24
sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial. Dan secara simultan, ukuran dewan komisaris, financial leverage,
profitabilitas dan ukuran perusahaan memilki kemampuan berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial.
2.3. Kerangka konseptual
Menurut Erlina 2008:38 ”kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang
telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”. Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen. Begitu juga
apabila ada variabel lain yang menyertai, maka peran variabel tersebut harus dijelaskan.
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah
penting. Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntuan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan sebagai tempat peneliti untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah ukuran
dewan komisaris, financial leverage, ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Sedanagkan yang menjadi variable dependen adalah pengungkapan informasi
sosial.
25
Berdasarkan landasan teori dan timjauan penelitian terdahlu kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Menurut Coller dan Gregory dalam Sirait 2011, ada hubungan positif antara ukuran dewan komisaris dengan jumlah informasi sosial yang diungkapkan
perusahaan. Tekanan terhadap manajemen untuk mengungkapkan informasi sosial akan bertambah besar dengan semakin besarnya ukuran dewan komisaris. Hal ini
terjadi karena dengan semakin banyaknya anggota dewan komisaris, akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan
semakin efektif. PENGUNGKAPAN
INFORMASI SOSIAL
Y Ukuran Dewan Komisaris
Umur Perusahaan Profitabilitas
Ukuran Perusahaan Financial Leverage
H1
H3
H4
H5 H2
H6
26
Teori agensi menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan, maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas Marpaung, 2009. Penelitian Belkaoui dan Karpik 1989 menemukan
hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan informasi sosial.
Dalam teori keagenan, diprediksi bahwa perusahaan yang memiliki financial leverage tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena
biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi. Semakin tinggi financial leverage maka semakin besar kemungkinan terjadinya
pelanggaran perjanjian kredit sehingga manajemen perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Schipper 1981 dalam Sitepu 2008 berpendapat
bahwa tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur.
Donovan dan Gibson 2000 dalam Marpaung 2009 menyatakan bahwa dalam teori legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas
dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan manajemen menganggap tidak
perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka
berharap para pengguna laporan akan membaca ”good news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
27
profitabilitas mempunyai hubungan yang negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Penelitian Suhardjanto dan Wardhani 2009 menyatakan bahwa umur perusahaan bukanlah merupakan variabel prediktor yang baik dalam
pengungkapan intellectual capital. Begitu juga dengan penelitian Amalia 2005, yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
luas pengungkapan informasi sukarela yang dilakukan. Namun penelitian Susanto dalam Amalia, 2005 terhadap 98 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta tahun 1990 menemukan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan informasi sukarela yang dilakukan.
2.4. Hipotesis