yang  baru  lahir  yang  diberi  asam  borat  pada  makanannya,  karena  5  anak yang mendapatkan 4,5–14 g meninggal dalam waktu 2-3 hari, sedangkan 6
bayi lainnya mendapat 2–4,5 g dapat bertahan Winarno,Titi,1994.
2.3 Spektrofotometer UV –Vis
Pada awalnya, spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari tentang radiasi  sinar  tampak   yang  berinteraksi  dengan  molekul  pada  panjang
gelombang tertentu dan menghasilkan suatu spektra, yang merupakan hasil interaksi  antara  energi  radian  dengan  panjang  gelombang  atau  frekuensi.
Kemudian  pengertian  ini  dikembangkan  tidak  hanya  untuk  radiasi  sinar tampak,  tapi  juga  jenis  radiasi  elektromagnetik  yang  lain  seperti  sinar  X,
ultraviolet,  inframerah,  gelombang  mikro,  dan  radiasi  frekuensi  radio. Ilmu  yang  berhubungan  dengan  pengukuran  spektra  tersebut  dinamakan
spektrofotometer   Skoog,West,Holler,1996.   Spektrofotometri   UV-Vis adalah alat  yang digunakan untuk  mengukur serapan  yang dihasilkan dari
interaksi  kimia  antara  radiasi  elektromagnetik  dengan  molekul  atau  atom dari suatu zat kimia pada daerah UV-Vis FI edisi IV, 1995.
Jangkauan  panjang  gelombang  yang  tersedia  untuk  pengukuran membentang  dari  panjang  gelombang  pendek  ultraviolet  sampai  ke  garis
inframerah.
11
Gambar 1. Spektrum elektromagnit
Untuk   kemudahan   pengacuan,   daerah   spektrum   secara   garis besarnya dibagi dalam :
1. Daerah ultraviolet jauH
: 100 nm – 190 nm 2.
Daerah ultraviolet dekat : 190 nm – 380 nm
3. Daerah cahaya tampak
: 380 nm – 780 nm 4.
Daerah inframerah dekat : 780 nm – 3000 nm
5. Daerah inframerah
:  2,5   m  –  40   m  atau  4000  cm
-1
– 250 cm
-1
Spektrofotometer  UV-Vis  adalah  anggota  teknik  analisis spektroskopik  yang  memakai  sumber  radiasi  elektromagnetik  ultraviolet
190-380 nm dan sinar tampak 380-780 nm dengan memakai instrument spektrofotometer.
Spektrofotometer    UV–Vis  merupakan  metoda  analisa  yang penggunaannya  cukup  luas,   baik   untuk  analisa  kualitatif    maupun
kuantitatif. Untuk analisa kuantitatif yang diperhatikan adalah : a
Membandingkan   maksimum.
12
b Membandingkan serapan A, daya serap a,
. c
Membandingkan spektrum serapannya Prinsip  dari  spektrofotometri  UV-Vis  adalah  mengukur  jumlah
cahaya   yang   diabsorbsi   atau   ditransmisikan   oleh   molekul-molekul   di dalam  larutan.  Ketika  panjang  gelombang  cahaya  ditransmisikan  melalui
larutan,   sebagian   energi   cahaya   tersebut   akan   diserap   diabsorpsi. Besarnya  kemampuan  molekul-molekul  zat  terlarut  untuk  mengabsorbsi
cahaya pada panjang gelombang tertentu dikenal dengan istilah absorbansi A,  yang  setara  dengan  nilai  konsentrasi  larutan  tersebut  dan  panjang
berkas  cahaya  yang  dilalui  biasanya  1  cm  dalam  spektrofotometri  ke suatu  point  dimana  persentase  jumlah  cahaya  yang  ditransmisikan  atau
diabsorbsi diukur dengan phototube.
