliahan di Fakultas kedokteran USU tahun masuk2009

Tekanan darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah.

Duduk

posisi punggung lurus dan bahu berada di belakang serta bokong menyentuh belakang kursi. Caranya, duduklah di ujung belakang kursi dan bungkukkan badan seolah membentuk huruf C. Setelah itu tegakkan badan.

Berdiri

Posisi berdiri adalah suatu keadaan dimana kaki dalam posisi tegak diatas alas yang keras dan datar dan tubuh bertumpu pada kaki.

Berbaring

Posisi berbaring saat melakukan pengukuran tekanan darah adalah suatu keadaan dimana seseorang telentang di atas tempat tidur dengan wajah menghadap keatas, kaki diluruskan dan kedua telapak tangan juga menghadap keatas


(28)

3.3. Hipotesis

3.3.1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada perbedaan hasil pengukuran tekanan darah saat berbaring, duduk dan berdiri pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran USU tahun masuk 2009.

3.3.2. Hipotesis Alternatif (Ha)

• Terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada posisi duduk dengan posisi berdiri dan berbaring pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran USU tahun masuk 2009

• Terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring dengan posisi berdiri dan duduk pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran USU tahun masuk 2009

• Terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada posisi berdiri dengan posisi duduk dan berbaring


(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional yang mengukur tekanan darah pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri dalam berbagai posisi tubuh. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional

study. Data dikumpulkan berdasarkan pengukuran tekanan darah yang dilakukan

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tahun masuk 2009.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak pencarian dan penentuan judul (bulan Februari) hingga pembuatan laporan hasil penelitian (bulan November). Selama pembuatan proposal dan laporan hasil penelitian, telah dilakukan beberapa kali proses bimbingan. Langkah pertama yang diambil memilih ruangan yang akan menjadi tempat penelitian, yaitu Ruangan Praktikum Fisiologi Fakultas Kedokteran USU.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2009 yang tidak memiliki riwayat hipertensi dan hipotensi, dimana informasi tersebut diperoleh berdasarkan wawancara kepada mahasiswa laki-laki yang akan diukur.

Menurut Wahyuni (2008), jumlah sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus :

N. Z 21-α/2 p. (1-p) n= --- (N-1) d2 + Z21- α/2 p. (1-p)


(30)

Keterangan

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

d : kesalahan absolut yang dapat ditolerir P : harga proporsi dipopulasi

Z1- α/2 : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu 204 . (1,96)2. 0,5 (0,5)

n= --- 203 . (0,05)2 + (1,96)2. 0,5 (0,5)

204 . 3,8416 . 0,25

n= --- 203 . 0.0025 + 3,8416 . 0,25

195,927 n= ---

1,4679

n= 133 orang

Dari hasil survei awal, didapatkan bahwa jumlah mahasiswa laki-laki Fakultas kedokteran USU untuk tahun 2009 adalah 204 orang. Dengan menggunakan rumus penghitungan sampel di atas, maka jumlah sampel penelitian adalah 133 orang Sampel diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu dengan teknik consecutive sampling, dimana semua orang yang memenuhi kriteria sampel dijadikan sebagai sampel penelitian. (Wahyuni, 2008)


(31)

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik pengukuran secara observasional terhadap tekanan darah dengan menggunakan spigmomanometer air raksa. Dalam proses pengumpulan data peneliti dibantu 2 asisten penelitian yang telah diajarkan tentang proses pengumpulan data yang ditetapkan peneliti.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data 4.5.1 Pengolahan data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu.

a.Editing

editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden

b.Coding

data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

c.Entri data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer.

d.Cleaning Data

pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukkan data

e.Saving

penyimpanan data untuk siap dianalisis f.Analisis Data


(32)

4.5.2 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah pengukuran tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran selesai dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu tahap editing untuk memeriksa apakah semua mahasiswa telah diukur tekanan darahnya pada lengan atas kanan dan lengan atas kiri dalam posisi berbaring, duduk dan berdiri, kemudian tahap koding, yaitu memberi kode pada hasil pengukuran untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa. Setelah itu dilakukan tahap analisa yaitu menganalisa data yang telah dikumpul dengan menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 17,0 dengan dua metode:

• Pertama ANOVA untuk melihat perbandingan hasil pada posisi berbaring, duduk dan berdiri.

• Kedua, Independent sample T-Test untuk melihat perbandingan hasil pengukuran lengan atas kanan dan lengan atas kiri.


(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini diadakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan dr. Mansyur No.5 Medan, Indonesia. Dimana fakultas ini merupakan salah satu fakultas kebanggaan di Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran USU di buka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru dengan batas wilayah:

a. Batas Utara : jalan dr. Mansyur, Padang Bulan b. Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU c. Batas Timur : jalan Universitas, Padang Bulan d. Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada di tengahnya. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skill lab, ruang seminar, perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi, dan mushola. Fakultas ini menerima mahasiswa baru sebanyak 400 lebih orang setiap tahunnya yang dapat masuk melalui jalur UMB, PMP, SNMPTN, Kemitraan, Mandiri, dan Internasional dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh pihak Universitas.


