2. Hak Jaminan pada Umumnya
Menurut Pasal 1131 KUH Perdata, segala harta kekayaan seorang debitur, baik yang berupa benda-benda bergerak maupun benda-benda tetap, baik yang sudah
ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi jaminan bagi semua perikatan hutangnya. Dengan berlakunya ketentuan 1131 KUH Perdata itu, maka
dengan sendirinya atau demi hukum terjadilah pemberian jaminan oleh seorang debitur kepada setiap krediturnya atas segala kekayaan debitur itu.
Demikian juga halnya dalam perjanjian kredit selalu diikuti dengan perjanjian pemberian jaminan, yang umumnya adalah jaminan kebendaan oleh debitur kepada
bank sebagai kreditur, jika terjadi kredit macet maka pihak kreditur dapat mengeksekusi jaminan kebendaan tersebut sebagai pengembalian utang di
debitur. Permasalahan timbul apabila terdapat beberapa kreditur dan ternyata debitur
cidera janji terhadap salah satu kreditor atau beberapa kreditur itu. Atau debitur jatuh pailit dan harta kekayaannya harus dilikuidasi. Sudah barang tentu masing-masing
kreditur merasa mempunyai hak terhadap harta kekayaan debitur itu sebagai jaminan piutangnya masing-masing. Menurut ketentuan Pasal 1132 KUH Perdata, harta
kekayaan debitur itu menjadi jaminan secara bersama-sama bagi semua kreditur yang memberi hutang kepada debitur yang bersangkutan. Menurut Pasal 1132 KUH
Perdata itu, hasil dari penjualan benda-benda yang menjadi kekayaan debitur itu
Universitas Sumatera Utara
dibagi kepada semua krediturnya secara seimbang atau proporsional menurut perbandingan besarnya piutang masing-masing. Namun, Pasal 1132 KUH Perdata,
memberikan indikasi bahwa diantara para kreditur itu dapat didahulukan terhadap kreditur-kreditur lain apabila ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan itu.
Alasan-alasan yang sah yang dimaksudkan didalam Pasal 1132 KUH Perdata itu, ialah alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang.
Di antara alasan-alasan yang dimaksudkan oleh Pasal 1132 KUH Perdata itu, diberikan oleh Pasal 1133 KUH Perdata, Menurut Pasal 1133 KUH Perdata itu, hak
untuk didahulukan bagi seorang kreditor tertentu terhadap kreditur-kreditur lain timbul dari hak istimewa, gadai dan hipotik hak tanggungan.
81
Urutan dari hak untuk didahulukan yang timbul dari ketiga hak yang disebut dalam Pasal 1133 KUH
Perdata itu, menurut Pasal 1134 KUH Perdata gadai dan hipotik hak tanggungan lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal-hal yang oleh undang-undang
ditentukan sebaliknya. Dari ketentuan Pasal 1132 KUH Perdata itu dan dihubungkan pula dengan
ketentuan Pasal 1133 dan 1134 KUHPerdata, maka karena itu, para kreditur yang tidak mempunyai kedudukan untuk didahulukan berdasarkan alasan-alasan tertentu
yang ditentukan oleh undang-undang, mempunyai kedudukan yang sama. Sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 1132 KUH Perdata, hak mereka untuk
81
Setelah berlakunya UUHT.
Universitas Sumatera Utara
memperoleh pembagian dari hasil penjualan harta kekayaan debitur, dalam hal debitor cidera janji, adalah berimbang secara proporsional menurut besarnya masing-
masing piutang mereka. Pembagian menurut keseimbangan itu mendapat penegasan kembali dalam Pasal 1136 KUH Perdata.
