Deskripsi Karakteristik Responden Tabel 5.1

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden Tabel 5.1

Distribusi karakteristik responden di Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara Karakteristik Frekuensi n Persentase Usia 19 tahun 19-20 tahun 20 tahun 17 103 13 12,8 77,5 9,8 Tinggi badan 155-159 cm 160-164 cm 165-169 cm 170-175 cm 17 26 55 35 12,8 19,5 41,3 26,3 Total 133 100 Seluruh responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa laki-laki di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2009 yang berjumlah 133. Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia responden yang paling banyak terdapat pada kelompok usia 19-20 tahun, yaitu sebanyak 103 orang n=103; 77,5, sedangkan usia terendah pada kelompok usia 20 tahun yaitu 13 orang n=13; 9,8 . Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tinggi badan 165-169 cm yaitu sebanyak 55 orang n=55; 41,3 . Sedangkan jumlah paling sedikit yaitu 155-159 cm sebanyak 17 orang n=17; 12,8. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Tekanan darah pada Lengan Atas Kanan dan Kiri dalam berbagai posisi tubuh Posisi Tubuh Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Duduk Berdiri Berbaring 124.81 ± 8.42 114.70 ± 8.47 124.81 ± 8.42 80.30 ± 5.21 70.45 ± 5.20 80.30 ± 5.21 124.81 ± 8.45 114.74 ± 8.46 124.81 ± 8.45 80.30 ± 5.21 70.30 ± 5.21 80.30 ± 5.21 Keterangan : nilai dalam rata-rata±SD. Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi duduk Posisi Tubuh Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value Duduk 124.81 ± 8.42 124.81 ± 8.45 0,538 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah sistolik pada posisi duduk pada lengan atas kanan 124,81 SD 8,42 dan lengan atas kiri 124,81 SD 8,45 didapat p value 0,538 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran. Tabel 5.4 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi duduk Posisi Tubuh Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value Duduk 80.30 ± 5.21 80.30 ± 5.21 0,769 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah diastolik pada posisi duduk pada lengan atas kanan 80,30 SD 5,21 dan lengan atas kiri 80,30 SD 5,21 didapat p value 0,769 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran. Universitas Sumatera Utara Pada posisi duduk tidak terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan kiri.Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Tabel 5.5 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berdiri Posisi Tubuh Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value Berdiri 114.70 ± 8.47 114.74 ± 8.46 0,549 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah sistolik pada posisi berdiri pada lengan atas kanan 114,70 SD 8,47 dan lengan atas kiri 114,74 SD 8,46 didapat p value 0,549 yang berarti tidak ada perbedaan hasil pengukuran. Tabel 5.6 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berdiri Posisi Tubuh Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value Berdiri 70.45 ± 5.20 70.30 ± 5.21 0,846 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah diastolik pada posisi berdiri pada lengan atas kanan 70,45 SD 5,20 dan lengan atas kiri 70,30 SD 5,21 didapat p value 0,846 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berbaring Posisi Tubuh Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value Berbaring 124.81 ± 8.42 124.81 ± 8.45 0,645 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah sistolik pada posisi berbaring pada lengan atas kanan 124,81 SD 8,42 dan lengan atas kiri 124,81 SD 8,45 didapat p value 0,645 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran. Tabel 5.8 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kanan dan Kiri pada posisi berbaring Posisi Tubuh Lengan Atas Kanan Lengan Atas Kiri p value Berbaring 80.30 ± 5.21 80.30 ± 5.21 0,691 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah diastolik pada posisi berbaring pada lengan atas kanan 80,30 SD 5,21 dan lengan atas kiri 80,30 SD 5,21 didapat p value 0,691 yang berarti tidak dapat perbedaan hasil pengukuran. Dari tabel diatas terlihat bahwa hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan kiri dalam posisi berbaring tidak menunjukan adanya perbedaan. Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kanan pada posisi tubuh duduk, berdiri dan berbaring Posisi Duduk Berdiri Berbaring p Value Lengan atas kanan 124.81 ± 8.42 114.70 ± 8.47 124.81 ± 8.42 0.001 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah sistolik pada lengan atas kanan pada posisi tubuh duduk 124,81 SD 8,42 , berdiri 114,70 SD 8,42 dan berbaring 124,81 SD 8,42 didapat p value = 0,001 yang berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah sistolik antara posisi tubuh berdiri dengan posisi tubuh duduk dan berbaring. Tabel 5.10 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kanan pada posisi tubuh duduk, berdiri dan berbaring Posisi Duduk Berdiri Berbaring p Value Lengan atas Kanan 80.30 ± 5.21 70.45 ± 5.20 80.30 ± 5.21 0,001 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah diastolik pada lengan atas kanan pada posisi tubuh duduk 80,30 SD 5,21 , berdiri 70,45 SD 5,20 dan berbaring 80,30 SD 5,21 didapat p value = 0,001 yang berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah diastolik antara posisi tubuh berdiri dengan posisi tubuh duduk dan berbaring. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11 Hasil Pengukuran Tekanan darah sistolik pada Lengan Atas Kiri pada posisi tubuh duduk, berdiri dan berbaring Posisi Duduk Berdiri Berbaring p Value Lengan atas Kiri 124.81 ± 8.45 114.74 ± 8.46 124.81 ± 8.45 0,001 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah sistolik pada lengan atas kiri pada posisi tubuh duduk 124,81 SD 8,45 , berdiri 114,74 SD 8,42 dan berbaring 124,81 SD 8,45 didapat p value = 0,001 yang berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah sistolik antara posisi tubuh berdiri dengan posisi tubuh duduk dan berbaring. Tabel 5.12 Hasil Pengukuran Tekanan darah diastolik pada Lengan Atas Kiri pada posisi tubuh duduk, berdiri dan berbaring Posisi Duduk Berdiri Berbaring p Value Lengan Atas Kiri 80.30 ± 5.21 70.30 ± 5.21 80.30 ± 5.21 0,001 Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah diastolik pada lengan atas kiri pada posisi tubuh duduk 80,30 SD 5,21 , berdiri 70,30 SD 5,20 dan berbaring 80,30 SD 5,21 didapat p value = 0,001 yang berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah diastolik antara posisi tubuh berdiri dengan posisi tubuh duduk dan berbaring. . Hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan kiri pada posisi berdiri menunjukan perbedaan, hal ini karena pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak.Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang, Universitas Sumatera Utara memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang. 5.2. Pembahasan 5.2.1. Tekanan Darah