Pengambilan sampel sampling Analisis Contoh Tanah

Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Azomethine-H, 2009. 4. Pengukuran 5. Perhitungan

2.1.1. Pengambilan sampel sampling

Pengambilan contoh tanah merupakan tahap awal dan terpenting dalam program uji tanah di laboratorium. Analisis contoh tanah bertujuan untuk 1 menentukan sifat fisik dan kimia tanah status unsur hara tanah, 2 mengetahui lebih dini adanya unsur-unsur beracun di dalam tanah, 3 sebagai dasar penetapan dosis pupuk, dan kapur sehingga lebih efektif, efisien, dan rasional 4 memperoleh data base untuk program perencanaan dan pengelolaan tanah tanaman. Contoh tanah dapat diambil setiap saat dan langsung dilakukan analisis di laboratorium. Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang keadaan kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengambilan contoh tanah terkait erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan perencanaan pengelolaan tanam-tanaman. Secara umum contoh tanah diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem pertanaman di lapangan. Untuk tanah yang digunakan secara intensif untuk budidaya pertanian, contoh tanah diambil paling sedikit sekali dalam setahun. Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan diambil setiap 5 tahun sekali. Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk contoh tanah terganggu distrub soil samples dan contoh tanah utuh atau tidak terganggu undistrub soil samples. Contoh tanah itu biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Azomethine-H, 2009. tanah bobot isi, porisitas dan permeabilitas tanah, sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan untuk analisis sifat kimia tanah dan sifat fisik tanah lainnya tekstur, kadar air tanahpF. Pengambilan contoh tanah utuh undsitrub soil samples harus menggunakan ”ring samples”, sedangkan contoh tanah terganggu dapat diambil dengan menggunakan alat cangkul, sekop, atau auger bor tanah. Untuk keperluan evaluasi status kesuburan tanah, perlu diperhatikan keseragaman areahamparan. Areal yang akan diambil contohnya diamati lebih dahulu keadaan topografi, tekstur, warna tanah, pertumbuhan tanaman, penggunaan tanah, input pupuk, kapur, bahan organik, dsb., dan rencana pertanaman yang akan ditanam kemudian. Dari pengamatan ini, dapat ditentukan satu hamparan yang sama homogenmendekati sama untuk titik sampling. Berikut ini hanya dikemukakan cara pengambilan contoh profil dan contoh kesuburan komposit disuatu kebun atau areal yang akan dipakai secara umum. Kandungan unsur hara di dalam tanah sebagai gambaran status kesuburan tanah dapat dinilai dengan beberapa metode pendekatan yaitu : 1 Analisa contoh tanah, 2 Mengamati gejala-gejala symptom pertumbuhan tanaman, 3 Analisa contoh tanaman, 4 Percobaan pot dirumah kaca, dan 5 Percobaan di lapangan. Analisis tanah dilakukan terhadap contoh tanah yang diambil di lapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan. Analisa tanah di laboratorium dilakukan terhadap variabel-variabel kimia dan fisik tanah: pH, kapasitas tukar kation, Nitrogen, Kalium, Fosfor, Kalsium, Magnesium Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Azomethine-H, 2009. hara makro, hara mikro Fe, Cu, Zn, B, Mo, dll, bahan organik, tekstur tanah dan sebagainya. Kadar unsur hara tanah yang diperoleh dari data analisis tanah bila dibandingkan dengan kebutuhan unsur hara bagi masing-masing jenis tanaman, maka dapat diketahui apakah statuskadar unsur hara dalam tanah tersebut sangat rendah kurang, rendah, sedang, cukup ataukah tinggi, sesuai dengan kriteria tertentu. Prinsip yang harus diperhatikan dalam uji tanah ialah bahwa metode analisa tanah tersebut 1 harus dapat mengekstraksi bentuk unsur hara yang tersedia saja, secara tepat. Jadi sifatnya selektif artinya tidak mengekstraksi bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman, 2 metode analisa yang dipakai laboratorium harus sederhana, cepat, mudah dilaksanakan dan memiliki ketepatan dan ketilitian tinggi, 3 hasil analisis harus dapat direproduksi. Dengan demikian larutan kimia yang dibuat harus didasarkan pada pengetahuan yang baik tentang bentuk-bentuk kimia dari unsur hara di dalam tanah dan tentang sifat akar tanaman dan mekanisme pelarutan bentuk- bentuk kimia oleh akar tanaman. Oleh karena itu uji kimia tanah perlu dikorelasikan dengan serapan hara oleh tanaman melalui percobaan rumah kaca uji korelasi dan percobaan lapangan uji kalibrasi. Uji korelasi dimaksudkan untuk mendapatkan metode yang tepat untuk suatu unsur tanaman tertentu. Sedangkan uji kalibrasi dimaksudkan untuk mendapatkan hubungan antara selang kadar suatu unsur hara atau nilai kritisnya dengan respon tanaman di lapangan terhadap unsur tersebut. Dengan demikian memberikan nilai agronomik bagi angka uji tanah Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Azomethine-H, 2009. tersebut. Tanpa uji kalibrasi maka angka-angka uji tanah tidak berarti sama sekali Yan Fauzi, 2007 Berdasarkan tujuan analisis, maka teknik pengambilan contoh tanah dibedakan atas contoh tanah profil dan contoh tanah kesuburan. Contoh tanah profil Pengambilan contoh tanah ini dilakukan pada kegiatan klasifikasi tanah atau evaluasi lahan. Hasil analisis berguna untuk memberikan informasi tentang proses kimia dan fisika perkembangan tanah, sifat dan kenampakan lainnya. Pengambilan contoh akan dilakukan setelah selesai pengamatan profil tanah. Dalam satu profil, contoh yang diambil harus berasal dari setiap lapisan atau horizon. Contoh tanah kesuburan Pengambilan contoh tanah ini biasanya dilakukan untuk kegiatan evaluasi kesuburan tanah. Bila contoh tanah profil menjelaskan sifat-sifat tanah dari suatu profil, maka contoh tanah kesuburan akan dapat menjelaskan sifat-sifat kesuburan tanah dari suatu areal yang cukup luas. Oleh karena luasnya areal yang akan dicakup maka, sebelum pengambilan contoh tanah perlu diketahui dahulu stratifikasi areal. Stratifikasi areal dapat berupa perbedaan jenis tanah, perbedaan tinggi tempat, atau perbedaan jenis atau umur tanaman untuk areal perkebunan. Bila stratifikasi areal telah dilakukan, maka dari setiap strata dapat diambil beberapa contoh secara representatif. Agar contoh representatif, maka contoh tanah dari suatu strata dapat diambil dengan beberapa metode, yang biasa dilakukan adalah secara zigzag dengan lima belas titik, dimana di setiap titik diambil contoh kira-kira 1-2 kg. Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Azomethine-H, 2009. Kemudian contoh dari masing-masing titik di suatu areal strata dicampurkan secara merata, lalu diambil kurang lebih 1,5kg dan ditempatkan pada kantongan plastik dan diberi label lapangan. Lapisan tanah yang diambil untuk contoh umumnya lapisan atas top soil yaitu lapisan 0-20cm dan 21-40cm, tetapi untuk tujuan tertentu ada juga diambil lapisan 41-60cm.

2.1.2. Persiapan contoh handling