Keseimbangan energi yang terjadi di permukaan tanah menentukan seberapa banyak radiasi matahari yang diserap ditransfer kedalam profil tanah dan seberapa
banyak yang dihamburkan ke atmosfer sebagai bahang atau uap air. Permukaan tanah mineral memungkinkan lebih banyak konduksi bahang kedalam profil yang
lebih dalam dibandingkan dengan permukaan tanah organik. Sebagai hasilnya adalah, suhu udara persis dibawah permukaan organik akan lebih panas selama
siang hari dan lebih dingin di malam hari dibandingkan dengan yang terjadi di permukaan tanah mineral.
Kadar air tanah di permukaan tanah mempengaruhi
suhu udara melalui mekanisme penggantian keseimbangan energi di permukaan. Ketika permukaan pada kondisi basah, sejumlah besar energi matahari yang
diserap dipergunakan untuk mengevaporasi air di permukaan tanah daripada untuk menaikkan suhu tanah maupun suhu udara. Serupa dengan hal ini, adalah ketika
tanah lembab, permukaan bervegetasi dapat lebih dingin dibandingkan ketika tanah kondisinya kering, sebab lebih banyak energi yang diserap dipergunakan untuk
transpirasi Spittlehouse and Stathers, 1990.
Persiapan lahan dapat mempengaruhi anakan dan suhu permukaan tanah
melalui perubahan penyerapan dan penghamburan energi di permukaan, meskipun pengaruh ini hanya signifikan pada ketinggian lebih dari 0,5 meter.
Shelterwoods pohon pelindung dan tebang pilih dapat menurunkan suhu udara
maksimum harian sebesar 1 sampai 2 C di ketinggian anakan dibandingkan dengan
yang ditebang habis. Pengaruhnya akan sangat besar pada malam hari, yaitu peningkatan suhu minimum sebesar 2 sampai 5
C dibawah kondisi cuaca yang cerah Odin et al. 1984; Hungerford and Babbitt 1987; Stathers 1989
dalam Spittlehouse and Stathers, 1990. Pemaparan terhadap tanah-tanah mineral sebagai
akibat dari penghilangan vegetasi penyekat dan lapisan organic, misalnya melaui pembakaran, pencatutan, pembuatan parit, pembuatan gundukan dan
ripping ,
mempunyai pengaruh yang kecil terhadap suhu udara siang hari. Meskipun demikian, beberapa hasil studi mengatakan bahwa perlakuan ini akan mengurangi
resiko kerusakan akibat radiasi dingin radiation frost
. Penanaman dalam microsites
yang dapat mereduksi sejumlah sky cold
yang bisa menimpa anakan ‘ sky view
factor ” seperti parit, atau yang menyimpan dan meradiasikan kembali energi ke
anakan pada malam hari seperti dekat dengan tunggul yang besar atau tempat tumbangnya logbalok kayu, dapat juga mengurangi kerusakan akibat pendinginan.
Batas daerah tebang habis haruslah di desain sehingga mereka tidak menghalangi jalan drainase udara dingin. Perlakuan persiapan lahan dapat mereduksi, tapi tidak
dapat menghilangkan, frekuensi dan kedahsyatan dari
summer frost Spittlehouse
and Stathers, 1990.
F. Faktor Kelembaban Tanah
Pengaruh kelembaban tanah terhadap anakan dimulai ketika anakan baru ditanam, dimana pada awal penanaman ini anakan hanya mengeskploitasi sedikit
tanah, oleh karena itu anakan akan mudah terkena cekaman air. Cekaman air water stress
dapat terjadi melalui : ♥
Kelangkaan air, misalnya dari curah hujan yang rendah atau hilang akibat kompetisi dengan vegetasi yang lain
♥ Tingginya kebutuhan atmosfer akan air, misalnya cerah dengan hangat, udara
kering, atau
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
♥ Kelebihan air, misalnya banjir yang menggenangi zona perakaran karena
drainase yang jelek Tanah yang basah juga sering dingin dan aerasinya jelek. Perlakuan persiapan
lahan dapat memodifikasi regim kelembaban tanah baik melalui konservasi air yang tersedia bagi tanaman maupun menghilangkan kelebihan air. Potensial air bagi
anakan merupakan ukuran dari status internal air. Hal ini merupakan integrasi dari pengaruh kebutuhan air atmosfer dan kemampuan dari tanah untuk mensuplai air.
