2.5 DETEKSI HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI DENGAN EKOKARDIOGRAFI.
Pemeriksaan ekokardiografi
dapat mendeteksi HVK secara dini.
Ekokardiografi dapat mendeteksi kelainan anatomik dan fungsional jantung pasien hipertensi asimtomatik yang belum didapatkan kelainan pada EKG dan
radiologis. Dengan ekokardiografi didapatkan prevalensi HVK 5 – 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan elektrokardiografi.
49
Elektrokardiografi memiliki sensitivitas yang rendah 35 tetapi memiliki spesifisitas yang tinggi 90 bila dibandingkan ekokardiografi sebagai
baku emas dalam menegakkan hipertrofi ventrikel kiri. Dengan menggunakan ekokardiografi dapat dilihat dilatasi ventrikel kiri, masa ventrikel kiri, jenis
hipertensi ventrikel kiri konsentrik, eksentrik, remodelling dan akan mencapai sensitivitas 95 – 100 pada penderita hipertrofi ventrikel kiri ringan sampai
berat.
14,15
Tingleff dkk dalam penelitiannya mendapatkan prevalensi hipertrofi ventrikel kiri sebesar 25 pada pria dan 26 pada wanita dengan hipertensi.
55
Dari berbagai penelitian didapatkan prevalensi hipertrofi ventrikel kiri dengan menggunakan ekokardiografi bervariasi sebesar 20 – 30 pada menderita
hipertensi.
54,55
38
BAB III PENELITIAN SENDIRI
3.1. Latar belakang
Hipertensi merupakan faktor resiko penting penyakit kardiovaskular dan berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri dan disfungsi endotel.
Hipertrofi ventrikel kiri dan disfungsi endotel, keduanya menunjukkan suatu prediktor terjadinya peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular.
Hipertrofi ventrikel kiri merupakan kerusakan organ target jantung pada penderta hipertensi. Penderita dengan hipertrofi ventrikel kiri berhubungan
dengan peningkatan insidensi stroke, gagal jantung, sudden death.
55-58
Mikroalbuminuria yaitu sedikit peningkatan albuminurin akan menggambarkan kerusakan endotel di glomerulus dan juga pembuluh darah
sistemik, dimana disfungsi endotel nantinya akan berperan pada proses atherosklerosis. Selain sebagai petanda kerusakan ginjal, mikroalbuminuria
juga merupakan prediktor penyakit kardiovaskular pada penderita hipertensi maupun diabetes. Ko eksistensi hipertrofi ventrikel kiri dan disfungsi endotel
akan menggandakan resiko kejadian vaskuler pada penderita hipertensi.
3-6
Joint National Commitee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure JNC VII tahun 2003 menganjurkan pengobatan yang
lebih agresif pada penderita hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri atau proteinuria. Evaluasi yang dianjurkan pada penderita hipertensi antara lain
urinalisis rutin, elektrokardiogram EKG 12 sadapan disamping pemeriksaaan mikroalbuminuria dan ekokardiografi. Pemeriksaan rasio
albumin kreatinin pada urin RAKU sebagai bagian penting dari skrining penderita hipertensi, minimal sekali dalam setahun.
11
Hubungan kedua petanda kerusakan jantung dan glomerular ginjal sering di evaluasi pada populasi pasien hipertensi dengan kerusakan organ
target. Dalam beberapa penelitian disebutkan pada pasien hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri berhubungan dengan peningkatan prevalensi
39
mikroalbuminuria dibandingkan pada pasien hipertensi tanpa hipertrofi ventrikel kiri. Redon dkk mendapatkan peningkatan massa ventrikel kiri dan
mikroalbuminuria pada lelaki dengan hipertensi ringan tetapi tidak pada wanita .
9
Pontremoli R dkk mendapatkan bahwa masa ventrikel kiri lebih tinggi pada penderita hipertensi dengan mikroalbuminuria dibanding dengan
penderita hipertensi tanpa mikroalbuminuria dan partisipan normotensi dengan kontrol LVMI 167
± 7 gm
2
vs 139 ± 9 gm
2
vs 118 ± 5 gm
2 59
Bulatov dkk mendapatkan hubungan antara RAKU dengan HVK yang dinilai elektrokardiografi r= 0,37, p 0,01 dan dengan pulse pressure 24
jam r= 0,53, p 0,05 baik setelah disesuaikan terhadap usia, jenis kelamin indeks masa tubuh.
60
Lieb dkk dalam The MONICAKORA Ausberg Echocardiographic Substudy menyebutkan peningkatan hipertrofi ventrikel kiri
paralel dengan mikroalbuminuria ≥ 8,76 mgg pada lelaki dan ≥ 9,49 ≥ pada
wanita, p = 0,0035.
61
Pedrinelli dkk mendapatkan hubungan yang signifikan antara ekskresi albumin urin dengan massa ventrikel kiri r= 0,77, p
0,0001.
62
Peningkatan ekskresi albumin berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri tidak bergantung pada usia, tekanan darah, diabetes, ras,
kreatinin serum atau merokok yang diduga paralel dengan kerusakan jantung dan albuminuria.
4
Palatini P dkk mendapatkan massa ventrikel kiri tidak berhubungan dengan ekskresi albumin urin pada penderita hipertensi
derajat 1 p0,5.
10
Pemeriksaan baku emas untuk mengukur ekskresi albumin urin adalah dengan mengumpulkan urin 24 jam, namun pemeriksaan ini menyulitkan
pada penderita hipertensi karena sulitnya mengumpulkan urin selama 24 jam. Metode yang lebih sederhana untuk mendeteksi mikroalbuminuria adalah
dengan metode pemeriksaan rasio albumin kreatinin urin yang menggunakan spesimen urin random. Pemeriksaan rasio albumin kreatinin urin merupakan
tes yang lebih mudah bagi pasien dan mungkin lebih sedikit kecenderungan untuk salah sehubungan dengan metode koleksi yang tidak tepat dan variasi
dalam ekskresi albuminuria 24 jam dibandingkan dengan spesimen urin
40
random dan penggunaan rasio dapat mengoreksi variasi pada konsentrasi albumin urin sehubungan dengan hidrasi.
12,13
Pemeriksaan ekokardiografi merupakan pemeriksaan yang cukup baik mendeteksi hipertrofi ventrikel kiri, sayangnya pemeriksaan ini relatif mahal
dan juga membutuhkan keahlian khusus.
58
Pada saat ini di Indonesia belum ada penelitian yang menghubungkan hipertrofi ventrikel kiri dengan
mikroalbuminuria 3.2. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara mikroalbuminuria yang di ukur dengan rasio albumin kreatinin urin dengan hipertrofi ventrikel kiri pada penderita
hipertensi esensial ?
3.3. Hipotesa