Ringkasan dari efek perlakuan silvikultur terhadap lingkungan anakan dapat dilihat pada Tabel 1. Sehingga dengan memahami pengaruh iklim mikro ini,
diharapkan peran rimbawan dalam menyukseskan geakan rehabilitasi lahan dan hutan akan lebih baik lagi.
A. Faktor Cahaya
Yang dimaksudkan dengan cahaya dalam tulisan ini adalah Photosynthetically
Active Radiation PAR, yaitu spektrum radiasi matahari tampak. Panjang
gelombang inilah yang diserap oleh tanaman dan dipergunakan untuk reaksi fotosintesis. Sekitar 45 energi matahari adalah cahaya tampak dan 55 lainnya
merupakan bagian non-visible
dari spektrum matahari. Sebagian besar energi matahari memanaskan lingkungan anakan dan
mengevaporasikan air. Fotosintesis hanya menggunakan 2 sampai 5 dari energi tersebut. Namun demikian, mekanisme penyerapan cahaya oleh tanaman
membutuhkan sepertiga sampai setengah dari penyinaran penuh di musim panas untuk tercapainya laju fotosintesis maksimum Gambar 1. Cahaya yang kurang
dari 10 dari penyinaran penuh tidak cukup memberikan laju fotosintesis yang cukup tinggi bagi tersedianya karbohidrat yang akan hilang karena dipakai untuk
respirasi anakan. Konsekuensinya, anakan yang mendapatkan naungan berat akan mempunyai akumulasi biomassa yang sedikit, tumbuh dengan lambat dan
mempunyai bentuk pertumbuhan yang kurus Spittlehouse and Stathers, 1990. Tabel 1. Pengaruh metode penyiapan lahan terhadap lingkungan fisik anakan.
Peningkatan atau penurunan mengacu pada perubahan relatif terhadap lahan yang tidak diberi perlakuan Spittlehouse and Stathers, 1990.
Perlakuan Cahaya Suhu tanah
Kelembaban Tanah
Evaporasi Tanah
Transpirasi Frost Hazard
Areal dampak
Herbisida
Meningkat, beberapa
ternaungi Meningkat Meningkat
tajam Sedikit berubah
Menurun sampai
mendekati Nol Tergantung
vegetasinya Seluruh
lahan dan sekeliling
anakan
Mulsa Meningkat Menurun
seiring kedalaman
Meningkat tajam Menurun
tajam Menurun tajam
Meningkat Sekeliling
anakan
Tebasan Meningkat,
beberapa ternaungi
Meningkat Meningkat sedikit
Meningkat sedikit
Sedikit berubah
Menurun Bervariasi dan tidak
seragam di lahan
tersebut
Shadecard Menurun,
ternaungi Menurun
pada permukaan
Meningkat sedikit
Sekit berubah
Sedikit berubah
Sedikit berubah
Areal yang
sangat kecil di
sekeliling anakan
Spot scalp Meningkat Meningkat Meningkat
Besar Besar Menurun Sekeliling
anakan
Broadcast burn
Meningkat Meningkat, cakupan
yang lebih luas
Meningkat Meningkat sedikit
Menurun Menurun Seluruh
areal, bervariasi
Parit Meningkat Meningkat Meningkat
Meningkat Menurun Menurun Sekeliling
anakan
Ripping Meningkat meningkat Meningkat
Meningkat Menurun Menurun Seluruh
areal
Gundukan Meningkat Meningkat,
cakupan yang lebih
luas Menurun
Meningkatkan drainase
Meningkat Menurun Menurun Sekeliling
anakan
Selokan yang dalam
Meningkat Meningkat, cakupan
yang lebih Menurun
Meningkatkan drainase
Meningkat Menurun Menurun
di berm
Sekeliling anakan
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
luas
Shelter- wood
Menurun, bintik-
bintik cahaya
Menurun, jcakupan
yang sempit
Meningkat sedikit
Menurun tipis
Meningkat, dari
kedalaman Menurun
tajam Bervariasi
dan tidak seragam
untuk seluruh
lahan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan cahaya adalah faktor iklim makro, faktor lahan, dan faktor vegetasinya. Faktor iklim makro yang berperan
besar adalah penyinaran matahari. Pada kondisi hari yang cerah di lintang 50 LU,
pada pertengahan musim panas akan sepuluh kali lebih panjang dibandingkan dengan penyinaran pada pertengahan bulan Desember. Adanya awan akan
menyerap dan memantulkan radiasi serta mengurangi besarnya PAR yang ditransmisikan ke anakan.
Sedangkan faktor lahan yang paling berperan adalah kelerengan, aspek arah lereng dan latitude. Kelerengan dan aspekarah lereng mempunyai pengaruh yang
utama terhadap jumlah radiasi matahari yang diterima di atas kanopi vegetasi Gambar 2.. Namun demikian, faktor ini lebih berpengaruh terhadap pemanasan
tapaklahan daripada terhadap fotosintesis. Sedangkan lintanglatitude mempengaruhi panjang hari serta intensitas radiasi matahari. Pada lintang-lintang
tinggi, hari yang panjang selama musim panas cenderung untuk mengakibatkan penurunan intensitas radiasi matahari. Hal ini akan menguntungkan bagi fotosintesis
anakan karena penyinaran yang lebih sedikit dari penyinaran penuh adalah yang dibutuhkan oleh anakan untuk mencapai fotosintesis yang maksimum.