Potensi air tanaman plant water potential
merupakan penjumlahan dari
potensial turgor fungsi dari volume air yang berada dalam sel dan elastisitas
dinding sel, potensial osmotis
fungsi dari konsentrasi gula-gula dan pati dalam sel. Potensi turgor akan menurun seiring dengan hilangnya air dari anakan melalui
transpirasi selama siang hari. Layu akan terjadi pada saat turgor sama dengan nol dan pengeringan lebih lanjut akan merusak sel. Potensial osmotis anakan akan
menurun dengan lambat selama musim pertumbuhan sebagai respon dari meningkatnya stres lingkungan Livingston and Black 1987
dalam Spittlehouse and
Stathers, 1990. Stomata daun dipergunakan oleh anakan untuk mengontrol laju transpirasi dan
memelihara potensial turgor agar berada diatas nol. Stomata dipengaruhi oleh jumlah peubah-peubah lingkungan. Penutupan stomata bisa diakibatkan oleh
peningkatan kekeringan udara defisit tekanan uap, tanah kering, tingkat penyinaran matahari dibawah 10 dari penyinaran lengkap, pendinginan malam sebelumnya,
dan karena suhu tanah yang rendah De Lucia and Smith 1987; Livingston and Black 1987b
dalam Spittlehouse and Stathers, 1990.
Regim kelembaban bagi anakan dapat dikuantifikasi sebagai keseimbangan hidrologi masukan air ke dalam profil tanah dan kehilangan air dari profil tanah. Hal
ini secara skematis seperti pada Gambar 9. Perubahan simpanan air dalam profil tanah bervariasi dengan waktu dan kedalaman air dalam tanah tergantung pada
keseimbangan antara :
♥
Input : presipitasi, maupun rembesan dari tempat yang lebih tinggi di
beberapa tempat ♥
Kehilanganlosses : intersepsi, evaporasi tanah, transpirasi, runoff,
redistribusi dalam tanah dan drainase tanah. Faktor-faktor yang mengendalikan regim kelembaban tanah secara ringkas seperti
yang tercantum dalam Tabel 3. Tabel 3. Faktor-faktor iklim makro, lahansite, tanah dan vegetasi yang menentukan
regim kelembaban tanah. Pengaruh dari setiap faktor terhadap input dan output air dalam keseimbangan hidrologi juga di tampilkan Spittlehouse
and Stathers, 1990.
Kategori Faktor Pengaruh
Iklim Makro Radiasi matahari, suhu udara,
kelembaban udara dan kecepatan angin
Transpirasi dan evaporasi tanah Presipitasi
Input air
Sitetapaklahan Lokasi geografis, elevasi, aspek,
dan kelerengan Radiasi matahari, suhu udara,
RH, dan presipitasi Posisi
lereng Drainase tanah dan aliran
permukaan Tanah
Tekstur, pecahanfragmen kasar, bulk density, dan bahan organik
Kapasitas simpanan air tersedia, drainase dan evaporasi tanah
Kedalaman profil tanah Simpanan air tanah
Diskontinuitas profile
Drainase
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
Vegetasi Tinggi tanaman, penutupan
leaf area
dan spesies Intersepsi, dan transpirasi
Kedalaman perakaran
Transpirasi
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
Gambar 8. Diagram skematis komponen hidrologi dari lingkungan anakan 9.