(34)

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden di Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Usia

< 19 tahun 19-20 tahun

> 20 tahun

17

103

13

12,8%

77,5%

9,8%

Tinggi badan

155-159 cm 160-164 cm 165-169 cm 170-175 cm

17

26

55

35

12,8%

19,5%

41,3%

26,3%

Total 133 100

Seluruh responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa laki-laki di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2009 yang berjumlah 133. Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia responden yang paling banyak terdapat pada kelompok usia 19-20 tahun, yaitu sebanyak 103 orang (n=103; 77,5%),sedangkan usia terendah pada kelompok usia >20 tahun yaitu 13 orang (n=13; 9,8%).

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tinggi badan 165-169 cm yaitu sebanyak 55 orang (n=55; 41,3%). Sedangkan jumlah paling sedikit yaitu 155-159 cm sebanyak 17 orang (n=17; 12,8%).


(35)

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Tekanan darah pada Lengan Atas Kanan dan Kiri dalam berbagai posisi tubuh

Posisi Tubuh Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri

Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik

Duduk

Berdiri

Berbaring

124.81 ± 8.42

114.70 ± 8.47

124.81 ± 8.42

80.30 ± 5.21

70.45 ± 5.20

80.30 ± 5.21

124.81 ± 8.45

114.74 ± 8.46

124.81 ± 8.45

80.30 ± 5.21

70.30 ± 5.21

80.30 ± 5.21

*Keterangan : nilai dalam rata-rata±SD.

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi duduk

Posisi Tubuh

Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value

Duduk 124.81 ± 8.42 124.81 ± 8.45 0,538

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah ( sistolik) pada posisi duduk pada lengan atas kanan 124,81 ( SD 8,42) dan lengan atas kiri 124,81 ( SD 8,45) didapat p value 0,538 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran.

Tabel 5.4 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi duduk

Posisi Tubuh

Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value

Duduk 80.30 ± 5.21 80.30 ± 5.21 0,769

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah (diastolik) pada posisi duduk pada lengan atas kanan 80,30 ( SD 5,21) dan lengan atas kiri 80,30 ( SD 5,21) didapat p value 0,769 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran.


(36)

Pada posisi duduk tidak terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan kiri.Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen.

Tabel 5.5 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berdiri

Posisi Tubuh

Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value

Berdiri 114.70 ± 8.47 114.74 ± 8.46 0,549

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah (sistolik) pada posisi berdiri pada lengan atas kanan 114,70 ( SD 8,47) dan lengan atas kiri 114,74 ( SD 8,46) didapat p value 0,549 yang berarti tidak ada perbedaan hasil pengukuran.

Tabel 5.6 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berdiri

Posisi Tubuh

Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value

Berdiri 70.45 ± 5.20 70.30 ± 5.21 0,846

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah ( diastolik) pada posisi berdiri pada lengan atas kanan 70,45 ( SD 5,20) dan lengan atas kiri 70,30 ( SD 5,21) didapat p value 0,846 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran.


(37)

Tabel 5.7 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berbaring

Posisi Tubuh

Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value

Berbaring 124.81 ± 8.42 124.81 ± 8.45 0,645

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah ( sistolik) pada posisi berbaring pada lengan atas kanan 124,81 ( SD 8,42) dan lengan atas kiri 124,81 ( SD 8,45) didapat p value 0,645 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran.

Tabel 5.8 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berbaring

Posisi Tubuh

Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value

Berbaring 80.30 ± 5.21 80.30 ± 5.21 0,691

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah (diastolik) pada posisi berbaring pada lengan atas kanan 80,30 ( SD 5,21) dan lengan atas kiri 80,30 ( SD 5,21) didapat p value 0,691 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran.

Dari tabel diatas terlihat bahwa hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan kiri dalam posisi berbaring tidak menunjukan adanya perbedaan. Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi.


(38)

Tabel 5.9 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kanan pada posisi tubuh duduk, berdiri dan berbaring

Posisi Duduk Berdiri Berbaring p Value

Lengan atas kanan

124.81 ± 8.42 114.70 ± 8.47 124.81 ± 8.42 0.001

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah ( sistolik) pada lengan atas kanan pada posisi tubuh duduk 124,81 ( SD 8,42) , berdiri 114,70 ( SD 8,42) dan berbaring 124,81 ( SD 8,42) didapat p value = 0,001 yang berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (sistolik) antara posisi tubuh berdiri dengan posisi tubuh duduk dan berbaring.

Tabel 5.10 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kanan pada posisi tubuh duduk, berdiri dan berbaring

Posisi Duduk Berdiri Berbaring p Value

Lengan atas Kanan

80.30 ± 5.21 70.45 ± 5.20 80.30 ± 5.21 0,001

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah ( diastolik) pada lengan atas kanan pada posisi tubuh duduk 80,30 ( SD 5,21) , berdiri 70,45 ( SD 5,20) dan berbaring 80,30 ( SD 5,21) didapat p value = 0,001 yang berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (diastolik) antara posisi tubuh berdiri dengan posisi tubuh duduk dan berbaring.