Jumlah dari vegetasi yang berada di sekitar anakan akan mengarur seberapa banyak radiasi matahari mencapai anakan dan permukaan tanah. Secara individual,
sebuah daun dapat menyerap atau memantulkan lebih dari 90 radiasi matahari yang datang. PAR yang berada di bawah vegetasi terdiri dari fraksi hasil transmisi
yang sedikit dan sejumlah cahaya langsung maupun difuse yang tidak diintersepsikan oleh daun. Tinggi, kerapatan dan orientasi daun dari kanopi vegetasi
yang berada di sekeliling anakan akan mengontrol besarnya cahaya yang diintersepsikan. Cahaya yang mencapai anakan akan mencapai tingkat suboptimal
pada kondisi kanopi yang tinggi dan rapat yang menutup permukaan seluruhnya. Jika kanopi vegetasinya rapat namun setengah-setengahtidak sempurna atau
diskontinyu, maka cahaya yang berada di tempat-tempat terbuka biasanya tersedia dengan cukup bagi anakan.
Kompetisi antara spesies akan memberikan pengaruh yang bervariasi terhadap bagaimana cahaya diterima oleh anakan. Kejadian ini berhubungan dengan
perbedaan yang terjadi akibat perubahan waktu dan laju perkembangan daun selama musim pertumbuhan, sebagaimana halnya dengan tinggi dan kerapatan
daun dari kanopi. Gambar 3 menunjukkan prosentase pengurangan cahaya dari sepertiga paling atas tajuk tanaman
fireweed, ladyfern, dan thimbleberry. Fireweed membentuk kanopi yang rapat lebih dulu dibandingkan denganspesies yang lain,
selain itu juga memulai senesce lebih dahulu. Tingkatan cahaya yang berada di di sekitar anakan dengan tumbuhan bawah yang baik akan berkurang sampai dibawah
10 dari kondisi cahaya di atas kanopi.
Kondisi regim cahaya yang rendah seringkali merupakan masalah yang serius di beberapa tempat di Subzona yang lebih dingin di British Columbia. Perlakuan
herbisida dan mekanis juga dipergunakan dalam mengendalikan vegetasi yang tumbuh. Sebagai contoh untuk menunjukkan pengaruh penyiapan lahan terhadap
cahaya adalah pembuatan gundukan. Pengaruh pembuatan gundukan terhadap tingkat cahaya di bawah kanopi
ladyfern yang rapat adalah seperti pada Gambar 4
Draper et al,
1988 dalam
Spittlehouse and Stathers, 1990. Pembuatan gundukan akan membuka areal dengan luasan yang berdiameter sekitar 60 cm dan
menghasilkan tingkat cahaya dengan rata-rata 70 dari yang diterima di atas
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
kanopi. Sedangkan cahaya yang diterima oleh anakan tanpa perlakuan pembuatan gundukan berada dibawah kondisi titik jenuh untuk fotosintesis anakan di sebagain
besar hari, bahkan pada saat kondisi cerah dengan rata-rata hanya 10-15 dari cahaya yang diterima oleh bagian atas kanopi
ladyfern. Selain semakin
meningkatnya ketersediaan cahaya bagi fotosintesis anakan, keuntungan yang lain adalah semakin menurunnya tekanan vegetasi terhadap anakan, dan juga
meningkatkan suhu tanah pada lahan-lahan yang mempunyai horison organik tipis. Di wilayah arida, pertumbuhan dan ketahanan diperbaiki dengan cara meninggalkan
naungan bagi anakan-anakan, misalnya dengan pohon pelindung
shelterwoods .
Pada siuasi ini, pengurangan tekanan panas heat stress
lebih penting artinya dibandingkan dengankehilangan potensi fotosintesis Flint, and Childs, 1987;
Hungerford and Babbitt 1987 dalam
Spittlehouse and Stathers, 1990.
Gambar 2. Rasio Antara Permukaan Berlereng Dan Permukaan Horisontal Pada Kondisi Radiasi Matahari Dengan Keadaan Cerah
Clear-Sky Di
Lintang 50 LU Spittlehouse and Stathers, 1990.
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
Gambar 3. Pengaruh dari komunitas fireweed, ladyfern, dan thimbleberry terhadap penerimaan
photosynthetically active radiation par pada ketinggian
anakan selama musim pertumbuhan di tegakan spruce zona sub- boreal dekat Prince George. Adapted from Draper et al. 1988, and C.
DeLong 1989, B.C. Forest Service, unpublished data dalam
Spittlehouse and Stathers, 1990.
Gambar 4. Bagian dari photosynthetically active radiation PAR harian yang diterima oleh anakan di bawah kanopi
ladyfern dan pada perlakuan
pembuatan gundukan, dan PAR di atas kanopi pada kondisi langit cerah di di tegakan spruce zona sub-boreal dekat Prince George. Adapted
from Draper et al. 1988 dalam
Spittlehouse and Stathers, 1990. Meyer
et al 2001 mengemukakan bahwa perlakuan restorasi penjarangan
dan introdusir spesies yang mempunyai intensitas rendah dapat meningkatkan penetrasi cahaya ke lantai hutan, namun tidak memberikan dampak yang nyata
terhadap suhu udara ambien dan defisit tekanan uapnya vapour pressure deficit
. Gambar 5. menunjukkan pengaruh dari kerapatan vegetasi terhadap besarnya
PAR yang sampai ke lantai hutan.terdapat kecenderungan bahwa semakin rapat tegakan jumlah batang per hektarnya makin besar akan semakin kecil PAR yang
sampai ke lantai hutan Coopersmith, et al
, 2000.
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
B. Faktor Presipitasi