bawah dan ketidak nyamanan pelvis ketika bayi turun ke dalam pelvis Chapman Vicky, 2006.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh penggunaan kompres hangat dalam pengurangan nyeri persalinan kala I fase
aktif.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh penggunaan kompres hangat dalam pengurangan nyeri persalinan kala I fase astif
2. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi penggunaan kompres hangat terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peraktek Kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif, khususnya bagi ibu yang sangat tidak tahan rasa sakit.
2. Bagi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kurikulum dan menambah pengetahuan bagi para bidan mengenai penggunaan kompres hangat dalam
pengurangan nyeri persalinan kala I aktif.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau menambah informasi dan data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan kompres
hangat dalam pengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kompres
1. Kompres hangat
Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan. b.
Kompres hangat dengan suhu 45-50,5
o
C dapat dilakukan dengan menempelkan kantung karet yang diisi air hangat ke daerah tubuh yang
nyeri. b.
Tujuan dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, dan mempelancar pasokan
aliran darah dan memberikan ketenangan pada klien Azril Kimin, 2009.
2. Terapi Kompres Hangat
Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi
atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat. a. Persiapan Alat dan Bahan
: a.
Botol berisi air hangat dengan suhu 45-50,5
o
C b.
Kain pembungkus
Universitas Sumatera Utara
b. Cara Kerja :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c. Isi kantung karet dengan air hangat dengan suhu 45-50,5
o
C d.
Tutup kantung karet yang telah diisi air hangat kemudian dikeringkan
e. Masukkan kantung karet kedalam kain.
f. Tempatkan kantung karet pada daerah pinggang dengan
posisi ibu miring kanan atau miring kiri. g.
Angkat kantung karet tersebut setelah 20 menit, kemudian isi lagi kantung karet dengan air hangat lakukan kompres ulang jika
ibu menginginkan h.
Catat perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan pada menit ke 15-20
O
C i.
Cuci tangan Hidayat, Musrifatul, 2008
Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan. Selain itu,
kompres hangat juga berfungsi menghilangkan sensasi rasa sakit. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat dilakukan selama 20
menit dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas nyeri dilakukan dari menit ke 15-20 selama tindakan Yuni Kusmiati, 2009
Universitas Sumatera Utara
Bagian tubuh yang sering didera keluhan nyeri saat bersalin adalah perut, pinggang Selain obat dan terapi, untuk pertolongan pertama
bisa dilakukan kompres. Dari jenisnya, kompres dibagi menjadi dua, yakni hangat, yang memiliki manfaat berikut: Kompres hangat dapat dilakukan
dengan menempelkan kantung karet yang diisi air hangat atau handuk yang telah direndam di dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri. Dampak
fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan
memperlancar pasokan aliran darah Aisyah, 2006
B. Nyeri Persalinan
1. Nyeri Persalinan
adalah nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual. Dikatakan individual karena respon individu terhadap sensasi
nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Nyeri persalianan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan mulai
berlangsung yang dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifitas besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua
ini terasa menyakitkan bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti
sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak. Sebahagian ibu merasakannya seperti kram haid yang parah. Ada juga yang merasakannya seperti
gangguan saluran pencernaan atau mulas diare. Kejadian itu terjadi ketika
Universitas Sumatera Utara
otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar dari dalam rahim ibu Danuatmaja, 2004.
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks,
serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, keringat,
diameter pupil, dan tegangan otot. Arifin, 2008 Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak
rahim kontraksi teratur sampai dilatasi serviks lengkap. Pada umumnya kaitan persalinan sulit ditentukan, tahap pertama biasanya berlangsung
jauh dari pada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga. Tahap pertama persalinan dibagi menjadi tiga bagian yaitu fase laten, fase
aktif, dan fase transisi. Fase laten dimulai saat kontraksi yang teratur dan ditunjukkan dengan pembukaan serviks yang sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 sampai 4 cm, dangan lamanya pada primipara 4 sampai 6 jam tetapi tidak lebih 20 jam, sedangkan untuk
multipara sekitar 4 jam tapi tidak lebih 14 jam. Kontraksi rahim terjadi selama fase laten dengan peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas
kontraksi. Kontraksi pada rahim berlangsung dari kontraksi ringan dengan lamanya 15 sampai 30 detik, dan berkembang menjadi nyeri
sedang dengan lama kontraksi 30 sampai 40 detik dan frekuensi setiap 5 sampai 7 menit. Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh
munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia
Universitas Sumatera Utara
korpus uteri, dan peregangan segmen bawah rahim. Selama kala I, kontraksi uterus yang menimbulkan dilatasi serviks dan iskemia uteri.