(39)

Tabel 5.11 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kiri pada posisi tubuh duduk, berdiri dan berbaring

Posisi Duduk Berdiri Berbaring p Value

Lengan atas Kiri

124.81 ± 8.45 114.74 ± 8.46 124.81 ± 8.45 0,001

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah ( sistolik) pada lengan atas kiri pada posisi tubuh duduk 124,81 ( SD 8,45) , berdiri 114,74 ( SD 8,42) dan berbaring 124,81 ( SD 8,45) didapat p value = 0,001 yang berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (sistolik) antara posisi tubuh berdiri dengan posisi tubuh duduk dan berbaring.

Tabel 5.12 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kiri pada posisi tubuh duduk, berdiri dan berbaring

Posisi Duduk Berdiri Berbaring p Value

Lengan Atas Kiri

80.30 ± 5.21 70.30 ± 5.21 80.30 ± 5.21 0,001

Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah ( diastolik) pada lengan atas kiri pada posisi tubuh duduk 80,30 ( SD 5,21) , berdiri 70,30 ( SD 5,20) dan berbaring 80,30 ( SD 5,21) didapat p value = 0,001 yang berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (diastolik) antara posisi tubuh berdiri dengan posisi tubuh duduk dan berbaring.

.

Hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan kiri pada posisi berdiri menunjukan perbedaan, hal ini karena pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak.Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang,


(40)

memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang.

5.2. Pembahasan 5.2.1. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. (Ronny et al. 2010)

5.2.1.1. Tekanan Darah Arteri Rata-rata

Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong kearah jaringan. Tekanan ini harus diukur secara ketat dengan dua alasan. Pertama, tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup; tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lain tidak akan menerima aliran yang adekuat seberapapun penyesuaian lokal mengenai resistensi arteriol ke organ-organ tersebut yang dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi sehingga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus (Sherwood, 2001)

Agar kita mendapatkan tekanan darah maka harus ada curah jantung dan tahanan terhadap aliran darah sirkulasi sistemik. Tahanan ini disebut tahanan tepi.

Tekanan darah = Curah jantung x Tahanan tepi

Faktor-faktor yang mempengaruhi curah jantung seperti frekuensi jantung dan isi sekuncup. Tahanan terhadap aliran darah terutama terletak di arteri kecil tubuh, yang disebut arteriole. Pembuluh darah berdiameter kecil inilah yang memberikan tahanan terbesar pada aliran darah. Kapiler merupakan pembuluh darah yang jauh


(41)

lebih kecil dari erteriole, tetapi meskipun setiap kapiler akan memberikan tahanan yang lebih besar di banding sebuah arteriole, terdapat sejumlah besar kapiler yang tersusun paralel dan berasal dari satu arteriole. Akibatnya terdapat sejumlah lintasann alternatif bagi darah dalam perjalanannya dari arteriole ke vena, dan karena inilah maka jaringan kapiler ini tidak memberikan tahanan terhadap aliran darah seperti yang diberikan oleh arteriole (Green, 2008).

5.2.2. Posisi Tubuh dan Tekanan Darah

Pada dasarnya jumlah darah arteri ditentukan oleh jumlah darah yang

terkandung di dalam arteri tersebut. Makin besar jumlah darah di dalam arteri, makin tinggi tekanan arteri dan makin kecil jumlah darah yang terkandung di dalam arteri, makin rendah tekanan arteri. Jumlah darah yang terkandung di dalam arteri tergantung pada jumlah darah yang memasuki arteri dan yang meninggalkan arteri. Jika jumlah darah yang masuk banyak maka darah yang terkandung di dalam arteri makin bertambah, dan sebaliknya jika darah yang meninggalkan arteri lebih banyak maka darah yang terkandung di dalam arteri berkurang. Jumlah darah yang masuk ke dalam arteri ditentukan oleh frekuensi jantung dan volume sekuncup jantung.

Fungsi jantung dan pembuluh darah dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu

saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Saraf simpatis mempengaruhi fungsi jantung serta pembuluh darah dan pemacunya menyebabkan naiknya frekuensi jantung, bertambah kuatnya konstriksi otot jantung, dan vasokonstriksi pembuluh darah resisten. Saraf parasimpatis mempengaruhi fungsi jantung saja dan pemacuannya mengakibatkan menurunnya frekuensi jantung. Jadi, naik turunnya tekanan darah dipengaruhi oleh saraf otonom, pemacuan saraf simpatis menaikkan tekanan darah arteri dan penghambatan saraf simpatis ditambah dengan pemacu saraf parasimpatis yang mengakibatkan menurunnya tekanan darah. Naik turunnya tekanan darah arteri terjadi secara reflektoris. Pemacuan tekanan darah arteri dapat menimbulkan shock, yaitu keadaandimana jumlah darah yang masuk ke jaringan berkurang sehingga menimbulkan gejala-gejala klinis tertentu. Misalnya menurunnya kesadaran, kepala terasa ringan, pucat, kaki dan tangan dingin, keluar keringat dingin, dan lain-lain. Cardiogenic shock adalah


(42)

menurunnya tekanan darah karena melemahnya pemompaan darah oleh jantung. Tekanan darah dalam arteria pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg.Karena tekanan darah adalah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau kedua faktor tersebut. Curah jantung adalah hasil kali antara denyut jantung dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung (Guyton, 2002).