Menurut Sutan Remy Sjahdeini:
82
Dalam hal-hal tertentu, adakalanya seorang kreditur menginginkan untuk tidak berkedudukan sama dengan kreditur-kreditur lain. Karena kedudukan
yang sama dengan kreditur-kreditur lain itu berarti mendapatkan hak yang berimbang dengan kreditur-kreditur lain dari hasil penjualan harta kekayaan
debitor, apabila debitur cidera janji, sebagaimana menurut ketentuan Pasal 1132 dan 1136 KUH Perdata. Kedudukan yang berimbang itu tidak
memberikan kepastian akan terjaminnya pengembalian piutangnya. Kreditur yang bersangkutan tidak akan pernah tahu akan adanya kreditur-kreditur lain
yang mungkin muncul di kemudian hari. Makin banyak kreditur dan debitur yang bersangkutan, makin kecil pula kemungkinan terjaminnya pengembalian
piutang yang bersangkutan apabila karena sesuatu hal debitur menjadi berada dalam keadaan insolven tidak. mampu membayar hutang-hutangnya. Dan
sebagai akibatnya, kernungkinan dinyatakan oleh pengadilan debitur itu jatuh pailit dan harta kekayaannya dilikuidasi. Pengadaan hak-hak jaminan oleh
undang-undang, seperti hipotik dan gadai, adalah untuk memberikan kedudukan bagi seorang kreditur tertentu untuk didahulukan terhadap
kreditur-kreditur lain. Itulah pula tujuan dari eksistensi hak tanggungan yang diatur oleh UUHT.
Kreditur-kreditur yang tidak mempunyai hak untuk didahulukan terhadap kreditur-kreditur lain, disebut kreditur konkuren. Sedangkan kreditur yang
mempunyai hak untuk didahulukan terhadap kreditur-kreditur lain, disebut kreditur preferen.
82
Sutan Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan Pokok dan Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan Suatu Kajian Mengenai Undang-Undang Hak
Tanggungan, Alumni, Bandung, 1999, hal. 10-11
Universitas Sumatera Utara
B. Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada Bank Swasta Terkait Dengan
Barang Jaminan Kredit Kegiatan perkreditan merupakan proses pembentukan asset bank. Kredit
merupakan risk asset bank karena asset bank dikuasai oleh pihak luar bank yaitu para debitur. Setiap bank menginginkan dan berusaha keras agar kualitas risk asset ini
sehat dalam arti produktif dan atau kredit dapat kembali pada waktunya collectable. Namun kredit yang diberikan kepada para debitur selalu ada resiko berupa kredit
tidak dapat kembali tepat pada waktunya yang dinamakan kredit bermasalah atau Non Performing Loan NPL.
Penyelesaian terhadap kredit bermasalah ini terus dilakukan oleh pihak bank dan merupakan prioritas utama untuk menghindari timbulnya kredit bermasalah yang
baru, sehingga pembahasan mengenai penyelesaian kredit bermasalah ini dilakukan secara rutin setiap satu minggu sekali. Disamping itu, bank terus berupaya untuk
mendorong pertumbuhan kredit dengan selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian. Walaupun demikian kredit bermasalah sulit dihindari.
83
Kredit bermasalah selalu ada dalam kegiatan perkreditan, dan bank hanya berusaha menekan seminimal mungkin besarnya kredit bermasalah agar tidak
melebihi ketentuan Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor: 96PBI2007 tanggal 30 Maret 2007 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank
83
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan.
Universitas Sumatera Utara
Indonesia Nomor 72PBI2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, memberikan penggolongan mengenai kualitas kredit sebagai berikut:
1. Kredit performing loan tidak bermasalah, terdiri dari kredit lancar dan kredit
dalam perhatian khusus 2.
Kredit bermasalah non performing loan, terdiri dari kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet.
Untuk menentukan suatu kualitas kredit dinyatakan lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan macet, dapat dinilai dari tiga aspek yaitu prospek
usaha, kondisi keuangan dengan penekanan arus kas dan kemampuan membayar. Tiga aspek penilaian tersebut merupakan satu kesatuan untuk menilai kualitas
kredit, tidak secara parsial misalnya hanya dari kemampuan membayar saja. Meskipun kemampuan membayar lancar tetapi kalau prospek usaha tidak ada maka
kredit tersebut dapat dinilai Non Performing Loan NPL. Namun untuk menilai kualitas kredit dari prospek usaha dan kondisi keuangan agak sulit dibanding menilai
kemampuan membayar. Menilai kemampuan membayar lebih mudah karena ukurannya jelas yaitu:
84
1. Pembayaran dilakukan tepat pada waktunya, perkembangan rekening baik dan
tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit. 2.
Kredit digolongkan Dalam Perhatian Khusus, jika terdapat tunggakan pembayaran pokok danatau bunga sampai dengan 90 hari 3 bulan.
