Jika kita mengkaji ketentuan dasar dan undang-undang organik yang mengatur tentang Mahkamah Konstitusi, ternyata tidak ada satu pasal pun yang
mengatur system pelaksanaan putusan Mahkamah Konstitusi yang final dan mengikat tatkala tidak dilaksanakannya putusan tersebut. Hal ini menunjukkan
adanya kelemahan dalam sistem.
C. Akibat Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi
Putusan Mahkamah Konstitusi merupakan suatu peristiwa hukum dimana terjadi proses persidangan karena adanya sengketa yang dimohonkan untuk
diputus. Tatkala putusan-putusan tersebut diucapkan dalam siding pleno yang terbuka untuk umum dan sejak saat itu tidak ada lagi upaya hukum yang dapat
ditempuh dan pada saat itu pula awal mula adanya akibat hukum.
72
Menurut Malik, S.H.,M.H
73
72
Malik, S.H.M.H., Op.Cit., hlm. 91.
73
Ibid., hlm. 92-93.
. dosen Sekolah Tinggi Ilmu Hukum, Sunan Giri, Malang, akibat hukum dalam putusan Mahkamah Konstitusi yang final dan mengikat
memiliki makna positif dan negatif. Adapun akibat hukum positif menurut Malik adalah pertama, mendorong terjadinya proses politik. Dalam hal ini, dapat kita
lihat dalam pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945 yang putusannya dapat mendorong terjadinya proses politik yang menyangkut
amandemen atau merubah undang-undang atau membuat undang-undang yang baru, sebagai akibat hukum putusan yang menyatakan undang-undang tersebut
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Kedua, mengakhiri sebuah sengketa hukum. Dalam Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Universitas Sumatera Utara
Mahkamah Konstitusi mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final, untuk memutus sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945, memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum. Hal ini menjelaskan, bahwa dengan adanya ketentuan bahwa Mahkamah Konstitusi mengadili pada tingkat pertama dan terakhir dan bersifat final, maka
sebuah sengketa hukum dapat segera diakhiri dengan keluarnya putusan Mahkamah tersebut, dan tidak ada lagi upaya hukum lain terhadap putusan
tersebut. Adapun makna negatif dari akibat hukum putusan Mahkamah Konstitusi
yang bersifat final dan mengikat adalah : 1
Membatalkan sebuah keputusan politik danatau sebuah undang-undang hasil produk politik. Dalam ketentuan ini, putusan Mahkamah Konstitusi dapat
membatalkan sebuah produk undang-undang yang dibahas oleh pembuat undang-undang yang melibatkan dua kekuasaan besar yaitu kekuasaan
legislatif DPR dan kekuasaan eksekutif pemerintah melalui suatu proses yang cukup panjang dengan menghabiskan anggaran negara yang cukup besar.
Hal ini dipandang sebagai sebuah makna yang negatif terhadap putusan Mahkamah Konstitusi.
2 Terguncangnya rasa keadilan pihak-pihak yang tidak puas terhadap putusan-
putusan Mahkamah Konstitusi yang final dan mengikat. Hal ini tidak memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang merasakan putusan
tersebut mengandung nilai-nilai ketidakadilan dan tidak puas terhadap putusan
Universitas Sumatera Utara
tersebut untuk menempuh jalur hukum lain. Oleh karena itu, jika dilihat dari sisi psikologi hukum, pihak yang merasa tidak puas terhadap putusan tersebut
menjadi terguncang akibat hukum dari putusan tersebut. Yang perlu kita ketahui adalah keadilan merupakan salah satu tujuan hukum, dan tujuan
hukum tidak hanya keadilan melainkan juga kepastian hukum dan kemanfaatan. Dalam hal ini, hukum harus mengakomodasikan ketiganya. Dan
putusan Mahkamah Konstitusi sedapat mungkin merupakan resultante dari ketiganya. Nilai keadilan mempunyai aspek empiris, yaitu apa yang dinilai
adil dalam konteks hukum, harus dapat diaktualisasikan secara konkrit menurut ukuran manfaatnya. Dengan adanya ukuran manfaat nilai keadilan
ini, pada akhirnya keadilan dapat dipandang menurut konteks yang empiris juga. Disinilah nilai keadilan berfungsi menentukan secara nyata apa yang
pantas diterima oleh seseorang sebagai konsekuensi lanjutan dari norma hukum yang mengaturnya.
74
3 Lemahnya penegakan hukum, pabila sebuah putusan tidak dilaksanakan
karena tidak mempunyai kekuatan memaksa eksekutorial sehingga putusan tersebut hanyalah putusan diatas kertas. Kelemahan dalam penegakan hukum
terhadap putusan Mahkamah Konstitusi justru dapat menurunkan keweibawaan hukum lembaga tersebut serta dapat membuat masyarakat
menjadi kacau balau chaos, dan persepsi masyarakat terhadap hukum Hal ini merupakan makna negatif dari putusan
Mahkamah Konstitusi yang final dan mengikat tersebut.
74
E. Fernando M. Manullang, Menggapai Hukum Berkeadilan : Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomy Nilai, Kompas, Jakarta, hlm. 96.
Universitas Sumatera Utara
semakin buruk pula.
75
Dan tanpa kepastian hukum orang tidak mengetahui apa yang harus diperbuatnya dan pada akhirnya timbul keresahan.
76
D. Putusan Ultra Petita oleh Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 006PUU-IV2006