tidak saja ke jaringan yang mengalami vasodilatasi tetapi juga ke otak, yang harus mendapatkan pasokan darah yang konstan. Dengan demikian variabel
kardiovaskuler harus terus menerus diubah untuk mempertahankan tekanan darah yang konstan walaupun kebutuhan jaringan akan darah berubah-ubah Sherwood,
2001. 2.3.
Faktor-faktor yang menentukan Tekanan Darah
Agar kita mendapatkan tekanan darah maka harus ada curah jantung dan tahanan terhadap aliran darah sirkulasi sistemik. Tahanan ini disebut tahanan tepi.
Tekanan darah = Curah jantung x Tahanan tepi Faktor-faktor yang mempengaruhi curah jantung seperti frekuensi jantung dan isi
sekuncup. Tahanan terhadap aliran darah terutama terletak di arteri kecil tubuh, yang disebut arteriole. Pembuluh darah berdiameter kecil inilah yang memberikan
tahanan terbesar pada aliran darah. Kapiler merupakan pembuluh darah yang jauh lebih kecil dari erteriole, tetapi meskipun setiap kapiler akan memberikan tahanan
yang lebih besar di banding sebuah arteriole, terdapat sejumlah besar kapiler yang tersusun paralel dan berasal dari satu arteriole. Akibatnya terdapat sejumlah
lintasann alternatif bagi darah dalam perjalanannya dari arteriole ke vena, dan karena inilah maka jaringan kapiler ini tidak memberikan tahanan terhadap aliran
darah seperti yang diberikan oleh arteriole Green, 2008.
2.3.1. Viskositas darah
Tahanan yang diberikan oleh arteriole dari ukuran tertentu bergantung pada viskositas darah. Darah yang merupakan cairan kental, lengket, yang
memberikan tahanan dua sampai tiga kali lebih besar daripada air biasa atau larutan garam. Viskositas darah bergantung sebagian pada plasma dan sebagian
pada jumlah sel darah merah yang ada.Viskositas darah biasanya konstan, tetapi akan berkurang bila diberikan sejumlah besar larutan garam. Pengganti plasma
seperti dextran merupakan cairan kental. Pengurangan dalam jumlah sel darah merah yang beredar sedikit berpengaruh pada viskositas, tetapi akan meningkat
pada polisitemia. Viskositas darah yang rendah akan berhubungan dengan tekanan darah rendah dan darah berviskositas tinggi dengan tekanan darah tinggi
Green,2008.
Universitas Sumatera Utara
2.4.
Faktor yang mempengaruhi ukuran suatu arteriole. 2.4.1. Nadi Arteri
Denyut arteri paling mudah diraba dan seringkali dapat dilihat. Bila nadi dipakai untuk menentukan frekuensi jantung, maka harus ditentukan jumlah siklus
jantung dalam satu menit. Waktunya harus dimulai dari nadi pertama dan nadi pertama ini harus di hitung sebagai nol 0. Berikutnya dihitung sebagai 1,
berikutnya lagi 2 dan seterusnya. Nadi radial adalah nadi yang paling sering dipakai untuk menentukan frekuensi jantung. Perlu diingat bahwa perubahan
tekanan darah di arteri radialis inilah yang terasa bilamana nadi ditentukan, kenaikan tekanan yang cepat dari 80 mmHg ke 120 mmHg waktu sistole
dihantarkan secepatnya melalui arteri dengan kecepatan kira-kira enam meter per detik dan perubahan tekanan memerlukan kira-kira 110 detik untuk mencapai
pergelangan tangan. Perlu diperhatikan dalam membedakan antara tekanan darah dan aliran darah. Darah yang dikeluarkan dari jantung setiap denyut mengalir jauh
lebih lambat dan memerlukan sejumlah detik untuk mencapai pergelangan tangan dan tidak tiba sebelum lewat beberapa denyut. Meskipun adanya denyut nadi
memastikan bahwa lintasa pembuluh darah utama adalah pasti antara jantung dan lokasi perabaan nadi, fakta bahwa tidak ada nadi bukan berarti bahwa tidak ada
aliran darah di dalam arteri. Fluktuasi tekanan darah di dalam arteri antara tekanan sistole 120 mmHg dan tekanan diastole 80 mmHg yang menimbulkan adanya
naddi. Bila karena suatu sebab tidak terdapat perbedaan antara kedua tekanan tersebut, dan tekanan merupakan tekanan rata-rata 100 mmHg, dimana masih
terdapat suatu aliran darah yang memadai, namun nadi tidak dapat diraba. Adanya tahanan terhadap aliran darah proksimal dari tempat pengukuran inilah yang
menghilangkan perbedaan tekanan antara sistole dan diastole, jadi adnya tahanan arteriole menghilangkan perubahan tekanan dari kapiler. Begitu pula suatu
obstruksi dicabang arteri akan menghilangkan atau merubah nadi. Bila terdapat obstruksi total, maka darah akan mengalir melalui saluran-saluran anastomose
Green, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Koartaksio Aorta Suatu obstruksi di arkus aorta pada bagian duktus arteriosus disebut
koartaksio aorta. Darah akan mencapai anggota bagian bawah lewat anastomose, sehingga kadang-kadang dapat diraba denyut di arteri-arteri interkostal yang
membesar dengan meletakkan tangan pada leher bagian belakang seperti menegakkan penderita. Nadi di anggota bagian bawah kemudian dapat dikurangi
atau hilang, sehingga tekanan darah femoral akan lebih rendah daripada tekanan darah brankial Green, 2008.
2.5. Pengukuran Tekanan Darah