Impuls nyeri selama kala I ditranmisikan oleh segmen saraf spinal dan asesoris thorasic bawah simpatis lumbaris. Nervus ini berasal dari uterus
dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan servika dan iskemia uterus adalah nyeri visceral yang berlokasi dibawah abdomen menyebar
kedaerah lumbal belakang dan paha bagian dalam. Biasanya wanita merasakan nyeri pada saat kontraksi saja dan bebas dari nyeri selama
relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti sensasi kram, sensasi sobek, dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan laserasi servik, vagina
dan jaringan perineum. Selama fase aktif, seviks berdilatasi Bobak, 2004.
2. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan.
a. Nyeri berdasarkan tempatnya :
a. Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya pada kulit.
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau pada organ-organ tubuh
c. Refered pain,nyaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organstruktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh
di daerah yang berbeda, bukan daera asal nyeri.
Universitas Sumatera Utara
d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat, batang otak talamus, dan lain-lain.
b. Nyeri berdasarkan sifatnya : a. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang. b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu yang lama. c. Paroxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi
dan kuat sekali.nyeri tersebut biasanya menetap lebih kurang 10- 15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya : a. Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah.
b. Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi. c. Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.
3. Mekanisme Nyeri
Nyeri merupakan suatu fenomena yang penuh rahasia. Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme transmisi nyeri. Teori tersebut adalah
a. The Specificity Theory teori spesifik
Otak menerima informasi mengenai objek eksternal dan struktur tubuh melalui saraf sensoris. Saraf sensoris untuk setiap indra perasa
bersifat spesifik. Artinya, saraf sensori dingin hanya dapat dirangsang oleh sensasi dingin bukan oleh panas. Begitu pula dengan saraf
sensoris lainnya.
Universitas Sumatera Utara
b. The Intensity Theory teori Intensita
Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap rangsangan sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika
intensitasnya cukup kuat. c.
The Gate Control Theory teori kontrol pintu Kegiatanya bergatung pada aktivitas serat saraf aferen di substansi
gelatinosa. Aktivitas serat yang berdiameter besar menghambat transmisi yang artinya “pintu ditutup”, sedangkan serat saraf yang
berdimeter kecil mempermudah transmisi yang artinya “pintu dibuka”. Asmadi, 2008.
4. Pengukuran Intensitas Nyeri
a. Gambaran Sederhana Skala Intensitas Nyeri
b. 0-10 angka Skala Intensitas Nyeri
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 No
Worst Pain
Very Pain
Severe Pain
Moderate Pain
Mild Possible
Pain
No Pain
Pain Worst
Possible Moderate
Pain
Universitas Sumatera Utara
c. Skala Analog Visual VAS
Nyeri yang ditanyakan pada skala tersebut adalah intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Cara mengkaji nyeri yang
digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri. Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala
numerik yaitu : a. 0
: Tidak nyeri b. 1-2
: Nyeri ringan c. 3-5
: Sedang d. 6-7
: Berat e. 8-10
: Sangat berat. Wong, 2006
C. Kala I
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks 1 cm sampai lengkap dan kontroksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala
I terbagi dalam dua fase yaitu : a.
Fase Laten Adalah stadium saat tubuh ibu mulai menuju persalinan. Kontraksi
biasanya ringan sampai sedang, semakin tidak nyaman, pembukaan 1-3 No Pain
as it Possible
Pain as bad
could
Universitas Sumatera Utara
cm dan kadang menyakitkan. Kontraksi menjadi teratur dan lebih rapat ketika persalinan semakin maju.
b. Fase Aktif
Adalah fase aktif biasanya dimulai sejak ibu mengalami kontraksi teratur dan maju dari pembukaan 4-10 cm. Kontraksi cenderung menjadi teratur,
nyerinya berat, dan kontraksi biasanya terjadi sekali tiap 2-5 menit, dan berlangsung 45 detik sampai 60 detik. Ketika persalian menjadi semakin
kuat, serviks akan terus membuka dan kontraksi akan semakin kuat dan semakin nyeri Chapman Vicky, 2006.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang berjudul pengaruh penggunaan kompres hangat dalam pengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif di klinik Hj. Hamidah Medan
Bagan 3.1 Variabel Independen
Variabel Dependen
B. Hipotesis