Gambar 2. Skema instrument UV-Vis Spektrofotometri sederhana terdiri dari :
1. Sumber radiasi
Sumber radiasi monokromator kuvet detektor amplifier rekorder 21 Sumber   cahaya   berasal   dari   lampu   Deutrium  H0  untuk   UV
dengan  panjang  gelombang  180  –  400  nm  dan  lampu  Tungsten wolfram untuk Vis dengan panjang gelombang 400 – 800 nm.
13
2. Monokromator
Monokromator merupakan alat yang berfungsi sebagai penyeleksi cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Monokromator akan
memisahkan   radiasi   cahaya   putih   yang   polikromatis   menjadi cahaya monokromatis mendekati monokromatis.
3. Kuvet
Pada   umumnya  spektrofotometri   melibatkan   larutan,   dengan demikian diperlukan wadah sell untuk menempatkan larutan.
4. Detektor
Fungsinya   mengubah   energi   radiasi   yang   jatuh   mengenainya menjadi suatu besaran yang dapat diukur.
5. Amplifier
Fungsinya untuk memperkuat sinyal listrik. 6.
Recorder Alat untuk mencatat, dapat berupa gambarangka-angka.
Tipe instrumentasi dari spektrofotometri UV-Vis Harmita, 2006 : 1.
Single Beam Pada  spektrofotometri  UV-Vis  tipe  single  beam  absorbsi
berdasarkan  pada  sinar  tunggal  dimana  sampel  akan  ditentukan jumlahnya  pada  satu  panjang  gelombang  atau  fix  wave  lenght.
Hasil biasanya dibandingkan dengan blangko biasanya pelarut.
14
Gambar 3 . Skema spektrofotometri tipe single beam Keterangan gambar:
1.   Dari celah mengeluarkan satu sinar monokromotis 2.   Wadah atau kuvet yang dapat dilalui sinar hanya satu.
3.   Setiap perubahan panjang gelombang, alat harus dinolkan 2.
Double Beam Pada spektrofotometri UV-Vis tipe double beam absorbsi biasanya
mempunyai variabel panjang gelombang atau ”multi wave length”. Hasilnya bisa langsung dibandingkan dengan blangko.
Gambar 4 . Skema spektrofotometri tipe double beam. Keterangan gambar:
1.   Dari celah mengeluarkan dua sinar monokromotis. 2.   Sinar melaui 2 wadah atau kuvet yang sekaligus.
3.   Alat hanya di auto zero satu kali dengan cara mengisi kedua  kuvet dengan larutan blanko
15
Persyaratan  suatu  sampel  dapat  dianalisa  menggunakan  Spektrofotometri UV Vis adalah :
1. Bahan mempunyai gugus kromofor
2. Bahan tidak mempunyai gugus kromofor tapi berwarna
3. Bahan tidak mempunyai gugus kromofor dan tidak berwarna, maka
ditambahkan pereaksi warna Vis 4.
Bahan  tidak  mempunyai  gugus  kromofor  dibuat  turunannya  yang mempunyai gugus kromofor UV.
Dasar  dari  metoda  ini  karena  adanya  perubahan  sifat  fisikokimia dari   bahan   yang   diperiksa   dengan   jalan   mengamati   sifat   serapannya
terhadap  energi  cahaya  atau  radiasi  elektromagnetik.  Spectrum  UV-Vis merupakan  hasil  interaksi  antara  radiasi  elektromagnetik  REM  dengan
molekul.  REM  merupakan  bentuk  energi  radiasi  yang  mempunyai  sifat gelombang dan  partikel foton.  Karena  bersifat  sebagai  gelombang maka
beberapa  parameter  perlu  diketahui,  misalnya  panjang  gelombang   , frekuensi v, bilangan gelombang v, dan serapan A.