84
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 96PBI2007 tanggal 30 Maret 2007 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 72PBI2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum
Universitas Sumatera Utara
3. Kredit digolongkan Kurang Lancar jika terdapat tunggakan pembayaran pokok
dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari 6 bulan. 4.
Kredit digolongkan Diragukan jika terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari 9 bulan.
5. Kredit digolongkan Macet jika terdapat tunggakan pokok danatau bunga yang
telah melampaui 270 hari 9 bulan lebih. Untuk menghindarkan kredit bermasalah NPL, bank sebenarnya telah
melakukan pengamanan preventif dengan melakukan analisa yang mendalam terhadap usaha dan penghasilan serta kemampuan debitur. Analisa dari aspek hukum
juga telah dilakukan misalnya legalitas debitur, legalitas usaha debitur, kewenangan orang bertindak mewakili perusahaan, keabsahan hukum dari barang yang menjadi
agunan, penjaminborgtocht dan pemantauan serta pengawasan secara terus menerus. Meskipun pengamanan preventif telah dilakukan, banyak debitur tidak mampu
menyelesaikan hutangnya tepat pada waktunya sesuai perjanjian kredit sehingga menjadi kredit bermasalah. Hal ini menurut keterangan responden disebabkan
oleh:
85
1. Debitur mengalami kemerosotan usaha dan gagalnya usaha yang mengakibatkan
berkurangnya pendapatan usaha debitur 2.
Debitur sengaja tidak mau membayar karena karakter debitur tidak baik.
85
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan.
Universitas Sumatera Utara
Kredit macet merupakan beban bank karena kredit macet menjadi salah satu faktor dan indikator penentu kinerja sebuah bank, oleh karena itu adanya kredit
bermasalah apalagi dalam golongan macet menuntut agar :
86
1. Penyelesaian yang cepat, tepat, dan akurat dan segera mengambil tindakan hukum
jika sudah tidak ada jalan lain penyelesaian melalui restrukturisasi. Untuk menjaga agar kredit yang telah diberikan kepada debitur memiliki kualitas
performing loan maka harus dilakukan pemantauan dan pengawasan untuk mengetahui secara dini bila terjadi deviasi penyimpangan dan langkah-langkah
memperbaikinya. 2.
Dilakukan penilaian ulang review secara periodik agar dapat diketahui sedini mungkin baik actual loan problem, maupun potential problem sehingga Bank
dapat mengambil langkah-langkah pengamanannya action program. 3.
Dilakukan penyelamatan dan penyelesaian segera, baik kredit menunjukkan bermasalah non performing loan.
Secara umum pihak Bank untuk tindakan pencegahan jika terjadinya kredit bermasalah di kemudian hari, maka dalam pengikatan kredit dilakukan dalam
bentuk tertulis dengan mengunakan akta notaril, yang mana akta tersebut berjudul akta ”Perjanjian Kredit”.
87
86
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan.
87
Dasar hukum yang mengharuskan perjanjian kredit harus berbentuk tertulis adalah Instruksi Presidium Kabinet nomor 115EKIN101966 tanggal 10 Oktober 1966, menegaskan : Dilarang
melakukan pemberian kredit tanpa ada perjanjian kredit yang jelas antar Bank dengan Debitur. Bentuk Perjanjian Kredit dapat dibuat dengan akta dibawah tangan atau dengan akta notaril
Universitas Sumatera Utara
Pengikatan kredit dengan akta notaris adalah suatu hal yang logis, karena setiap orang yang mengikat perjanjian yang dapat menimbulkan hak dan
kewajiban bagi mereka, sehingga hal yang sangat penting mengikat kepastian hukum yang lebih besar yang mengikat bagi mereka yang mengadakan
persetujuan tersebut.
