Pembahasan ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. analisa didapat nilai p 0.05 p = 0.542, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan kesepian antara lansia pria dan wanita.

b. Pengaruh Dimensi-dimensi Dukungan Sosial terhadap Kesepian

Hasil analisa regresi menunjukkan sumbangan efektif dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia sebesar r 2 =0.137, yaitu sebesar 13.7. Selanjutnya dari kelima dimensi dukungan sosial ternyata bentuk dimensi integral sosial yang berpengaruh paling besar terhadap kesepian pada lansia. Peneliti menggunakan regresi berganda metode backward yaitu menganalisis variabel dari belakang, artinya semua variabel dianalisis kemudian dilanjutkan menganalisis pengaruh variabel-variabel bebasnya lalu variabel yang tidak berpengaruh dibuang Pratisto, 2009. Tabel 20. Parameter-Parameter Persamaan Regresi Dimensi B t Sig Konstanta 101.509 Integral Sosial 0.006 Berdasarkan tabel 20 dapat dilihat bahwa dimensi dukungan integral sosial yang berpengaruh terhadap kesepian pada lansia. Bila dilihat dari p= 0.006 p0.05,

B. Pembahasan

Hasil utama penelitian dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana R = -0.371, p = 0.004 menunjukkan ada pengaruh yang sangat signifikan antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia, dimana terdapat hubungan yang negatif antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dari hasil analisis Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. penelitian tersebut maka hipotesa yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia dapat diterima. Hal ini sesuai dengan Beyene, Becker, Mayen 2002 yang menjelaskan bahwa ketakutan akan kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu secara khas hal tersebut dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial. Hal tersebut tentu saja diperkuat berdasarkan dari berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester 2000 menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan pentingnya dukungan sosial dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian tersebut dalam Gunarsa, 2004. Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu Sarafino, 2006. Penelitian Dykstra 1990, juga menunjukkan adanya tingkat kesepian yang rendah karena mendapat dukungan sosial dari begitu banyak sumber, seperti dari pasangan, orang-orang yang sudah dianggap keluarga, individu yang lebih muda dan tua, baik pria dan juga wanita. Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah kesepian adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat Gunarsa, 2004. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pada dasarnya kesepian lebih mengacu pada ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa kriteria penting dari hubungan sosial terhambat atau tidak terpenuhi. Pada dasarnya kekurangan tersebut dapat bersifat kuantitatif tidak memiliki teman seperti yang diinginkan dan bersifat kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang dibinanya bersifat seadanya atau kurang memuaskan Peplau Perlman dalam Taylor, Peplau Sears, 2000. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia yaitu sebesar 13.7. hasil ini menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain sebesar 86.3 yang mempengaruhi kesepian pada lansia. Faktor-faktor lain, selain dukungan sosial yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi kesepian yaitu dari status sosial ekonomi, karakteristik latar belakang lain perceraian orang tua. Hawkey dan Cacciopo 2003 juga menambahkan bahwa stres dan rasa ketidakberdayaan diri dapat menjadikan seseorang menjadi kesepian Gunarsa, 2004. Berdasarkan mean empirik, dukungan sosial subjek penelitian berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak subjek 37 subjek 61.67. Dimana hasil ini dapat diartikan bahwa dukungan sosial yang diperoleh atau diterima oleh subjek penelitian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. tidak tinggi dan juga tidak rendah. Sementara untuk kesepian, berdasarkan mean empiriknya kesepian subjek penelitian tergolong sedang, yaitu sebanyak 41 subjek penelitian 68.33 . Artinya, kesepian yang dirasakan subjek penelitian tidak tinggi dan juga tidak rendah. Santrock 2003 mengungkapkan bahwa individu-individu yang secara konsisten merespon bahwa mereka jarang merasa bisa berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya dan jarang mendapatkan dukungan dari orang lain ketika membutuhkannya adalah individu-individu yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil tambahan penelitian untuk melihat perbedaan kesepian pada lansia pria dan lansia wanita menggunakan uji t menunjukkan bahwa rata-rata skor kesepian lebih tinggi pada kelompok lansia pria. Namun nilai probabilitas p=0.542 menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan p 0.05, sehingga tidak ada perbedaan sikap terhadap kematian antara lansia pria dan wanita jika ditinjau dari jenis kelamin. Hasil ini sejalan dengan hasil studi sebelumnya mengenai kesepian, yang juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian antara laki-laki dan perempuan. Walaupun begitu, menurut Borys dan Perlman dalam Brehm et al, 2002 laki-laki lebih sulit menyatakan kesepian secara tegas bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan oleh stereotipe peran gender yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan stereotipe peran gender, pengekspresian emosi kurang sesuai bagi laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat terlihat dari hasil mean laki-laki mean perempuan 82.3381.25. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Berdasarkan hasil penelitian tambahan, diperoleh bahwa dari dimensi-dimensi dukungan sosial ternyata yang paling berpengaruh pada kesepian lansia adalah dukungan integral sosial. Dukungan integral sosial memiliki signifikansi 0.006 p0.05. Menurut Orford 1992, dukungan integrasi sosial adalah perasaan individu sebagai bagian dari kelompok. Cohen Wills dalam Orford, 1992, menyatakan dukungan ini dapat berupa menghabiskan waktu bersama-sama dalam aktivitas, yang juga dapat mengurangi stress serta pengalihan perhatian seseorang dari masalah dengan membuat kontak sosial dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dykstra 1990, yang menunjukkan adanya tingkat kesepian yang rendah pada lansia karena memiliki hubungan yang lebih luas dan erat dengan orang lain. Shaver dan Rubeinstein dalam Brehm et al, 2000, juga menambahkan bahwa salah satu cara untuk menghadapi kesepian yang dialami oleh seseorang adalah dengan membuat kontak sosial seperti berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN