Setelah peneliti mendapatkan persetujuan tersebut, kemudian peneliti melakukan aplikasi pengkajian yang terlebih dahulu peneliti menyussunStandar
Operasional Prosedur SOP dan menjelaskan SOP kepada keluarga dan pasien serta tujuan penelitian. Keluarga dan pasien yang bersedia berpartisipasi
melakukan penelitian maka harus menandatanganin lembar persetujuan atau
inform consent.
1. Standar Operasional Prosedur SOP
a. Pengertian SOP
Suatu standarpedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menegakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Standar
operasional prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu Potter Perry,
2005. SOP pengkajian nyeri
Skala Nyeri Numerik, Skala Nyeri Verbal, dan Skala Nyeri Wajah
adalah langkah-langkah prosedur untuk menerapkan pengkajian nyeri pada pasien rawat inap untuk memaksimalkan intervensi keperawatan nyeri
pada klien.
b. Tujuan SOP
Tujuan SOP antara lain; 1.
Petugaspegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugaspegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
2. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi.
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugaspegawai yang terkait. 4.
Melindungi organisasiunit kerja dan petugas pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalankesalahan, keraguan, duplikasi, inefisiensi.
c. Fungsi SOP
Fungsi SOP antara lain; 1.
Memperlancar tugas petugaspegawai atau timunit kerja. 2.
Sebagai dasar hukum bila terjadi pnyimpangan. 3.
Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. 4.
Mengarahka petugaspegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja. 5.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
d. Kapan SOP diperlukan
1. SOP harus ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan.
2. Untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik
atau tidak. 3.
Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi bila ada perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.
e. Keuntungan adanya SOP
1. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat
komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten.
2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa
yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan. 3.
SOP juga dipergunakan sebagai salah satu alat training dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.
Tabel 4.1 Standar Operasional Prosedur Pengkajian Nyeri Pasien
Standar Operasional
Prosedur
Pengelolaan Pasien Dengan Keluhan Nyeri di Ruang Rawat Inap
Tanggal:
Nama Pasien: No. RM:
PENGERTIAN Prosedur untuk menilai dan mengevaluasi ulang serta
mengambil tindakan pada pasien yang memiliki keluhan nyeri di ruang rawat inap.
TUJUAN Untuk memaksimalkan intervensi keperawatan terhadap
keluhan nyeri pasien di ruang rawat inap. PROSEDUR
a. Cuci tangan;
a. Menjelaskan pada klien atau keluarga tentang prosedur
pengkajian nyeri komunikasi terapeutik; b.
Menjelaskan tujuan dari pengkajian resiko jatuh; c.
Jika klien atau keluarga bersedia berpartisipasi, maka klien atau keluarga mengisi lembar persetujuan dari
Rumah Sakit
Informed Consent;
d. Menanyakan kepada klien tentang kualitas nyeri yang
dialaminya. e.
Menanyakan kepada klien tentang keparahan nyeri meminta pasien menunjukkan skala nyeri yang
dialaminya; f.
Menanyakan durasilama nyeri itu dirasakan oleh klien; g.
Menanyakan lokasi nyeri dirasakan klien, menanyakan adanya radiasi nyeri ke bagian tubuh lainnya pada klien;
h. Menanyakan faktor-faktor pencetus nyeri pada klien;
i. Menanyakan upaya klien untuk mengatasi nyerinya;
j. Menanyakan pemahaman klien tentang nyeri yang
dirasakannya; k.
Menanyakan harapan klien tentang nyerinya; l.
Mengobservasi respon perilaku, afektif, fisiologis, dan psikologis klien terhadap nyerinya;
m. Menjelaskan kepada klien dan keluarga bahwa
pengkajian nyeri telah selesai; n.
Mendokumentasikan hasil pengkajian nyeri klien yang telah dilakukan;
o. Mengevaluasi hasil pengkajian yang telah dilakukan;
p. Cuci tangan.
