B. Faktor Presipitasi
Pengaruh dari presipitasi terhadap anakan adalah menyediakan kelembaban tanah yang digunakan oleh anakan guna mengimbangi kebutuhan evaporasi
atmosfer. Microsite
yang mempunyai kapasitas cadangan air tanah rendah di zona perakaran membutuhkan curah hujan yang sering untuk memastikan bahwa anakan
akan bertahan selama periode musim panas yang kering. Tanpa kelembaban tanah yang cukup di zona perakaran, anakan akan mengalami tingkat cekaman air
water stress
yang bisa mengurangi pertumbuhan Gambar 1. Faktor iklim makro yang mempengaruhi presipitasi adalah tipe hujan
type of storm
, baik frontal atau konvektif, akan menentukan jumlah dan luasan areal dari presipitasi. Hujan konvektif biasanya terjadi pada musim panas dan dapat terjadi
secara lokal, sedangkan hujan frontal lebih besar dan menyediakan hujan yang lebih seragam untuk seluruh bentang alam. Di wilayah yang mempunyai empat musim,
perubahan waktu sepanjang tahun mempengaruhi jumlah dan bentuk presipitasi hujan atau salju.
Selain iklim makro, presipitasi juga dipengaruhi oleh lokasi geografis, misalnya jarak dari pantai atau badan air yang besar lainnya, dan untuk skala yang roman
topografi topographic features
, misalnya kelerengan dimana arah angin bertiup windward
yang berhadapan dengan umumnya arah datangnya hujan dan daerah bayangan hujan. Presipitasi secara umum akan meningkat dengan semakin
meningkatnya elevasi Spittlehouse and Stathers, 1990. Gambar 5. Nilai PAR Rata-Rata Pada Tanggal
18 Juli 1998 di Gunung Bear.
C. Faktor Kelembaban Atmosfer
Kandungan uap air di udara tekanan uap ataupun kerapatan uap secara langsung mempengaruhi kebutuhan evaporasi atmosfer anakan, yang akan
menentukan laju transpirasi tanaman. Evaporasi yang tinggi dapat menyebabkan anakan mengalami
water stress dan berikutnya mengurangi laju pertumbuhan. Laju
transpirasi anakan dipengaruhi oleh defisit tekanan uap. Ini merupakan perbedaan antara tekanan uap di daun yang tergantung suhu daun dengan tekanan uap udara
yang berbatasan dengan udara. Kekurangan tekanan uap biasanya akan mencapai maksimum pada saat tengah-hari ketika suhu udara dan daun paling tinggi.
Kelembaban relatif udara merupakan rasio antara tekanan uap aktual dan tekanan uap jenuh. Peningkatan defisit tekanan udara penurunan kelembaban relatif dari
udara akan meningkatkan kebutuhan evaporasi, sekaligus juga akan meningkatkan potensi tekanan air
water stress terhadap tanaman. Pengeringan musim dingin
Winter desiccation sering kali terjadi manakala daun-daun jarum terbuka dan
berhubungan langsung dengan kelembaban relatif yang rendah. Spittlehouse and Stathers, 1990.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban relatif disekitar anakan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu faktor iklim makro, faktor lahansite, dan faktor
vegetasi. Faktor iklim makro yang berperan dalam mempengaruhi kondisi kelembaban udara adalah pergerakan massa udara regional. Pergerakan ini akan
menentukan tekanan uap dan kelembaban relatif dekat anakan. Kelembaban dari massa udara ini dimodifikasi oleh permukaan tanah dan permukaan badan air yang
telah dilewatinya. Permukaan-permukaan ini akan akan mensuplai kelembaban ke udara melalui mekanisme evapotranspirasi atau hilang oleh adanya kondensasi atau
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
presipitasi. Faktor lahan seperti lokasi geografi dan elevasi hanya berperan kecil saja pengaruhnya terhadap kondisi tekanan uap di atmosfer. Spittlehouse and
Stathers 1990 mengemukakan bahwa tekanan uap, kelembaban relatif dan suhu udara di bawah kanopi vegetasi dengan ketinggian 1 m atau kurang akan sama
dengan kondisi yang berada di atas kanopi. Sedikit peningkatan tekanan uap akan terjadi dibawah kondisi kanopi yang tinggi dan rapat. Kondisi di bawah kanopi yang
demikian akan terasa lebih dingin dan lebih lembab bagi manusia dibandingkan dengan di tempat terbuka, umumnya dikarenakan oleh pengurangan sejumlah
radiasi matahari yang memanaskan tubuh kita.
Penyiapan lahan yang dilakukan sebelum kegiatan penanaman akan mempunyai sedikit pengaruh terhadap jumlah uap air di udara. Namun demikian
defisit kelembaban relatif dan tekanan uap akan mempengaruhi anakan melalui perubahan suhu udara dekat anakan. Suhu udara yang dekat dengan tanahground
pada perlakuan tebang habis dapat lebih panas 3 samapi 6 C dibandingkan dengan
pada ketinggian 6 meter Spittlehouse and Stathers, 1990.
D. Faktor Angin