Pemeriksaan tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer air raksa NOVA dengan posisi duduk sedikitnya setelah 5 menit istirahat
dengan kaki terletak diatas lantai dan pemasangan cuff setinggi jantung pada lengan kanan. Kopi, latihan fisik dan merokok harus dihindarkan
sedikitnya 30 menit sebelum pengukuran tekanan darah, pengukuran dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan interval 5 menit. Tekanan darah
sistolik ditetapkan sesuai dengan bunyi korotkoff I dan tekanan darah diastolik sesuai dengan bunyi korotkoff V.
Pemeriksaan mikroalbuminuria dengan mengukur rasio albumin kreatinin urin, pengambilan sampel urin dilakukan pada pagi hari
sebanyak 10 ml kemudian dianalisa kadar albumin urin diukur dengan metode immunoturbidometry dan kadar kreatinin urin diukur dengan
metode kinetik pada integra analyser Roche, Basel, Switzerland. Untuk mengevaluasi hipertrofi ventrikel kiri dilakukan pemeriksaan
foto toraks, dikatakan mengalami perbesaran jantung apabila cardio thorax ratio CTR 50 , selain itu juga dinilai dengan pemeriksaan
elektrokardiografi, tetapi pada penelitian ini HVK ditetapkan dengan pemeriksan ekokardiografi dengan menggunakan alat Echocardiography
General Electric Logic 400. Penegakan hipertrofi ventrikel kiri oleh seorang kardiologis sesuai dengan rekomendasi American Society of
Echocardiography ASE, dimana Masa ventrikel kiri LV mass = 0,8 x [ 1,04 x LVID+LPWT+ IVS
3
- LVID
3
] gram.
64
Indeks Masa Ventrikel kiri = LV mass: body surface area. Ditetapkan hipertrofi bila indeks masa
ventrikel kiri pada laki-laki ≥ 115 gm
2
dan pada wanita 95 gm
2 65
3.7.8 Analisa Data
Penentuan normalisasi dari distribusi data ditentukan dengan Kolmogorov – Smirnov. Untuk melihat hubungan antara mikroalbuminuria
dengan hipertrofi ventrikel kiri digunakan uji Chi Square. Untuk melihat hubungan karakteristik penderita yang meliputi umur, jenis kelamin,
indeks massa tubuh, tekanan darah, kadar gula darah, ureum, kreatinin
44
dan hemoglobin dengan mikroalbuminuria digunakan uji t tidak berpasangan. Untuk menilai hubungan mikroalbuminuria dan juga
hipertrofi ventrikel kiri dengan berbagai variabel lain yang diteliti digunakan analisa korelasi Spearman, dikatakan bermakna bila p 0,05.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak program SPSS versi 11,5.
66
3.7.9 Defenisi Operasional
1. Hipertensi : tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
diastolik 90 mmHg pada 2 hari yang berbeda
atau sedang mendapatkan obat anti
hipertensi. 2. Mikroalbuminuria : rasio albumin kreatinin urin sewaktu
30 – 299 µg mg kreatinin
67
3. Hipertrofi ventrikel kiri : indeks masa ventrikel kiri pada laki-laki ≥ 115
gm
2
dan pada wanita 95 gm
2
sesuai rekomendasi American Society of
Echocardiography
65
45
3.7.10 Kerangka Operasional
Subjek : Pesien hipertensi
Dicatat : ̇ Umur
̇ Jenis kelamin
̇ TB, BB
̇ Tekanan darah
̇ Riwayat merokok
̇ Riwayat keluarga
hipertensi ̇ Riwayat keluarga DM
̇ Pemeriksaan fisik
̇ Laboratorium rutin
Kriteria Eksklusi Kriteria Inklusi
RAKU
Ekokardiografi
Hipertrofi Ventrikel Kiri + Hipertrofi Ventrikel Kiri -
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. HASIL PENELITIAN
4.1.1. Karakteristik subjek
Penelitian dilakukan mulai bulan April sampai Mei 2009 di poliklinik kardiologi dan poliklinik nefrologi dan hipertensi dan poliklinik pria dan wanita
RSUP H. Adam Malik Medan. Ada 40 subjek yang memenuhi kriteria diikutkan dalam penelitian, dari 40 subjek kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok
terdiri dari 22 pasien hipertensi tanpa mikroalbuminuria dan 18 pasien hipertensi dengan mikroalbuminuria. Karakteristik data masing-masing kelompok dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data karakteristik sampel studi masing – masing kelompok hipertensi
95 CI VARIABEL
HIPERTENSI TANPA
MIKROALBUMINURIA HIPERTENSI
DENGAN MIKROALBUMINURIA
LOWER UPPER p
Jenis Kelamin Pria
16 72,7 9 50
Wanita 6 27,3
9 50 0,140
