2.4.3. Jenis Sampel Yang Dianalisis
Pertama, sampel yang dapat dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas berupa gas atau cairan atau padatan yang dapat diubah menjadi gas. Sampel yang berupa cairan atau
padatan harus dengan mudah diuapkan dengan panas. Bahkan dengan logam-logam pun dapat dianalisis dengan metode ini, yaitu dengan menjadikan bentuk gas, dengan cara
dipanaskan pada temperatur tinggi. Hal ini diperlukan perlakuan yang khusus, karena umumnya alat di desain dengan temperatur paling tinggi 450
°
C. Untuk sampel yang memerlukan temperatur penguapan tinggi, dilakukan secara pirolisis.
Kedua, sampel harus stabil selama analisis, artinya tidak terurai. Dan juga harus dihindari adanya reaksi antara isi kolom dan sampel. Tidak semua sampel dapat langsung
dianalisis dengan kromatografi gas, misalnya senyawa organik yang mempunyai atom C diatas 60, melainkan harus dipecah secara pirolisis, dan baru hasil pirolisis dianalisis.
2.4.4. Pemisahan
Untuk memisahkan sampel dari komponen-komponennya, sampel diuapkan untuk dijadikan gas dengan cara dipanaskan kemudian dibawa oleh aliran gas pembawa
sebagai fasa gerak dengan kecepatan aliran yang tetap konstan, kemudian masuk kedalam kolom yang yang berisi padatan sebagai fasa diam.
Karena fasa geraknya berupa gas, maka kecepatan pindah ke dalam fasa diam menjadi lebih besar dan fasa diamnya tidak bergerak. Hal inilah yang mengakibatkan efisiensi
tinggi. Ditambah lagi bila terjadinya preassure drop dapat diperkecil dengan menggunakan kolom yang panjang
Novriliza : Penentuan Komposisi Hidrokarbon Pada LNG Yang Terdapat Dalam Berth II Dan Berth III Dengan Menggunakan Kromatografi Gas, 2008
USU Repository © 2008
2.4.5. Kromatogram
Di dalam kolom terjadi interaksi antara komponen sampel yang telah berubah menjadi gas dan isi kolom. Gas sampel diserap oleh isi kolom berdasarkan urutan afnitas terhadap
isi kolom. Komponen yang memiliki afinitas rendah terhadap fasa diam yaitu komponen- komponen yang memiliki titik didih rendah. Komponen ini akan terlebih dahulu keluar
dari kolom dan kemudian diikuti oleh komponen-komponen yang afinitasnya lebih tinggi yaitu komponen-komponen yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi.
Di dalam kolom terjadi interaksi antara komponen dan isi kolom sehingga komponen-komponen ditahan oleh padatan isi kolom. Waktu dimana komponen oleh fasa
diam tersebut waktu penahanan atau waktu retensi atau waktu tinggal = tK. waktu ini diukur dimulai dari saat memasukkan sampel injeksi sampai keluarnya komponen.
2.4.6. Istilah-istilah