Menurut World Health Organization/International Society of Hypertension (WHO/ISH) dalam Khorsidet al (2007) pengukuran tekanan darah harus diukur secara rutin dalam posisi duduk atau berbaring diikuti dengan posisi berdiri, dengan syarat lengan setentang dengan atrium kanan. Hasil pengukuran tekanan darah akan menunjukan bahwa pada posisi berbaring dan duduk akan menunjukan hasil yang sepadan jika posisi lengan setentang dengan jantung.

Menurut World Health Organization/International Society of Hypertension dan British Hypertension Society (2002) pada posisi berdiri, level atrium kanan dapat secara praktis mengestimasi level ruang intercostal empat dan midsternum ntuk mendeteksi hipotensi ortostatik. Meskipun hal ini sangat bergantung pada berapa lamanya seseorang berdiri sebelum dilakukan pengukuran tekanan darahnya.

Dalam hal ini peneliti sependapat dengan WHO/ISH bahwa dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk dan berbaring.

Guyton dan Hall menjelaskan bahwa pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun.

Peneliti sependapat dengan Guyton dan hall, dari hasil pengukuran tekanan darah yang telah dilakukan terlihat ada perbedaan yang significan pada posisi berdiri dengan duduk dan berbaring.


(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapati bahwa tidak ada perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada posisi duduk dan berbaring. Namun terdapat perbedaan pada hasil pengukuran tekanan darah pada posisi berdiri di sebabkan oleh adanya efek gravitasi.

6.2. Saran

1. Idealnya untuk individu yang akan dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya tidak melakukn aktivitas fisik yang berlebihan, merokok dan meminum kopi atau yang mengandung kafein lainya setidaknya 30 menit sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah, karena dapat mempengaruhi hasil dari pengukuran tekanan darah.

2. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai rujukan untuk melakukan penelitian lain.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko, 2002. Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Dalam: Arlinda Sari Wahyuni. 2007. Statistika Kedokteran.

Christopher J. Nardo, Lloyd E, Chambless, Kathleen C. Light, Wayne D Rosamond, A. Richey Sharrett, Grethe S. Tell, Gerardo Heiss. 1999.

Descriptive Epidemiology of Blood Pressure Response Change in Body position. American Heart Association, 33: 1123-1129

Dorlan. 2003. Kamus Kedokteran. Edisi ke-29. Jakarta: EGC

Eser, İsmet; Khorshid, Leyla; Güneş Yapucu, Ülkü; Demir, Yurdanur. 2007. The effect of different body positions on blood pressure. Journal of Clinical

Nursing, Vol 16, No 1: pp. 137-140(4).

Grace Ma, MD, Norman Sabin, MD and Martin Dawes, MBBS MD. 2008. A

Comparison of blood pressure measurement over a sleeved arm versus bare arm. Canadian Medical Association:178(5)

Green J. H. 2008. Fisiologi Kedokteran. Publish: Bina Aksara Rupa

Guyton AC, Hall JE. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta: EGC

Ronny, dr, Mkes. Setiawan. Sari, Fatimah. 2010. Fisiologi Kardiovaskular. Jakarta: EGC 26-35

R. T. Netea, L. D. Elving, J. A. Lutterman and Th. Tien. 2002. Body Position and

Blood Pressure Measurement in patients with Diabetes Mellitus. Journal of

Internal Medicine, 251: 393-399

R. T. Netea, J. W. M. Lenders, P. Smits and Th Tien. 2003. Both body and arm

position significantly influence blood pressure measurement. Journal of

Human Hypertension, 17: 459-462

Sastroasmoro, dan Sofyan Ismael. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC

Thomas G. Pickering, John E. Hall, Lawrence j. Appel, Bonita E. Falkner, John Graves, Martha N. Hill, Daniel W. Jones, Theodore Kurtz, Sheldon G. Sheps, and Edward J. Rosella. 2005. Blood Pressure in Human: A Statement for


(45)

American Heart Association Council on High Blood Pressure Research.

American Heart Association, 111: 697-716

Willem J. Verberk, MSc, Abraham A. Kroon, MD, PhD, Alfons G. H. Kessels, MD, MSc, Peter W. de Leeuw, MD, PhD. 2005. Home Blood Pressure

Measurement, Vol 6: No 5

Pickering, TG; Hall, JE; Appel, LJ et al. 2005.


