Kerapatan Pemadatan Tumpukan kgm

hingga hari ke-15 kurva telah menunjukan penurunan. Dari hasil uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test yang dilakukan menunjukan bahwa nilai kerapatan tumpukan kulit buah markisa pada lama fermentasi 7 hari lebih tinggi di bandingkan dengan lama fermentasi 0, 14 dan 21 hari.

2. Kerapatan Pemadatan Tumpukan kgm

3 Kerapatan Pemadatan Tumpukan adalah perbandingan antara berat bahan terhadap volume ruang yang ditempatinya setelah melalui proses pemadatan. Nilai kerapatan pemadatan tumpukan tepung kulit buah markisa yang difermentasi dengan Phanerocaete chrysosporium dan tanpa fermentasi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Kerapatan Pemadatan Tumpukan tepung kulit buah markisa fermentasi Phanerocaete chrysosporium Dosis CFUg Lama Fermentasi Hari Rata-rata kgm 3 7 14 21 10 ⁴ 444,44 459,26 433,77 421,67 439,79 a 10 ⁶ 430,03 442,11 501,96 420,83 448,73 a Rata-rata kgm 3 437,24 bc 450,69 ab 467,87 a 421,25 c Ket : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata P0,05 Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa faktor dosis memberikan pengaruh tidak berbeda nyata P0.05, sedangkan faktor lama hari fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata P0.05 terhadap kerapatan pemadatan tepung kulit buah markisa. Peningkatan nilai kerapatan pemadatan tumpukan dimulai hari ke-7 sebesar 3,07 dan pada hari ke-14 nilai kerapatan pemadatan tumpukan naik sebesar 7 dari hari ke-0 sedangkan pada hari ke-21 nilai kerapatan pemadatan tumpukan menurun sebesar 3,78 dari nilai hari ke-0. 23 Universitas Sumatera Utara Penurunan nilai kerapatan pemadatan tumpukan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain getaran saat proses pemadatan, intensitas dam lama proses pemadatan. Hal ini didukung oleh pernyataan Retnani 2010, yang menyatakan getaran yang diberikan dalam gaya yang berbeda saat memadatkan ransum dapat menyebabkan ketidaktepatan pengukuran. Kerapatan pemadatan tumpukan dipengaruhi oleh intensitas dan cara pemadatan, semakin lama proses pemadatan yang dilakukan maka kerapatan pemadatan tumpukan cenderung menurun dan sebaliknya. Interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh yang nyata P0.05 terhadap peningkatan kerapatan pemadatan tepung kulit buah markisa. Dan interaksi dengan nilai terbaik ditunjukan pada dosis 10 ⁶ CFUml dengan lama fermentasi 14 hari sebesar 501,96 kgm 3 . Nilai kerapatan pemadatan tumpukan yang semakin besar menunjukan bahwa kemampuan memadat substrat semakin tinggi sebaliknya, apabila nilai kerapatan pemadatan tumpukan semakin kecil maka kemapuan memadat substrat semakin rendah sehingga mengurangi efisiensi tempat penyimpanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rikmawati 2005 yang menyatakan bahwa kerapatan pemadatan tumpukan yang tinggi berarti bahan memiliki kemampuan memadat yang tinggi dibandingkan dengan bahan yang lain. Semakin rendah kerapatan pemadatan tumpukan yang dihasilkan maka laju alir semakin menurun. Nilai kerapatan tumpukan tepung kulit buah markisa yang diuji dengan polinomial orthogonal dapat dilihat pada Gambar 2 : 24 Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Dosis 10 4 cfug dan 10 6 cfug P.chrysosporium Terhadap Kerapatan Tumpukan Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa pada dosis 10 ⁶ CFUg membentuk kurva kuadratik dengan persamaan y = -0,475x 2 + 10,44x + 420,5 R² = 0,555 yang berpotongan berkisar di titik hari ke-3 dengan kurva kuadratik dosis 10 4 CFUg dengan persamaan y = -0,137x 2 + 1,544x + 447,1 R² = 0,811. Hal ini menunjukan bahwa pada dosis 10 ⁶ CFUg dapat di fermentasikan maksimal 14 hari, bila lebih dari 14 hari nilai kerapatan pemadatan tumpukan cenderung turun dan pada dosis 10 4 CFUg dapat difermentasikan maksimal 7 hari. Dari hasil uii lanjut Duncan’s Multiple Range Test yang dilakukan juga menunjukan bahwa nilai kerapatan pemadatan tumpukan kulit buah markisa untuk dosis 10 ⁶ CFUg ditunjukan pada lama fermentasi hari ke-14 namun pada dosis 10 4 CFUg nilai kerapatan pemadatan tumpukan tertinggi ditunjukkan pada lama fermentasi hari ke-7.

3. Berat Jenis kgm

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kulit Buah Markisa {Passiflora Edulis) Yang Difermentasi Dengan Aspergillus Niger Terhadap Karras Ayam Broiler Umur 8 Minggu

0 34 62

Pemanfaatan Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis) Fermentasi (Aspergillus niger) dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu

1 31 60

Kecernaan Kulit Buah Markisa (Pasiflora edulis sims F.edulis) Difermentasi Phanerochaete chrysosporium padaDomba Lokal Fase Pertumbuhan

0 32 61

Dosis dan Lama Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 6 66

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 12

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 2

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 3

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 8

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 4

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 12