Peneliti melakukan pengkajian nyeri menggunakan
Skala Nyeri Numerik, Skala Nyeri Verbal, dan Skala Nyeri Wajah
yang melibatkan 6 orang pasien di ruang rawat inap Rindu B-3 Orthopedi degan diagnosa medis fraktur. Peneliti
melakukan pengkajian selama 5 hari dengan hasil sebagai berikut lihat tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Pengkajian Nyeri Menggunakan
Skala Nyeri Numerik, Skala Nyeri Verbal, dan Skala Nyeri Wajah
Pada Pasien Bedah di Ruang Rawat Inap RB-3 RSUP Haji Adam Malik.
No Nama Pasien
Hari 1 Hari 2
Hari 3 Hari 4
Hari 5 1.
Tn. A Klien melapor-
kan nyeri
terasa ber- denyut,
skala nyeri 3,
nyeri bersifat
hilang timbul, dan
nyeri terjadi bila berubah
posisi tubuh. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
Klien melapor-
kan nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
4,
nyeri hilang
timbul, dan nyeri
muncul bila
berubah posisi
tubuh. Klien
terlihat meringis
Klien melapor-
kan nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
4,
nyeri hilang
timbul. Klien
terlihat me-
lindungi area tubuh
yang nyeri.
Klien melapor-
kan nyeri
terasa berdenyut,
skala nyeri 2,
nyeri hilang
timbul, dan muncul bila
klien berubah
posisi. Klien
terlihat me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
Klien melapor-
kan nyeri
terasa berdenyut,
skala nyeri 2,
nyeri hilang
timbul, dan muncul bila
klien berubah
posisi. Klien
terlihat me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
area yang
nyeri, terjadi
pening- katan
tekanan darah. Klien
mengang- gap
nyerinya bersifat
merusak akibat
fraktur yang dialaminya
dan me-
lindungi area tubuh
yang nyeri.
2. Tn.R
Klien melaporkan
nyeri terasa tertekan,
skala nyeri 5,
nyeri hilang
timbul. Nyeri tidak
menjalar, serta
diakibatkan oleh
perubahan posisi
tubuh. Klien terlihat
mengaduh, wajah
meringis, serta
melindungi area tubuh
yang nyeri dan adanya
peningkatan tekanan
darah. Klien me-
nganggap nyerinya
bersifat merusak
Klien melapor-
kan nyerinya
terasa tertekan,
skala nyeri 3,
nyeri hilang
timbul. Pasien
terlihat me-
lindungi area tubuh
yang nyeri,
serta wajah
meringis. Nyeri
muncul bila
berubah posisi
tubuh. Klien
melapor- kan nyeri
terasa tertekan,
skala nyeri 3,
nyeri muncul
bila berubah
posisi tubuh,
serta bersifat
hilang timbul.
Pasien terlihat
meringis. Klien
melapor- kan
nyeri terasa
tertekan, skala nyeri
2,
nyeri bersifat
hilang timbu, dan
muncul bila berubah
posisi tubuh.
Klien melapor-
kan nyeri
terasa tertekan,
skala nyeri 2,
nyeri bersifat
hilang timbu, dan
muncul bila berubah
posisi tubuh.
akibat kecelakaan
yang dialaminya.
3. Ny. N Klien
melaporkan nyeri terasa
tertekan, skala nyeri
6,
nyeri hilang
timbul. Nyeri tidak
menjalar, serta
diakibatkan oleh
perubahan posisi
tubuh. Klien terlihat
mengaduh, wajah
meringis, serta
melindungi area tubuh
yang nyeri dan adanya
peningkatan tekanan
darah. Klien me-
nganggap nyerinya
bersifat merusak
akibat kecelakaan
yang dialaminya.
Klien melapor-
kan nyeri terasa
berdenyut dengan
skala nyeri 6.
