Deterjen Cair Secara umum, deterjen cair hampir sama dengan deterjen bubuk. Hal yang membedakan
hanyalah bentuknya : bubuk dan cair. Produk ini banyak digunakan di laundry modern yang menggunakan mesin cuci kapasitas besar dengan teknologi yang canggih.
2.3.Komponen Penyusun Detergen.
Komponen penyusun deterjen diantaranya adalah:
2.3.1. Surfaktan
Detergen termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut dengan surfaktan surface active agents, yakni senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Molekul
surfaktan apa saja mengandung suatu ujung hidrofobik satu rantai hidrokarbon atau lebih dan satu ujung hidrofobik. Porsi hidrokarbon dari suatu molekul surfaktan harus
mengandung 12 atom karbon atau lebih agar efektif.
5
ekor hidrofobik kepala hidrofilik
Gambar 2.1. Lambang umum untuk suatu Surfaktan
Molekul-molekul dan ion-ion yang diadsorbsi pada antar muka dinamakan surface aktive agent atau surfaktan. Nama lainnya adalah amfifil, yang menunjukkan bahwa
molekul atau ion tersebut mempunyai affinitas tertentu terhadap baik solven polar maupun non polar. Tergantung dari jumlah dan sifat dari gugus-gugus polar dan non polar
yang ada padanya, amfifil dapat bersifat hidrofilik suka air, lipofilik suka minyak atau bersifat seimbang diantara dua sifat yang ekstrim tersebut.
5
Ralp, J. Fessenden. 1982. Kimia Organik, Edisi ke empat, Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai contoh, alkohol-alkohol berantai lurus, amina-amina dan asam asam semuanya adalah amfifil yang sifatnya dapat berubah dari hidrofilik atau lipofilik jika
jumlah atom-atom karbon dalam rantai alkilnya bertambah. Oleh karena itu, etil akohol dapat bercampur dengan air dalam semua perbandingan. Sebagai bandingan, kelarutan
amil akohol dalam air sangat berkurang, sedang setil alkohol dapat dikatakan bersifat lipofilik dan tidak larut dalam air.
6
Rosen 1978 menggolongkan surfaktan dari segi struktur kimianya atau berdasarkan sifat gugus hidrofilik dan gugus hidrofobiknya. Surfaktan memiliki rantai
atom karbon yang panjang yang merupakan bagian yang hidrofobik. Oleh karena adanya kedua bagian ini dalam suatu senyawa maka disebut dengan ampifilik.
7
a. Surfaktan anionik
Surfaktan anionik merupakan surfaktan dengan bagian aktif pada permukaannya mengandung muatan negatif. Contoh dari jenis surfaktan anionik adalah Linier Alkil
Benzene Sulfonat LAS, Alkohol Sulfat AS, Alkohol Eter Sulfat AES, Alpha Olefin Sulfonat AOS.
b. Surfaktan kationik
Surfaktan ini merupakan surfaktan dengan bagian aktif pada permukaannya mengandung muatan positif. Surfaktan ini terionisasi dalam air serta bagian aktif pada permukaannya
adalah bagian kationnya. Contoh jenis surfaktan ini adalah ammonium kuarterner. c.
Surfaktan nonionic Surfaktan yang tidak terionisasi di dalam air adalah surfaktan nonionik yaitu surfaktan
dengan bagian aktif permukaanya tidak mengandung muatan apapun, contohnya: alkohol etoksilat, polioksietilen R-OCH
2
CH.
8
6
Moechtar, Drs. Apt. 1989. Farmasi Fisika bagian larutan dan sistem dispersi. Yogyakarta : Gajah Mada
Universitas Press.
7
Myers, D. 2006. Surfactant Science and Technology. 3
rd
edition. New Jersey : Jhon Wiley and Son, Inc.
8
Luis, S. 1994. Soap and Detergents ; A Theoretical and Practical Review. New York : AOCS Press.
Universitas Sumatera Utara
d. Surfaktan ampoterik
Surfaktan ini dapat bersifat sebagai non ionik, kationik, dan anionik di dalam larutan, jadi surfaktan ini mengandung muatan negatip maupun muatan positip pada bagian aktif pada
permukaannya. Contohnya: Sulfobetain RN
+
CH
3 2
CH
2
CH
2
SO
3 -
.
9
Surfaktan-surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Mereka melakukan ini dengan menaruh kepala-
kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air.
2.3.2. Builder Bahan Penguat