(46)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yanita Fildzania

Tempat / Tanggal lahir : Medan, 15 Januari 1990

Agama : Islam

Orang Tua : Ayah : dr.H.Edwin Effendi, MSc

Ibu : dr.Hj.T.Erna Lisma, SpA

Alamat : Jalan Karya wisata ( Perumahan Citra Wisata

blok XII no 52 ) Riwayat Pendidikan :

1. TK. Kemala Bhayangkari 1 Medan (1994-1995)

2. SD. Kemala Bhayangkari Medan (1995-1999)

SD. Swasta F.Tandean Tebing Tinggi (1999-2001)

3. SMP Negeri 1 Tebing Tinggi (2001-2004)

4. SMA Negeri 1 Medan (2004-2007)


(47)

Lampiran 4

Multiple Comparisons Dependent Variable: tekanan_darah

Bonferroni

* The mean difference is significant at the .05 level. (I) posisi_tubuh (J) posisi_tubuh Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound

kanan duduk kanan baring .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kanan berdiri 10.000(*) 1.032 .000 6.96 13.04

kiri duduk .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kiri baring .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kiri berdiri 10.000(*) 1.032 .000 6.96 13.04

kanan baring kanan duduk .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kanan berdiri 10.000(*) 1.032 .000 6.96 13.04

kiri duduk .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kiri baring .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kiri berdiri 10.000(*) 1.032 .000 6.96 13.04

kanan berdiri kanan duduk -10.000(*) 1.032 .000 -13.04 -6.96

kanan baring -10.000(*) 1.032 .000 -13.04 -6.96

kiri duduk -10.000(*) 1.032 .000 -13.04 -6.96

kiri baring -10.000(*) 1.032 .000 -13.04 -6.96

kiri berdiri .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kiri duduk kanan duduk .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kanan baring .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kanan berdiri 10.000(*) 1.032 .000 6.96 13.04

kiri baring .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kiri berdiri 10.000(*) 1.032 .000 6.96 13.04

kiri baring kanan duduk .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kanan baring .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kanan berdiri 10.000(*) 1.032 .000 6.96 13.04

kiri duduk .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kiri berdiri 10.000(*) 1.032 .000 6.96 13.04

kiri berdiri kanan duduk -10.000(*) 1.032 .000 -13.04 -6.96

kanan baring -10.000(*) 1.032 .000 -13.04 -6.96

kanan berdiri .000 1.032 1.000 -3.04 3.04

kiri duduk -10.000(*) 1.032 .000 -13.04 -6.96


(48)

Multiple Comparisons

Dependent Variable: tekanan darah Bonferroni (I) posisi tubuh (J) posisi tubuh Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound

kanan duduk kanan baring .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kanan berdiri 9.850(*) .639 .000 7.97 11.73

kiri duduk .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kiri baring .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kiri berdiri 10.000(*) .639 .000 8.12 11.88

kanan baring kanan duduk .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kanan berdiri 9.850(*) .639 .000 7.97 11.73

kiri duduk .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kiri baring .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kiri berdiri 10.000(*) .639 .000 8.12 11.88

kanan berdiri kanan duduk -9.850(*) .639 .000 -11.73 -7.97

kanan baring -9.850(*) .639 .000 -11.73 -7.97

kiri duduk -9.850(*) .639 .000 -11.73 -7.97

kiri baring -9.850(*) .639 .000 -11.73 -7.97

kiri berdiri .150 .639 1.000 -1.73 2.03

kiri duduk kanan duduk .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kanan baring .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kanan berdiri 9.850(*) .639 .000 7.97 11.73

kiri baring .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kiri berdiri 10.000(*) .639 .000 8.12 11.88

kiri baring kanan duduk .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kanan baring .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kanan berdiri 9.850(*) .639 .000 7.97 11.73

kiri duduk .000 .639 1.000 -1.88 1.88

kiri berdiri 10.000(*) .639 .000 8.12 11.88

kiri berdiri kanan duduk -10.000(*) .639 .000 -11.88 -8.12

kanan baring -10.000(*) .639 .000 -11.88 -8.12

kanan berdiri -.150 .639 1.000 -2.03 1.73

kiri duduk -10.000(*) .639 .000 -11.88 -8.12

kiri baring -10.000(*) .639 .000 -11.88 -8.12


(49)

Sistolik

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

tekanan darah duduk LaKA 133 124.81 8.448 .733

LaKI 133 124.59 8.086 .701

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 3 8 . 5 3 . 2 2 2 6 . 8 2 . 2 2 1 . 0 - 1 . 7 2 . 2

. 2 2 2 6 3 . 8 2 . 2 2 1 . 0 - 1 . 7 2 . 2

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s

t e k a n a n

F S i g

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e

S t d .

D i f f e L o w U p p

9 5 % C o

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

tekanan darah berdiri LaKA 133 114.70 8.478 .735

LaKI 133 114.48 8.191 .710

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 3 6 . 5 4 . 2 1 2 6 . 8 3 . 2 1 1 . 0 - 1 . 7 2 . 2

. 2 1 2 6 3 . 8 3 . 2 1 1 . 0 - 1 . 7 2 . 2

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s t e k a n a n

F S i g

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e

S t d .