Nyeri muncul
bila berubah
posisi, serta
bersifat hilang
timbul. Pasien
mengaduh, wajahnya
terlihat meringis,
dan
me- lindungi
area tubuh yang
nyeri. Klien
melapor- kan nyeri
terasa berdenyut,
skala nyeri 4,
nyeri hilang
timbul. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang
nyeri. Klien
melapor- kan
nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
4,
nyeri hilang
timbul. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
Klien melapor-
kan nyeri
terasa berdenyut,
skala nyeri 3,
nyeri hilang
timbul. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
4 Ny. R
Klien melaporkan
nyeri terasa tertekan,
skala nyeri 5,
nyeri hilang
Klien melapor-
kan nyeri terasa
berdenyut dengan
skala nyeri Klien
melapor- kan nyeri
terasa berdenyut,
skala nyeri 3,
nyeri Klien
melapor- kan
nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
3,
nyeri Klien
melapor- kan
nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
3,
nyeri
timbul. Nyeri tidak
menjalar, serta
diakibatkan oleh
perubahan posisi
tubuh. Klien terlihat
mengaduh, wajah
meringis, serta
melindungi area tubuh
yang nyeri dan adanya
peningkatan tekanan
darah. Klien me-
nganggap nyerinya
bersifat merusak
akibat kecelakaan
yang dialaminya.
5. Nyeri
muncul bila
berubah posisi,
serta bersifat
hilang timbul.
Pasien mengaduh,
wajahnya terlihat
meringis, dan
me- lindungi
area tubuh yang
nyeri. hilang
timbul. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang
nyeri. hilang
timbul. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
hilang timbul.
Klien terlihat
meringis dan
me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
5. Tn. P
Klien melapor-
kan nyeri
terasa ber- denyut,
skala nyeri 4,
nyeri bersifat
hilang timbul, dan
nyeri terjadi bila berubah
posisi tubuh. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
Klien melapor-
kan nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
4,
nyeri hilang
timbul, dan nyeri
muncul bila
berubah posisi
tubuh. Klien
terlihat meringis
Klien melapor-
kan nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
4,
nyeri hilang
timbul, dan nyeri
muncul bila
berubah posisi
tubuh. Klien
terlihat meringis
Klien melapor-
kan nyeri
terasa berdenyut,
skala nyeri 3,
nyeri hilang
timbul. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
Klien melapor-
kan nyeri
terasa berdenyut,
skala nyeri 2,
nyeri hilang
timbul. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
area yang
nyeri, terjadi
pening- katan
tekanan darah. Klien
mengang- gap
nyerinya bersifat
merusak akibat
fraktur yang dialaminya
dan me-
lindungi area tubuh
yang nyeri.
dan me-
lindungi area tubuh
yang nyeri.
6. Tn.
PO Klien
melapor- kan
nyeri terasa ber-
denyut, skala nyeri
6,
nyeri bersifat
hilang timbul, dan
nyeri terjadi bila berubah
posisi tubuh. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area yang
nyeri, terjadi
pening- katan
tekanan darah. Klien
mengang- gap
nyerinya bersifat
merusak akibat
fraktur yang dialaminya
Klien melapor-
kan nyeri terasa ber-
denyut, skala nyeri
6,
nyeri bersifat
hilang timbul,
dan nyeri terjadi bila
berubah posisi
tubuh. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area yang nyeri,
terjadi pening-
katan tekanan
darah. Klien
melapor- kan nyeri
terasa berdenyut,
skala nyeri 4,
nyeri hilang
timbul, dan nyeri
muncul bila
berubah posisi
tubuh. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang
nyeri. Klien
melapor- kan
nyeri terasa
berdenyut, skala nyeri
4,
nyeri hilang
timbul, dan nyeri
muncul bila berubah
posisi tubuh. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
Klien melapor-
kan nyeri
terasa berdenyut,
skala nyeri 4,
nyeri hilang
timbul, dan nyeri
muncul bila berubah
posisi tubuh. Klien
terlihat meringis
dan
me- lindungi
area tubuh yang nyeri.
B. Analisa Pembahasan