Umur Tahun 55,41 ± 9,18
58.56 ± 7,94 -8,708
2,415 0,259
IMT Kgm2 26,18 ± 4.03
24.73± 4.16 -1.181
4,08 0,272
TD Sistolik mmHg 155.91 ± 7.34
163.33 ± 13.29 -14.33
-7,15 0,03
TD Diastolik mmHg 87.73 ± 6.12
94.44 ± 5,11 -10,379
-3,055 0,01
KGD Puasa mgdl 91,68 ± 6,86
94,11 ± 7,14 -6,926
2,068 0,281
KGD 2 jam PP mgdl 122,5 ± 19,43 119,00 ± 17,29
-8,09 15,409
0,555 Ureum mgdl
22,95 ± 9,13 27,39 ± 9,13
-10,308 1,44
0,135 Kreatinin mgdl
0,76 ± 0,22 0,91 ± 0,27
-0,306 0,006
0,06 Hb grdl
14,07± 0,91 13,98 ± 1,12
-0,559 0,74
0,78 Lama HT tahun
2,68 ± 1,36 9,94 ± 4,33
0,001 Keterangan
: IMT
= Indeks massa tubuh; TD
= Tekanan darah; Hb
= Hemoglobin; KGDP
= Kadar gula darah puasa;
KGD 2 Jam PP = Kadar gula darah Post prandial
Lama HT = lama menderita HTsignifikan p0,05
47
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa tidak dijumpai perbedaan proporsi berdasarkan jenis kelamin pria dan wanita antara kelompok hipertensi tanpa
mikroalbuminuria dan kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria dengan menggunakan uji Chi square, p=0,140
Rentang umur subjek yang ikut dalam penelitian adalah 39 -73 tahun dengan usia rerata pada kelompok hipertensi tanpa mikroalbuminuria 55,41 ±
9,18 tahun dan pada kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria 58.56 ± 7,94
tahun, dengan uji t tidak berpasangan tidak dijumpai perbedaan umur yang bermakna pada masing-masing kelompok dengan p=0,259
Rerata indeks massa tubuh antara kelompok hipertensi tanpa mikroalbuminuria 26,18 ± 4.03 kgm
2
dengan kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria 24.73± 4.16 kgm
2
, tidak berbeda bermakna secara statistik dengan uji t tidak berpasangan dengan p=0,272.
Tekanan darah sistolik pada kelompok hipertensi tanpa mikroalbuminuria dengan rerata 155.91 ± 7.34
mmHg lebih rendah dibanding kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria dengan rerata 163.33 ± 13.29 dan secara statistik
dengan uji t tidak berpasangan perbedaan ini bermakna secara signifikan dengan nilai p=0,03. Tekanan darah diastolik pada kelompok hipertensi tanpa
mikroalbuminuria dengan rerata 87.73 ± 6.12 mmHg lebih rendah dibanding
kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria dengan rerata 94.44 ± 5,11 mmHg, dan secara statistik dengan uji t tidak berpasangan perbedaan ini
bermakna dengan nilai p=0,01 Kadar gula darah puasa pada kelompok hipertensi tanpa
mikroalbuminuria dengan rerata 91,68 ± 6,86 mgdl lebih rendah dibanding
kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria dengan rerata 94,11 ± 7,14 mgdl, namun secara statistik dengan uji t tidak berpasangan perbedaan ini tidak
bermakna dengan nilai p=0,281. Kadar gula darah 2 jam post prandial pada kelompok hipertensi tanpa mikroalbuminuria dengan rerata 122,5 ± 19,43
mgdl lebih tinggi dibanding kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria dengan
rerata 119,00 ± 17,29 mgdl, tetapi secara statistik dengan uji t tidak
berpasangan tidak berbeda bermakna dengan nilai p=0,555
48
Kadar ureum pada kelompok hipertensi tanpa mikroalbuminuria dengan rerata 22,95 ± 9,13
mgdl lebih rendah dibanding kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria dengan rerata 27,39 ± 9,13
mgdl, tetapi secara statistik dengan uji t tidak berpasangan tidak berbeda bermakna dengan nilai p=0,135
.
Kadar kreatinin pada kelompok hipertensi tanpa mikroalbuminuria dengan rerata 0,76 ± 0,22
mgdl hampir sama dibanding kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria dengan rerata 0,91 ± 0,27
mgdl, dan secara statistik dengan uji t tidak berpasangan tidak berbeda bermakna dengan nilai p=0,06
Kadar hemoglobin pada kelompok hipertensi tanpa mikroalbuminuria dengan rerata 14,07± 0,91
gdl hampir sama dibanding dengan kelompok hipertensi dengan mikroalbuminuria dengan rerata 13,98 ± 1,12
gdl, dan secara statistik dengan uji t tidak berpasangan tidak berbeda bermakna dengan nilai
p=0,78
4.1.2. Perbandingan nilai Left Ventriculer Mass Index LVMI