D i f f e L o w U p p

9 5 % C o

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

tekanan darah berbaring LaKA 133 124.81 8.448 .733


(50)

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 2 1 . 6 4 . 4 2 2 6 . 6 7 . 4 3 1 . 0 - 1 . 5 2 . 4

. 4 2 2 6 3 . 6 7 . 4 3 1 . 0 - 1 . 5 2 . 4

E q u a l v a s s u m E q u a l v n o t a s s t e k a n a n d

F S i g

L e v e n e ' E q u a l i t y

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e

S t d .

D i f f e L o w U p p

9 5 % C o

I n t e r v a l D i f f e r e t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e

Diastolik

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean tekanan darah duduk

diastolik

LaKA 133 79.83 4.990 .433

LaKI 133 80.30 5.214 .452

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 0 8 . 7 6 - . 7 2 6 . 4 5 - . 4 . 6 2 - 1 . 7 . 7 5

- . 7 2 6 3 . 4 5 - . 4 . 6 2 - 1 . 7 . 7 5

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s t e k a n a

d u d u k

F S i g .

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e r S t d .

D i f f e r L o w U p p 9 5 % C o n

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e a

Group Statistics

posisi lenga

n atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean tekanan darah berdiri

diastolik

LaKA

133 70.41 5.224 .453

LaKI 133 69.66 5.088 .441

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 0 3 . 8 4 1 . 1 2 6 . 2 3 . 7 5 . 6 3 - . 4 1 . 9

1 . 1 2 6 3 . 2 3 . 7 5 . 6 3 - . 4 1 . 9

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s t e k a n a

b e r d i r i

F S i g .

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e r S t d .

D i f f e r L o w U p p 9 5 % C o n

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e a


(51)

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

tekanan darah baring LaKA 133 80.30 5.214 .452

LaKI 133 79.41 4.955 .430

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 1 5 . 6 9 1 . 4 2 6 . 1 5 . 8 8 . 6 2 - . 3 2 . 1

1 . 4 2 6 3 . 1 5 . 8 8 . 6 2 - . 3 2 . 1

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s t e k a n a n

F S i g

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e

S t d .

D i f f e L o w U p p

9 5 % C o

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e

Anova sistolik kanan

D e s c r i p t i v e s t e k a n a n d a r a h

1 3 1 2 4 8 . 1 . 7 0 1 2 2 1 2 5 1 1 1 4

1 3 1 1 4 8 . 0 7 . 7 0 1 1 2 1 1 5 1 0 1 3

1 3 1 2 3 7 . 9 . 6 8 1 2 2 1 2 5 1 1 1 4

3 9 1 2 0 9 . 2 6 . 4 6 1 1 9 1 2 1 1 0 1 4

d u d u b e r d i b e r b a T o t a l

N M e a S t d . D e S t d . E L o w e r U p p e r 9 5 % C o n f i d e n

M e a n

M i n i m M a x i m

ANOVA

tekanan darah

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups

8585.92

5 2 4292.962 66.536 .000

Within Groups 25550.3

91 396 64.521

Total 34136.3

16 398

Anova sistolik kiri

D e s c r i p t i v e s t e k a n a n d a r a h

1 3 1 2 4 8 . 1 . 7 0 1 2 2 1 2 5 1 1 1 4

1 3 1 1 4 8 . 0 7 . 7 0 1 1 2 1 1 5 1 0 1 3

1 3 1 2 3 7 . 9 . 6 8 1 2 2 1 2 5 1 1 1 4

3 9 1 2 0 9 . 2 6 . 4 6 1 1 9 1 2 1 1 0 1 4

d u d u k b e r d i b e r b a T o t a l

N M e a S t d . D e S t d . E L o w e r U p p e r 9 5 % C o n f i d e n

M e a n


(52)

ANOVA

tekanan darah

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups

8585.92

5 2 4292.962 66.536 .000

Within Groups 25550.3

91 396 64.521

Total 34136.3

16 398

Anova Diastolik kanan

D e s c r i p t i v e s t e k a n a n d a r a h

1 3 8 0 . 3 5 . 2 . 4 5 7 9 . 4 8 1 . 2 7 0 9 0

1 3 7 0 . 4 5 . 2 0 . 4 5 6 9 . 5 7 1 . 3 6 0 8 0

1 3 8 0 . 3 5 . 2 . 4 5 7 9 . 4 8 1 . 2 7 0 9 0

3 9 7 7 . 0 6 . 9 7 . 3 4 7 6 . 3 7 7 . 7 6 0 9 0

d u d u k b e r d i b e r b a T o t a l

N M e a S t d . D e S t d . E L o w e r U p p e r 9 5 % C o n f i d e n

M e a n

M i n i m M a x i m

ANOVA

tekanan darah

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups

8602.00

5 2 4301.003 158.454 .000

Within Groups 10748.8

72 396 27.144

Total 19350.8


(53)