88
Setelah ditandatangani perjanjian kredit, maka akan dilanjutkan dengan pengikatan perjanjian, khususnya untuk objek jaminan kredit adalah tanah beserta
bangunan di atasnya, maka dilakukan dengan hak tanggungan. Dengan menggunakan hak tanggungan sebagai pengikat jaminan kredit
dalam perjanjian kredit akan diperoleh banyak manfaat dan keuntungan bagi kreditur terutama dalam hal pelaksanaan penyelesaian kredit, karena hak
tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial, yaitu kekuatan eksekutorial yang dapat dilaksanakan eksekusinya tanpa lebih dahulu melalui pengajuan gugatan ke
pengadilan dan kekuatan hukumnya sama seperti putusan hakim pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Walaupun sudah dilakukan pengikatan jaminan atas kredit yang sudah mempunyai hak eksekusi bagi bank, namun dalam pelaksanaan penyelamatan atau
langkah penyelesaian kredit bermasalah tetap terlebih dahulu melalui perundingan kembali antara kreditur dengan debitur, dengan cara bank memperingan syarat-syarat
pengembalian kredit, sehingga dengan memperingan syarat-syarat pengembalian
88
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan.
Universitas Sumatera Utara
kredit tersebut diharapkan debitur memiliki kemampuan kembali untuk menyelesaikan kredit itu.
89
Adapun upaya dari bank pemberi kredit untuk menyelesaikan kredit macet dilakukan dengan cara:
1. Memperkenankan debitur menjual sendiri barang jaminan. Kreditur dapat meminta debitur melakukan penjualan jaminan kredit, karena
dengan cara ini dapat menghemat waktu, biaya dan hasilnya akan lebih baik dari pada lelang, secara teori penjualan jaminan melalui lelang bertujuan untuk
memperoleh harga yang tinggi tetapi dalam pelaksanaannya justru sebaliknya biaya mahal, memerlukan waktu lama untuk menuju lelang dan hasil penjualan
lelang rendah. Bank sebagai kreditur membantu debitur dalam melakukan penjualan
jaminan tersebut, dengan cara mencarikan calon pembeli dan kalau perlu ikut berunding dengan calon pembeli untuk memperlancar penjualan tersebut.
Meskipun debitur sebagai pemilik yang berhak menentukan nilai penjualan tersebut, tetapi bank atau kreditur sebagai pemegang jaminan juga berhak untuk
mengatur nilai penjualan agar tidak terlalu rendah sehingga tidak sesuai dengan penilaian bank atau terlalu tinggi sehingga tidak laku. Bank juga harus mengatur
agar hasil penjualan barang jaminan tidak jatuh ke debitur tetapi langsung disetor ke bank guna pembayaran atas hutang debitur. Kalau perlu dibuat kesepakatan
89
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan.
Universitas Sumatera Utara
tertulis antara bank, debitur dan calon pembeli mengenai transfer pembayaran jual beli melalui bank untuk membayar hutang debitur.
90
2. Bank menjual barang-barang jaminan dibawah tangan berdasarkan surat kuasa jual.
Jika terjadi kredit macet, atas permintaan kreditur, debitur memberi kuasa kepada bankkreditur untuk menjual barang jaminan karena debitur kesulitan atau tidak
mampu menjual sendiri atau mungkin debitur tidak ingin dibebani kewajiban yang tidak mudah itu. Secara yuridis dengan surat kuasa tersebut, debitur telah
melimpahkan wewenang kepada bank dan karenanya bank memiliki kewenangan untuk melakukan penjualan jaminan berdasarkan surat kuasa dan hasil penjualan
tersebut digunakan untuk melunasi hutangnya. Dalam hal ini untuk mempertanggungjawabkan harga penjualan itu adalah harga yang wajar, maka
jaminan itu perlu dilakukan penilaian oleh konsultan independen sehingga nilai penjualan tersebut dapat diterima oleh debitur dan kreditur.
91
Dalam prakteknya penjualan jaminan kredit bank atas dasar surat kuasa tersebut tidak mudah dilaksanakan karena para PPAT atau notaris menghendaki
debitur hadir di muka PPAT atau notaris guna menyaksikan penandatangan akta jual beli, karena PPAT atau notaris mempunyai kekhawatiran bila debitur tidak
90
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan.
91
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan.
Universitas Sumatera Utara
ikut menyaksikan penandatangan akta jual beli maka dikemudian hari debitur dapat menuntut pembatalan jual beli tersebut karena penjualan jaminan tersebut
ternyata harganya di bawah pasar sehingga merugikan debiturpemilik jaminan. Meskipun dalam praktek ada kesulitan untuk menjual barang jaminan
berdasarkan surat kuasa, petugas penyelamat kredit harus tetap mengusahakan penggunaan surat kuasa dari debitur kepada kreditur untuk menjual barang
jaminan dan harus berupaya keras untuk meyakinkan PPATnotaris agar bersedia membuat akta jual beli.