Variasi dari kondisi cuaca dalam suatu tahun sangat mempengaruhi ketahanan dan pertumbuhan anakan. Distribusi musiman curah hujan kadang-kadang dapat
lebih penting dibandingkan dengan total hujan dalam setahun. Variasi tahunan dari cuaca juga penting. Gambar 10 menunjukkan variasi yang besar akan ketersediaan
kelembaban pada akhir musim semi dan permulaan musim panas. Tahun-tahun tersebut diklasifikasikan sebagai cukup, marginal, terlalu kering untuk ketahanan
anakan yang baik dibarengi dengan pengendalian vegetasi kompetitor. Ketiga kategori ersebut terjadi secara berturut-turut 35, 44 dan 32 Spittlehouse and
Stathers, 1990.
Distribusi ukuran pori tanah tekstur tanah menentukan volume air relatif di
dalam tanah yang tersedia bagi tanaman. Cadangan kapasitas air tersedia untuk berbagai tekstur tanah dapat dilihat pada Gambar 11. Pasir mempunyai kapasitas
yang lebih kecil dibandingkan dengan liat, liat mempunyai kapasitas yang lebih kecil dibandingkan dengan lempung rasio 1:1,3:1,6. Liat mempunyai volume pori yang
paling besar, namun sebagian besar air pada potensial yang sangat rendah. semakin besar fraksi kasarnya, maka akan menurunkan kapasitas cadangan air
yang tersedia bagi tanaman. Sedangkan
kedalaman tanah menentukan total
cadangan air yang disimpan. Bahan organik akan meningkatkan sifat-sifat retensi air dari tanah manakala ketersediaannya berada dalam jumlah yang sedikit.
Bahan organik
ini mempunyai efek yang sangat besar untuk tanah-tanah engan tekstur kasar. Kapasitas cadangan air tersedia bagi tanaman dari suatu lapisan organik
dipermukaan yang terdekomposisi Gambar 11 adalah tinggi seakan-akan mempunyai porsi yang besar dari pori-pori kecil Spittlehouse and Stathers, 1990.
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
Gambar 9. Variasi tahun ke tahun pada kondisi penanaman musim semi pada lahan yang kering dekat Pemberton
Adapted from Spittlehouse and Childs 1990
dalam
Spittlehouse and Stathers, 1990.
10.
Gambar 11. Kapasitas cadangan air tersedia dan tekstur tanah
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
Air dalam tanah akan hilang melalui transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah gundul. Perbedaan kapasitas cadangan air tersedia antara pasir dan lempung
Gambar 12 direfleksikan oleh waktu pengeringan dari fraksi lempung yang lebih panjang. Stress air akan dapat terjadi dengan cepat pada tanah-tanah pasir dengan
curah hujan pada musim pertumbuhan terjadi sangat jarang. Pengaruh dari kandungan fragmen kasar terhadap laju pengeringan tanah diperlihatkan oleh
gariskurva yang ditengah pada Gambar 12, yaitu ketika lempung ditambah dengan fragmen kasar sebesar 20. Prosentase kandungan fragmen kasar akan
menurunkan jumlah hari untuk mencapai suatu kondisi kandungan air tanah sekitar 25 Spittlehouse and Stathers, 1990.
Gambar 12. Pengaruh tekstur tanah dan kandungan batu terhadap penghilangan air setelah penanaman
Evaporasi dari permukaan tanah akan menghilangkan air dari daerah perakaran anakan.
Kondisi cuaca dan jumlah dari vegetasi naungan akan
menentukan kebutuhan atmosfer akan air dengan cara mengatur jumlah radiasi matahari yang mencapai ke permukaan tanah maupun mengendalikan kecepatan.