Anova Diastolik Kiri

ANOVA

tekanan darah

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups

8602.00

5 2 4301.003 158.454 .000

Within Groups 10748.8

72 396 27.144

Total 19350.8

77 398

tinggi

Fre que

ncy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Vali

d

158 17 12.8 12.8 12.8

160 8 6.0 6.0 18.8

162 4 3.0 3.0 21.8

163 6 4.5 4.5 26.3

164 8 6.0 6.0 32.3

165 29 21.8 21.8 54.1

167 4 3.0 3.0 57.1

168 18 13.5 13.5 70.7

169 4 3.0 3.0 73.7

170 19 14.3 14.3 88.0

172 8 6.0 6.0 94.0

175 8 6.0 6.0 100.0

Tot


(54)

umur

Fre que

ncy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Vali

d

17 2 1.5 1.5 1.5

18 15 11.3 11.3 12.8

19 80 60.2 60.2 72.9

20 23 17.3 17.3 90.2

21 6 4.5 4.5 94.7

22 4 3.0 3.0 97.7

23 2 1.5 1.5 99.2

24 1 .8 .8 100.0

Tot

al 133 100.0 100.0

Sistolik

Statistics

kanduk kanbar kandiri kirduk kirbar kirdiri

N Valid 133 133 133 133 133 133

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 124.81 124.81 114.70 124.81 124.81 114.74

Std.

Deviation 8.448 8.448 8.478 8.448 8.448 8.468

Minimum 110 110 100 110 110 100

Maximum 140 140 135 140 140 135

Diastolik

Statistics

dukkan barkan dirikan dukkir barkir dirikir

N Valid 133 133 133 133 133 133

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 80.30 80.30 70.45 80.30 80.30 70.30

Std.

Deviation 5.214 5.214 5.203 5.214 5.214 5.214

Minimum 70 70 60 70 70 60


(1)

Sistolik

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

tekanan darah duduk LaKA 133 124.81 8.448 .733

LaKI 133 124.59 8.086 .701

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 3 8 . 5 3 . 2 2 2 6 . 8 2 . 2 2 1 . 0 - 1 . 7 2 . 2

. 2 2 2 6 3 . 8 2 . 2 2 1 . 0 - 1 . 7 2 . 2

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s

t e k a n a n

F S i g

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e

S t d .

D i f f e L o w U p p

9 5 % C o

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

tekanan darah berdiri LaKA 133 114.70 8.478 .735

LaKI 133 114.48 8.191 .710

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 3 6 . 5 4 . 2 1 2 6 . 8 3 . 2 1 1 . 0 - 1 . 7 2 . 2

. 2 1 2 6 3 . 8 3 . 2 1 1 . 0 - 1 . 7 2 . 2

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s t e k a n a n

F S i g

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e

S t d .

D i f f e L o w U p p

9 5 % C o

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

tekanan darah berbaring LaKA 133 124.81 8.448 .733


(2)

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 2 1 . 6 4 . 4 2 2 6 . 6 7 . 4 3 1 . 0 - 1 . 5 2 . 4

. 4 2 2 6 3 . 6 7 . 4 3 1 . 0 - 1 . 5 2 . 4

E q u a l v a s s u m E q u a l v n o t a s s t e k a n a n d

F S i g

L e v e n e ' E q u a l i t y

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e

S t d .

D i f f e L o w U p p

9 5 % C o

I n t e r v a l D i f f e r e t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e

Diastolik

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean tekanan darah duduk

diastolik

LaKA 133 79.83 4.990 .433

LaKI 133 80.30 5.214 .452

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 0 8 . 7 6 - . 7 2 6 . 4 5 - . 4 . 6 2 - 1 . 7 . 7 5

- . 7 2 6 3 . 4 5 - . 4 . 6 2 - 1 . 7 . 7 5

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s t e k a n a

d u d u k

F S i g .

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e r S t d .

D i f f e r L o w U p p 9 5 % C o n

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e a

Group Statistics

posisi lenga

n atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean tekanan darah berdiri

diastolik

LaKA

133 70.41 5.224 .453

LaKI 133 69.66 5.088 .441

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 0 3 . 8 4 1 . 1 2 6 . 2 3 . 7 5 . 6 3 - . 4 1 . 9

1 . 1 2 6 3 . 2 3 . 7 5 . 6 3 - . 4 1 . 9

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s t e k a n a

b e r d i r i

F S i g .

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e r S t d .

D i f f e r L o w U p p 9 5 % C o n

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e a


(3)

Group Statistics

posisi lengan

atas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

tekanan darah baring LaKA 133 80.30 5.214 .452

LaKI 133 79.41 4.955 .430

I n d e p e n d e n t S a m p l e s T e s t

. 1 5 . 6 9 1 . 4 2 6 . 1 5 . 8 8 . 6 2 - . 3 2 . 1

1 . 4 2 6 3 . 1 5 . 8 8 . 6 2 - . 3 2 . 1

E q u a l v a s s u m e E q u a l v n o t a s s t e k a n a n

F S i g

L e v e n e ' s E q u a l i t y o

t d f S i g . ( 2

M e a

D i f f e

S t d .