92
Usaha-usaha penyelamatan kredit tersebut di atas tergolong sebagai usaha yang masih lunak karena bila usaha tersebut bisa dilaksanakan maka:
1. Debitur dapat menyelesaikan permasalahan kredit macet yang dialaminya. 2. Debitur terlepas dari sanksi berupa dimasukkan ke dalam black list nasabah
perbankan. Bila debitur telah dimasukkan ke dalam black list perbankan maka debitur tidak dimungkinkan lagi untuk melakukan hubungan dengan perbankan.
Penyelesaian kredit bermasalah itu selanjutnya adalah langkah penyelesaian melalui lembaga hukum dikarenakan langkah penyelamatan sudah tidak
dimungkinkan lagi. Tujuan penyelesaian kredit melalui lembaga hukum ini adalah untuk menjual atau mengeksekusi benda jaminan kredit secara sepihak oleh bank
melalui penjualan lelang.
92
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan.
Universitas Sumatera Utara
C. Sekilas Tentang PT. Balai Lelang Sukses Mandiri BALESMAN Medan
Sebagaimana telah dikemukakan pada latar belakang penelitian ini fokus pada pelaksanaan lelang barang jaminan bank swasta yang dilakukan pada Balai Lelang
Swasta di Kota Medan. Dari hasil penelitian diketahui, pada saat ini dari beberapa Balai Lelang
Swasta yang ada hanya satu balai lelang swasta yang berdomisili di Kota Medan, yaitu PT. Balai Lelang Sukses Mandiri.
PT. Balai Lelang Sukses Mandiri BALESMAN adalah salah satu balai lelang swasta yang didirikan pada tahun 2009 dengan Akta Pendirian Perusahaan
Nomor 53 tanggal 29 Mei 2009. Surat Izin Pendirian Balai Lelang tersebut diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan tentang Pemberian Izin Operasional Balai Lelang PT. Balai Lelang Sukses Mandiri Nomor 175KM.92009 tanggal 3 November 2009 dan Keputusan Menteri
Hukum dan HAM Republik Indonesia tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan Nomor: AHU-33803.AH.o1.01 Tahun 2009 tanggal 17 Juli 2009. Selanjutnya dalam
pengoperasioannya terdaftar dalam: 1. Izin Tempat Usaha Domisili, Nomor: 1301SB-12009 tanggal 25 Juni 2009
2. Surat Izin Gangguan Tempat Usaha Bukan Perusahaan Industri, Nomor: 5033661BIWASVII2009 tanggal 13 Juli 2009
3. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, Nomor: 21.104.251.0-118.000 tanggal 29 Juni 2009
Universitas Sumatera Utara
4. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas Nomor TDP.08.1.93.12248 5. Surat
Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak,
Nomor: PEM-
536BDWPJ.01KP.05032009. PT. Balai Lelang Sukses Mandiri beralamat di Jalan Bambu No.48 Kelurahan
Durian, Kecamatan Medan Timur, Medan – 20235, Telp 061 4558820, Fax 061 4558820, Email: balesmanyahoo.com, dengan fasilitas pendukung: lokasi kantor
yang strategis, ruangan lelang yang dapat menampung peserta lelang lebih kurang 30 orang, serta lokasi penampungan kendaraan dan open house menampung lebih
kurang 50 kendaraan dan alat-alat inventaris lainnya. Adapun komisaris dan direktur PT. Balai Lelang Sukses Mandiri adalah:
Komisaris Utama: Ibu Zulrida Andayani, Komisaris: Ibu linda Sugiarti, Direktur Utama: Bapak Drs. Ali Amran Tanjung, SH., M.Hum. dan Direktur: Bapak Mahmud
Yasir, SH dan Bapak Muhammad Syahril Hamzah.” Visi PT. Balai Lelang Sukses Mandiri adalah ”Balai Lelang Terpercaya dan
Terdapat”. Sedangkan Misi adalah ”Memberikan pelayanan terbaik, membangun kerjasama dan mencapai kesuksesan dan memprioritaskan kepercayaan dalam
berminta”. Selanjutnya yang yang menjadi Motto adalah “Bersama Kita Sukses”. PT. Balai Lelang Sukses Mandiri dalam meraih sukses senantiasa
meningkatkan kemampuan, keterampilan, sikap proaktif, hubungan kerjasama yang sangat baik dengan klien, KPKNL, Badan Pertanahan Nasional BPNKantor
Pertanahan, Instansi Pemerintah Daerah dan Kepolisian serta calon dan atau investor
Universitas Sumatera Utara
tetap sehingga pada gilirannya PT. Balai Lelang Sukses Mandiri mampu memberikan pelayanan terbaik pada klien.