Tekstur tanah dan
kadar air tanah menentukan laju tanah untuk dapat mensupali
air konduktifitas hidrolik tanah ke permukaan tanah untuk dievaporasikan, dan jumlah dari air yang tersedia untuk evaporasi. Tanah akan mengalami pengeringan
pertama kali pada kedalaman 1 sampai 2 cm. Kekeringan pada lapisan ini lapisan mulsa akan mempunyai konduktifitas hidrolik yang rendah, keadaan ini akan
menghasilkan pengurangan laju evaporasi dari tanah. Lapisan-lapisan permukaan organik dan pasir berjerami akan lebih mudah tersedia dibandingkan dengan tanah
yang bertesktur baik. Konduktifitas hidrolik tidak jenuh
unsaturated hydraulic conductivity
yang lebih tinggi dari tanah-tanah yang bertekstur baik akan mempermudah pergerakan air ke permukaan dari lapisan-lapisan yang lebih rendah.
Diperkirakan butuh 15 hari pada kondisi hujan yang kecil untuk mengeringkan tanah dengan ketebalan 5 sampai 10 cm dari tanah mineral yang dipaparkan agar bisa
mencapai kondisi titik layu permanen permanent wilting point
. Jika tidak ada vegetasi, tanah yang berada pada kedalaman 15 sampai 20 cm akan tetap lembab
moist .
Pengaruh dari vegetasi terhadap kadar air tanah dapat dipahami dari
mekanisme intersepsi hujan dan transpirasi. Intersepsi hujan oleh vegetasi akan mengevaporasikan air lebih banyak dari pada infiltrasi ke dalam tanah. Pada kasus
vegetasi yang berumur pendek, intersepsi hujan akan signifikan manakala curah hujan kurang dari 3 mm. Sedangkan untuk hutan dan pohon pelindung
Bejo Slamet : Iklim Mikro Bagi Anakan Tegakan Hutan, 2008 USU Repository © 2008
shelterwoods , curah hujan yang kurang dari 5 mm hampir semuanya akan
diintersepsikan oleh daun-daun kanopi. Sekitar 10 sampai 30 curah hujan dari hujan-hujan yang besar diintersepsikan, besarnya air yang diintersepsikan tersebut
tergantung pada kerapatan kanopi. Penyerapan air tanah oleh vegetasi pesaing lainnya akan dengan cepat menghabiskan air yang berada di zona perakaran
anakan. Laju transpirasi tergantung pada kebutuhan atmosfer akan air, kemampuan tanah untuk mensupali air dan jumlah dari vegetasi pesaing. Peningkatan jumlah
dari vegetasi penutup juga akan meningkatkan laju kehilangan air. Namun demikian, puncak dari transpirasi ini akan tercapai manakala
leaf area index luas daun per satuan luas lahan
mencapai 4. Sedangkan evaporasi dari permukaan tanah akan menurun seiring dengan peningkatan naungan
shading . Vegetasi akan cenderung
untuk menghilangkan air dari lapisan permukaan tanah dengan laju yang sangat besar dibandingkan pada lapisan-lapisan yang lebih bawah karena umumnya
kerapatan akar yang paling besar adalah dekat permukaan. Gambar 13 menunjukkan pengaruh dari penutupan vegetasi terhadap laju kehilangan air dari
suatu kontainer tanah sedalam 20 cm yang ditanami anakan tekstur tanah adalah liat berlempung
loamy clay . Keberadaan vegetasi akan mempercepat laju
pengeringan tanah dibanding dengan tanah kosong. Dari gambar 13 juga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa curah hujan yang memadai diperlukan untuk
menjaga kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan anakan pada lahan-lahan dengan vegetasi yang tidak terkontrol Spittlehouse and Stathers, 1990.
Dalam pemgelolaan hutan, persiapan lahan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberadaan air tanah. Dengan persiapan lahan dapat dilakukan usaha
peningkatan air tanah dalam zona perakaran maupun konservasi air tanah untuk anakan, ataupun untuk menghilangkan kelebihan air yang berada dalam zona
perakaran. Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan cara mematikan vegetasi pesaing dengan memanfaatkan herbisida, pembakaran terkendali maupun peralatan
mekanis.
Gam ar 12. b
Pengaruh penutupan vegetasi terhadap kehilangan air tanah setelah penanaman, pada tanah dengan tekstur liat berdebu.
Gambar 13.
G. Faktor Temperatur Tanah