D i f f e L o w U p p

9 5 % C o

I n t e r v a l D i f f e r e n t - t e s t f o r E q u a l i t y o f M e

Anova sistolik kanan

D e s c r i p t i v e s t e k a n a n d a r a h

1 3 1 2 4 8 . 1 . 7 0 1 2 2 1 2 5 1 1 1 4

1 3 1 1 4 8 . 0 7 . 7 0 1 1 2 1 1 5 1 0 1 3

1 3 1 2 3 7 . 9 . 6 8 1 2 2 1 2 5 1 1 1 4

3 9 1 2 0 9 . 2 6 . 4 6 1 1 9 1 2 1 1 0 1 4

d u d u b e r d i b e r b a T o t a l

N M e a S t d . D e S t d . E L o w e r U p p e r 9 5 % C o n f i d e n

M e a n

M i n i m M a x i m

ANOVA

tekanan darah

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups

8585.92

5 2 4292.962 66.536 .000

Within Groups 25550.3

91 396 64.521

Total 34136.3

16 398

Anova sistolik kiri

D e s c r i p t i v e s t e k a n a n d a r a h

1 3 1 2 4 8 . 1 . 7 0 1 2 2 1 2 5 1 1 1 4

1 3 1 1 4 8 . 0 7 . 7 0 1 1 2 1 1 5 1 0 1 3

1 3 1 2 3 7 . 9 . 6 8 1 2 2 1 2 5 1 1 1 4

3 9 1 2 0 9 . 2 6 . 4 6 1 1 9 1 2 1 1 0 1 4

d u d u k b e r d i b e r b a T o t a l

N M e a S t d . D e S t d . E L o w e r U p p e r 9 5 % C o n f i d e n

M e a n


(4)

ANOVA

tekanan darah

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups

8585.92

5 2 4292.962 66.536 .000

Within Groups 25550.3

91 396 64.521

Total 34136.3

16 398

Anova Diastolik kanan

D e s c r i p t i v e s t e k a n a n d a r a h

1 3 8 0 . 3 5 . 2 . 4 5 7 9 . 4 8 1 . 2 7 0 9 0

1 3 7 0 . 4 5 . 2 0 . 4 5 6 9 . 5 7 1 . 3 6 0 8 0

1 3 8 0 . 3 5 . 2 . 4 5 7 9 . 4 8 1 . 2 7 0 9 0

3 9 7 7 . 0 6 . 9 7 . 3 4 7 6 . 3 7 7 . 7 6 0 9 0

d u d u k b e r d i b e r b a T o t a l

N M e a S t d . D e S t d . E L o w e r U p p e r 9 5 % C o n f i d e n

M e a n

M i n i m M a x i m

ANOVA

tekanan darah

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups

8602.00

5 2 4301.003 158.454 .000

Within Groups 10748.8

72 396 27.144

Total 19350.8


(5)

Anova Diastolik Kiri

ANOVA

tekanan darah

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups

8602.00

5 2 4301.003 158.454 .000

Within Groups 10748.8

72 396 27.144

Total 19350.8

77 398

tinggi

Fre que

ncy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Vali

d

158 17 12.8 12.8 12.8

160 8 6.0 6.0 18.8

162 4 3.0 3.0 21.8

163 6 4.5 4.5 26.3

164 8 6.0 6.0 32.3

165 29 21.8 21.8 54.1

167 4 3.0 3.0 57.1

168 18 13.5 13.5 70.7

169 4 3.0 3.0 73.7

170 19 14.3 14.3 88.0

172 8 6.0 6.0 94.0

175 8 6.0 6.0 100.0

Tot


(6)

umur

Fre que

ncy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Vali

d

17 2 1.5 1.5 1.5

18 15 11.3 11.3 12.8

19 80 60.2 60.2 72.9

20 23 17.3 17.3 90.2

21 6 4.5 4.5 94.7

22 4 3.0 3.0 97.7

23 2 1.5 1.5 99.2

24 1 .8 .8 100.0

Tot

al 133 100.0 100.0

Sistolik

Statistics

kanduk kanbar kandiri kirduk kirbar kirdiri

N Valid 133 133 133 133 133 133

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 124.81 124.81 114.70 124.81 124.81 114.74

Std.

Deviation 8.448 8.448 8.478 8.448 8.448 8.468

Minimum 110 110 100 110 110 100

Maximum 140 140 135 140 140 135

Diastolik

Statistics

dukkan barkan dirikan dukkir barkir dirikir

N Valid 133 133 133 133 133 133

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 80.30 80.30 70.45 80.30 80.30 70.30

Std.

Deviation 5.214 5.214 5.203 5.214 5.214 5.214

Minimum 70 70 60 70 70 60