93
Selanjutnya keberadaan PT. Balai Lelang Sukses Mandiri sebagai balai lelang swasta dalam pelaksanaan lelang terlihat dari Surat Rekomendasi yang dikeluarkan
KPKNL berikut ini:
94
1. Surat Rekomendasi KPKNL Medan Nomor S-01WKN.02KML.012009 2. Surat Rekomendasi KPKNL Kisaran Nomor S-149WKN.02KNL.042009.
3. Surat Rekomendasi KPKNL P. Siantar Nomor S-01WKN.02KNL.032009. Rekomendasi di atas berisi pernyataan KPKNL, siap dan bersedia untuk bekerjasama
dalam memberikan pelayanan lelang kepada PT. Balai Lelang Sukses Mandiri sesuai ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
D. Mekanisme Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan Kredit Pada Bank Swasta
Melalui Balai Lelang Swasta Sebagaimana telah dikemukakan di atas, pada dasarnya telah ada upaya dari
bank swasta dengan prinsip kehati-hatian bank dengan menyertakan adanya kewajiban jaminan kebendaan dalam pemberian kredit. Kemudian juga bank akan
berupaya terjadinya kredit bermasalah atau menjadi kredit macet dengan melakukan pemantauan dan pembahasan terhadap kredit yang bermasalah atau menunjukkan
93
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan. Lihat juga Proposal
dan Company Profile Penawaran dan Penjualan Asset Melalui Sistem Lelang PT. Bank Dipo Internasional oleh PT. Balai Lelang Sukes Mandiri, tanggal 24 November 2009..
94
Hasil wawancara dengan Bapak Susandi Limanaga, selaku Administrasi KreditLegal PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan, tanggal 25 Maret 2010 di Medan. Lihat juga Proposal
dan Company Profile Penawaran dan Penjualan Asset Melalui Sistem Lelang PT. Bank Dipo Internasional oleh PT. Balai Lelang Sukes Mandiri, tanggal 24 November 2009..
Universitas Sumatera Utara
kredit akan macet. Walaupun telah ada upaya-upaya ini, namun kredit bermasalah bahkan menjadi kredit macet pada bank tidak dapat dihindari.
Dengan terjadinya kredit macet, maka sesuai dengan perjanjian dan perjanjian pengikatan barang jaminan kredit, maka dapat mengeksekusi barang jaminan kredit
melalui penjualan melalui lelang. Walaupun adanya kewenangan bank sesuai dengan perjanjian tersebut, bank tidak langsung melakukan penjualan melalui lelang, tetapi
tetap ada upaya penyelesesaian dengan debitur yang beritikat baik untuk menyelesaikan kewajiban pelunasan dari kredit tersebut, seperti memperkenankan
debitur untuk sendiri barang jaminan kredit ataupun bank menjual barang jaminan secara di bawah tangan atas dasar kuasa debitur. Namun apabila upaya-upaya ini
tidak dapat memberikan hasil, maka mau tidak mau bank harus menjual barang jaminan secara lelang.
Sejak diberlakukan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 47KMK.011996 tanggal 25 Januari 1996 tentang Balai Lelang dan Keputusan Kepala Badan Urusan
Piutang dan Lelang Negara Nomor 1PN1996 tanggal 25 Januari 1996 tentang Balai Lelang dan Kantor Lelang Negara sekarang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang atau KPKNL, maka lelang melalui Balai Lelang. Oleh karena bank swasta di Kota Medan juga telah mulai melakukan lelang barang jaminan kredit menggunakan
jasa lelang Balai Lelang Swasta. Adapun mekanisme pelaksanaan lelang barang jaminan kredit pada bank
swasta melalui Balai Lelang Swasta adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Permohonan Lelang