REM  mempunyai  vektor  listrik  dan  vektor  magnet  yang  bergetar dalam  bidang-bidang  yang tegak lurus satu sama  lain dan masing-masing
tegak lurus pada arah perambatan radiasi. Bila  suatu  cahaya  monokromatis  atau  bukan  monokromatis  jatuh
pada  medium  homogen, maka  sebagian dari  cahaya  ini  akan dipantulkan, sebagian akan diabsorbsi dan sisanya akan diteruskan, sehingga dalam hal
ini dapat dinyatakan sebagai berikut: I
O
= I
r
+ I
a
+ I
t
16
Dimana : I
= intensitas cahaya yang datang I
r
= intensitas cahaya yang dipantulkan I
a
= intensitas cahaya yang diserap I
t
= intensitas cahaya yang diteruskan Pengaruh
I
r
dapat dihilangkan
dengan menggunakan
blankokontrol, sehingga : I
=   I
a
+   I
t
Dua  hukum  empiris  telah  merumuskan  tentang  intensitas  serapan. Hokum  Lambert  telah  menyatakan  bahwa  fraksi  penyerapan  sinar  tidak
bergantung   dari   intensitas   sumber   cahaya.   Hukum   Beer   mengatakan bahwa  penyerapan  sebanding  dengan  jumlah  molekul   yang  menyerap
Sudjadi, 1983 Gabungan  dari  hukum  Lambert-Beer  menurunkan  secara  empiris
hubungan  antara  intensitas  cahaya  yang  ditransmisikan  dengan  tebalnya larutan,   dan   hubungan   antara   intensitas   tadi   dengan   konsentrasi   zat
Depkes,1995. Rumus :
A = log IoIt =   . b . c = a.b.c Dimana :
A = Serapan Io = Intensitas sinar yang datang
It  = Intensitas sinar yang diteruskan = Absorptivitas molekuler  L.mol
-1
.cm-
1
= a x BM a = Daya serap L.g
-1
.cm
-1
17
b = Tebal larutan  kuvet cm c = Konsentrasi zat gL, mgmL
Sampel   yang  sering  dianalisis  dengan  metode  spektrofotometer UV-Vis  adalah  senyawa  organik.  Senyawa  organik  yang  dapat
memberikan  serapan  adalah  senyawa  yang  memiliki  gugus  kromofor  dan auksokrom.  Gugus  kromofor  adalah  gugus  fungsional  tidak  jenuh  yang
memberikan  serapan pada  daerah  ultraviolet  atau  cahaya  tampak.  Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap seperti alkena C=C, C=O, -
NO
2
, benzene, dan lain-lain. Sedangkan auksokrom adalah gugus fungsional seperti –OH, -NH
2
, -X,   yaitu   gugus   yang   mempunyai   elektron   nonbonding   dan   tidak
mengabsorbsi  radiasi  pada     diatas  200  nm,  akan  tetapi  mengabsorbsi radiasi UV jauh Harmita, 2006.
Ruang   lingkup   spektroskopi   serapan   dapat   diperluas   dengan menggunakan  reaksi  warna,  yang  seringkali  diiringi  dengan  peningkatan
sensitivitas atau selektivitas. Reaksi warna digunakan untuk memodifikasi spektrum dari molekul pengabsorbsi sehingga dapat dideteksi pada daerah
visible,  dan terpisah  dari  senyawa  pengganggu  lain  yang memiki  serapan di  daerah  UV.  Selain  itu,  modifikasi  kimia  ini  dapat  digunakan  untuk
mengubah  molekul  yang  tidak  mengabsorbsi  menjadi  senyawa  turunan yang stabil yang memiliki serapan yang bermakna.
Panjang  gelombang dimana  absorbsi  spektrum  maksimum  disebut panjang  gelombang  maksimum     maks.  Pengukuran  ditunjukkan  untuk
18
menghitung  jumlah  senyawa  dalam  sampel.  Jika  konsentrasi  senyawa semakin tinggi maka lebih banyak cahaya yang diabsorbsi oleh sampel.
2.4 Metode Validasi