Gambar 2. Dosis 10
4
cfug dan 10
6
cfug P.chrysosporium Terhadap Kerapatan Tumpukan
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa pada dosis 10 ⁶ CFUg
membentuk kurva kuadratik dengan persamaan y = -0,475x
2
+ 10,44x + 420,5 R² = 0,555 yang berpotongan berkisar di titik hari ke-3 dengan kurva kuadratik dosis 10
4
CFUg dengan
persamaan y
= -0,137x
2
+ 1,544x
+ 447,1
R² = 0,811. Hal ini menunjukan bahwa pada dosis 10 ⁶ CFUg dapat di
fermentasikan maksimal 14 hari, bila lebih dari 14 hari nilai kerapatan pemadatan tumpukan cenderung turun dan pada dosis 10
4
CFUg dapat difermentasikan maksimal 7 hari.
Dari hasil uii lanjut Duncan’s Multiple Range Test
yang dilakukan juga menunjukan bahwa nilai kerapatan pemadatan tumpukan kulit buah markisa untuk
dosis 10 ⁶ CFUg ditunjukan pada lama fermentasi hari ke-14 namun pada dosis 10
4
CFUg nilai kerapatan pemadatan tumpukan tertinggi ditunjukkan pada lama fermentasi hari ke-7.
3. Berat Jenis kgm
3
Berat jenis juga disebut berat spesifik
specific gravity
, merupakan
perbandingan antara berat bahan terhadap volumenya, satuannya adalah kgm
3
. kgm
3
10
4
cfug 10
6
cfug 000,00
25
Universitas Sumatera Utara
Menurut Khalil 1999a, berat jenis memegang peranan penting dalam berbagai proses pengolahan, penanganan dan penyimpanan. Berat jenis diukur dengan
menggunakan prinsip Hukum Archimedes. Berat jenis tepung kulit buah markisa yang difermentasi dengan
Phanerocaete chrysosporium
dan tanpa fermentasi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Berat Jenis tepung kulit buah markisa fermentasi
Phanerocaete chrysosporium
Dosis CFUg Lama Fermentasi Hari
Rata-rata kgm
3
7 14
21 10
⁴ 236,25
234,93 242,07
234,41 236,92
a
10 ⁶
234,41 247,97
241,97 229,03
238,35
a
Rata-rata kgm
3
235,33
ab
241,45
a
242,02
a
231,72
b
Ket : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata P0,05
Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa faktor lama fermentasi memberikan pengaruh yang nyata P 0,05 sedangkan faktor dosis memberikan
pengaruh tidak berbeda nyata P 0,05 terhadap nilai berat jenis tepung kulit buah markisa serta tidak ada interaksi dari kedua faktor.
Nilai berat jenis mulai meningkat pada fermentasi hari ke-7 sebesar 2,6, pada hari ke-14 meningkat sebesar 2,8 dari hari ke-0 namun pada hari 21 nilai
berat jenis turun sebesar 1,56 dari hari ke-0. Peningkatan dan penurunan nilai berat jenis kemungkinan disebabkan oleh
perubahan kandungan kadar air serta ukuran partikel yang semakin halus dan semakin kasar akibat dari lama fermentasi yang apabila terlalu lama akan
menghasilkan pertumbuhan kapang
Phanerocate chrysosporium
yang lebat yang 26
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan banyak misellium yang mempengaruhi tingkat kehalusan tekstur substrat. Hal ini didukung oleh pernyataan Gautama 1998, yang menyatakan bahwa
berat jenis dipengaruhi oleh komposisi kimia pakan. Gautama 1998, juga menyatakan bahwa menurunnya nilai berat jenis disebabkan ruang antar partikel
bahan sudah terisi oleh
aquades
dalam pengukuran sehingga nilai berat jenisnya rendah. Apabila partikel semakin kasar maka ukuran partikel semakin besar dan
kerapatan semakin menurun sehingga air lebih mudah mengisi ruang antara partikel. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Khalil 1999a, yang
menyatakan bahwa pengecilan ukuran partikel dan kadar air tidak berpengaruh nyata terhadap pengukuran berat jenis dari berbagai kelompok bahan pakan sumber energi,
sumber hijauan, sumber protein nabati dan hewani serta bahan pakan mineral. Nilai berat jenis yang semakin tinggi menunjukan bahwa kemampuan
homogenitas substrat dalam pencampuran bahan pembuatan pellet semakin tinggi serta mengisi ruang udara lebih rapat. Semakin tinggi nilai berat jenis maka kapasitas
ruang penyimpanan semakin besar serta proses pengangkutan semakin mudah. Hal ini didukung oleh pernyataan Syarifudin 2001, yang menyatakan semakin tinggi
berat jenis maka akan semakin meningkatkan kapasitas ruang penyimpanan dan memudahkan pengangkutan.
Nilai berat jenis tepung kulit buah markisa yang diuji dengan polinomial orthogonal dapat dilihat pada Gambar 3 :
27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Dosis 10
4
cfug dan 10
6
cfug P.chrysosporium Terhadap Berat Jenis
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa pada dosis 10 ⁶ CFUg dan
10
4
CFUg membentuk pola kurva kuadratik secara bersama dengan persamaan garis masing-masing y = - 0,135x
2
+ 2,522x + 235,0 R² = 0,961 dan y = -0,032x
2
+ 0,701x + 235,0 R² = 0,272 yang berpotongan berkisar pada titik hari fermentasi ke-
13. Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis 10 ⁶ CFUg lama hari fermentasi
maksimal adalah antara 5 –14 hari, titik tertinggi pada hari ke-10, bila lebih dari 14
hari cenderung menurun dengan cepat. Pada dosis 10
4
CFUg menunjukan peningkatan dan penurunan pada hari ke 5
–18 namun peningkatan dan penurunan tidak drastis. Dari hasil uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test
yang dilakukan juga menunjukan bahwa nilai berat jenis kulit buah markisa pada lama fermentasi 14
hari lebih tinggi di bandingkan dengan lama fermentasi 0, 7 dan 21 hari.
II. Uji Kimia Pakan