Latar Belakang Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2009. USU Repository © 2009 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Panas tinggi atau demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi daripada biasanya atau di atas suhu normal. Umumnya terjadi ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan. Suhu badan normal manusia biasanya berkisar antara 36-37 o C.. Jadi, seseorang yang mengalami demam, suhu badannya di atas 37 o C. Sebenarnya, suhu badan yang mencapai 37,5 o C masih berada di ambang batas suhu normal. Tentu saja sepanjang suhu tersebut tidak memiliki kecendrungan untuk meningkat. Dengan kata lain, ketika kondisi suhu badan mencapai ambang batas, sudah selayaknya hal tersebut mendapatkan perhatian yang lebih serius sehingga kemungkinan melampaui batas ambang dapat dihindarkan. Demam dapat diderita oleh siapa saja, dari bayi hingga berusia paling lanjut sekalipun. Demam sesungguhnya merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada di dalam tubuh. Dengan kata lain, demam adalah bentuk mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Apabila ada suatu kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh, secara otomatis tubuh akan melakukan perlawanan terhadap kuman penyakit itu dengan mengeluarkan zat antibodi. Pengeluaran zat antibodi yang lebih banyak daripada biasanya ini diikuti dengan naiknya suhu badan. Semakin berat Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2009. USU Repository © 2009 penyakit yang menyerang, semakin banyak pula antibodi yang dikeluarkan, dan akhirnya semakin tinggi pula suhu badan yang terjadi. Widjaja, 2001 Obat memiliki cakupan makna yang cukup luas, bukan hanya terbatas pada zat-zat yang digunakan untuk menyembuhkan seseorang dari sakit. Zat-zat yang berfungsi untuk menetapkan diagnosis mengetahui penyakit, mencegah, mengurangi meski tidak menyembuhkan, menghilangkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan, baik jasmaniah maupun rohaniah pada manusia dan hewan, juga disebut dengan obat. Para peneliti merasa bahwa penggunaan obat-obat nabati yang berupa rebusan ataupun ekstrak, tidak sebaik yang diharapkan. Perbedaan asal tanaman dan cara pembuatan ramuan mengakibatkan perbedaan jumlah kandungan zat aktif. Hal ini menyebabkan efektivitas khasiat ramuan berbeda-beda, maka dilakukanlah isolasi pemisahan zat aktif yang ada dalam ekstrak atau rebusan obat tersebut sehingga didapatkan zat kimianya. Zat ini harus dapat diketahui rumus kimianya nama kimianya, sifat-sifat fisik dan kimianya, termasuk bagaimana obat bisa dibuat dalam bentuk yang tepat, untuk kemudian dicobakan pada binatang. Percobaan pada binatang ini dilakukan guna mengetahui cara kerja obat, efek obat, sifat-sifat obat, kecepatan dan lamanya obat bereaksi di dalam tubuh. Apabila zat kimia itu berhasil dalam percobaan binatang, maka tahap selanjutnya adalah percobaan klinis kepada sukarelawan. Apabila percobaan ini menyimpulkan bahwa obat memiliki khasiat dan keamanan yang baik, maka barulah zat tersebut dapat didaftarkan kepada Badan Pemerintah yang berwenang di Indonesia adalah Badan Pengawasan Obat dan Makanan untuk mendapatkan Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2009. USU Repository © 2009 pengakuan sebagai obat yang boleh diproduksi dan diedarkan. Zat kimia inilah yang kemudian oleh pengobatan modern dinamakan sebagai obat zat aktif. Obat dibuat dalam skala besar di pabrik obat. Dibuat dalam bentuk tablet, kapsul, sirup, atau bentuk lainnya, bisa pula dibuat dalam berbagai bentuk sekaligus. Pada proses pembuatannya, zat aktif obat tersebut biasanya akan ditambahkan bahan- bahan lain yang dimaksudkan agar dapat membantu menjadi bentuk obat yang baik. Bahan-bahan tambahan juga dimaksudkan untuk membantu agar obat tersebut mudah masuk dan berkhasiat dalam tubuh sesuai dengan yang diharapkan. Widodo, 2004 Parasetamol merupakan obat yang memiliki khasiat meredakan sakit nyeri dan menurunkan suhu demam. Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan melalui ginjal. Parasetamol tidak merangsang selaput lendir lambung atau menimbulkan perdarahan pada saluran cerna. Diduga mekanisme kerjanya adalah menghambat pembentukan prostaglandin. http:www.actavis.co.id Obat ini digunakan untuk mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri dan menurunkan suhu badan yang tinggi. Misalnya pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, keseleo, demam imunisasi, demam flu dan lain sebagainya. Obat-obat golongan ini yang beredar sebagai obat bebas adalah untuk sakit yang bersifat ringan, sedangkan untuk sakit yang berat misal: sakit karena batu ginjal, batu empedu dan kanker perlu menggunakan jenis obat keras harus dengan resep dokter dan untuk demam yang berlarut-larut membutuhkan pemeriksaan dokter. Widodo, 2004

1.2. Permasalahan