Pemisahan Pengukuran Analisis Contoh Tanah

Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Azomethine-H, 2009. Pengeringan contoh tanah ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh air tanah, disamping itu juga agar contoh tanah tetap berada dalam keadaan homogen dan dapat disimpan dalam waktu lama. c. Pengayakan contoh Apabila contoh tanah telah kering udara, pekerjaan selanjutnya adalah pengayakan contoh sieve. Pengayakan ini bertujuan untuk memisahkan contoh dari bahan-bahan lain seperti akar, tanaman, daun atau batuan, disamping itu juga bertujuan untuk menyeragamkan ukuran partikel tanah. Untuk analisis secara umum, ukuran partikel tanah yang disiapkan biasanya berdiameter ≤ 2mm. Hal ini berkenaan bahwa yang digolongkan kepada tanah adalah partikel yang berdiameter ≤ 2mm pasir:0,05 -2,0mm, debu:0,002- 0,05mm, liat: 0,002mm, sedangkan yang berdiameter 2mm bukanlah dikategorikan sebagai tanah melainkan kerikil. Oleh sebab itu digunakanlah ayakan yang mampu meloloskan partikel yang berdiameter ≤ 2mm.

2.1.3. Pemisahan

Pemisahan secara fisik dilakukan terhadap analit yang dianalis secara fisik dan sangat mudah berubah oleh kondisi fisika. Ada beberapa metode pemisahan secara fisika, namun dalam analisis tanah yang dikenal adalah penguapan, pemanasan, pembakaran dan pengendapan.

2.1.4. Pengukuran

Pengukuran merupakan suatu tindakan untuk menentukan jumlah analit dari suatu pemisahan. Dalam analisis tanah dan tanaman dikenal beberapa jenis pengukuran, antara lain : Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Azomethine-H, 2009. 1. Pengukuran Gravimetri 2. Pengukuran Titrimetri 3. Pengukuran Instrumentasi Dalam analisis boron pengukuran dilakukan dengan instrumentasi. Pengukuran instrumentasi merupakan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat instrumentasi analisis. Untuk menganalisa boron dalam tanah digunakan spectrophotometri. Pengukuran dengan alat spectrophotometer atau spectronic dilakukan terhadap bahan analit yang dapat berwarna. Beberapa unsur atau senyawa analit dapat menimbulkan warna bila direaksikan dengan bahan tertentu. Dalam hal ini digunakan pereaksi azomethine-H. Agar konsetrasi analit dapat diukur maka kepekatan warna yang ditimbulkannya yang selanjutnya akan diukur dengan menggunakan alat spektrofotometer. Spektrofotometer pada hakikatnya mengukur besarnya absorbsi radiasi dari sinar yang melalui medium warna. Oleh hukum Lambert-Beer dinyatakan bahwa besarnya absorbsi radiasi berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang dilalui oleh radiasi. Jika suatu larutan analit ingin diukur, maka sebelumnya harus direaksikan dengan bahan tertentu sehingga menimbulkan warna yang spesifik, yang kepekatannya sebanding dengan konsentrasinya. Namun yang diperoleh adalah nilai absorbennya saja. Untuk mengetahui konsentrasi analitnya maka digunakan larutan standart, yaitu larutan yang telah ditetapkan konsentrasinya dan diberi bahan yang dapat memberikan warna yang sama. Kemudian diukur absorbennya di spektrofotometer. Bila konsentrasi larutan Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Azomethine-H, 2009. standart bertingkat maka dapat dibuat grafik hubungan antara absorben dengan konsentrasi. Besarnya konsentrasi analit dari bahan yang diukur dapat diketahui dengan menginterpolasikan nilai absorbennya ke grafik larutan standart.

2.1.5. Perhitungan