Berdasarkan bentuk fifik larutan pencuci piring, bahan ini digolongkan kedalam jenis koloid yang dinamakan dispersi koloid atau suspensi koloid . Hal ini didasarkan oleh
ukuran partikel koloid yang memiliki diameter partikelnya antara 1nm – 100 nm. Sehingga jika suatu pertikel berdiameter lebih besar dari 100 nm digolongkan kedalam
suspensi dan pertikel berdiameter kurang dari 1 nm merupakan suatu kristaloid atau larutan sejati. Jenis koloid ini adalah sol yaitu dispersi koloid dimana partikel padat
terdispersi dalam cairan. Viskositas dari suatu sistem koloid biasanya bertambah secara cepat dengan adanya zat terdispersi. Pada konsentrasi zat terdispersi yang cukup tinggi,
sol akan berubah menjadi gel. Dalam penelitian ini penulis membahas masalah perubahan sol menjadi gel yang
diakibatkan adanya zat pengental yang digunakan dalam larutan pencuci piring. Suatu zat cair mempunyai kekentalan yang berbeda-beda. Secara kualitatif kekentalan suatu cairan
dinyatakan dengan angka kekentalan yang dinamakan konstanta viskositas. Maka alat uji yang digunakan adalah viskosimeter yaitu pengukuran viskositas larutan sebagai
parameter kekentalan larutan, dalam hal ini digunakan viskosimeter Oswalt. Dari uraian di atas dan melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana
dan seberapa besar pengaruh penambahan larutan pengental Na
2
SO
4
25 terhadap perubahan viskositas suatu larutan pencuci piring.
1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh penambahan volume Na
2
SO
4
25 terhadap nilai viskositas
larutan pencuci piring? 2.
Seberapa besar pengaruh penambahan volume Na
2
SO
4
25 terhadap viskositas
maksimum larutan pencuci piring?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah penelitian dengan menentukan viskositas larutan pencuci piring setelah penambahan zat pengental. Viskositas larutan pencuci
piring ditentukan dengan menggunakan metode viskositas Oswald. Jenis zat pengental yang digunakan adalah Na
2
SO
4
25 dan bahan baku utama yang digunakan untuk
pembuatan bahan pencuci adalah sodium lauril eter sulfat. Variasi volume zat pengental yang digunakan adalah 100, 150, 200, 250, 300, 350, 450, dan 500 mL. Penelitian ini
dilakukan pada suhu laboratorium yaitu 25
o
C, hal ini dikarenakan adanya pengaruh kenaikan suhu terhadap nilai viskositas.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan Na
2
SO
4
25 terhadap nilai viskositas
larutan pencuci piring. 2.
Untuk mengetahui berapa penambahan volume Na
2
SO
4
25 terhadap viskositas
maksimun larutan pencuci piring.
1.5. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka akan diperoleh suatu gambaran yang jelas proses perubahan koloid sistem sol menjadi koloid sistem gel dalam larutan pencuci
piring yang diakibatkan penambahan larutan Na
2
SO
4
25 . Dan mengetahui seberapa
besar penambahan volume larutan Na
2
SO
4
25 terhadap viskositas maksimum larutan
pencuci piring.
1.6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan melakukan variasi penambahan volume Na
2
SO
4
25 sebagai zat pengental pada bahan pencuci piring dengan tujuan
tercapainya viskositas maksimum. Variasi jumlah volume pengental Na
2
SO
4
25 yang
digunakan adalah 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450 dan 500 ml sebagai variabel
Universitas Sumatera Utara
bebas. Viskositas larutan pencuci piring di uji dengan menggunkan viskosimeter oswald sebagai variabel terikat. Faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pengadukan yang
menentukan tingkat kehomogenan bahan pencuci piring dan faktor suhu yang mempengaruhi viskositas, sehingga ditetapkan pada suhu laboratorium 25
C sebagai variabel tetap .
Variasi volume Na
2
SO
4
25 yang digunakan yaitu dengan 9 variasi. Replikasi
dilakukan tiga kali setiap perlakuan dari masing – masing variasi.
1.7. Lokasi Penelitian