BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Pengambilan Sampel
Sampel  yang digunakan terdiri dari 5 Mie basah   yang beredar di pasar Ciputat. Mie basah yang diambil berdasarkan teknik sampling investigativ, yaitu mencari
tahu secara  langsung asal pabrik pembuat mie basah  yang dijual para pedagang tersebut. Dari hasil investigasi seluruh pedagang mie basah yang berjumlah ± 20
pedagang didapatkan 5 pabrik utama  yaitu pabrik di daerah Bandung, pabrik di daerah  Parung,  pabrik  dari  Tangerang,  dan  2  sampel  dari  pabrik  di  Ciputat
dengan bentuk dan warna yang berbeda.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian  dilakukan  di  laboratorium  Kimia  Farmasi  Fakultas  Kedokteran  dan Ilmu   Kesehatan   FKIK   UIN   Syarif   Hidayatullah   Jakarta   .   Penelitian   ini
berlangsung dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan November 2009.
4.3 Alat dan Bahan
4.3.1  Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Alat   gelas   yang   umum   terdapat   dilaboratorium,   timbangan   listrik,
mesin penggiling  mie  sederhana,  oven,  tanur,  alat  refluks,  kertas  saring,  Bunsen,
waterbath, hot plate dan instrument spektrofotometer UV-Vis.
34
4.3.2  Bahan
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
Boraks  proanalisa  Merck,  Kurkumin   proanalisa  Merck,  tepung  terigu  merk  cakra kembar,  telur,  garam  dapur,  soda  kue  natrium  karbonat,  Alkohol  96,  asam  asetat
pekat,  asam  sulfat  pekat,  NaOH  10,  H
2
O
2
30,  CaOH
2
,  asam  oksalat,  mie  basah, aquades,
4.4 Prosedur Penelitian
4.4.1  Penyiapan Bahan Baku dan Pereaksi
1. Pembuatan Larutan kurkumin 0,125
Ditimbang kurkumin sebanyak 125 mg, dimasukkan ke dalam labu ukur 100  ml,  ditambahkan  asam  asetat  pekat  sampai  larut  dan  ditambahkan
asam asetat tersebut sampai larut dan sampai garis tanda. 2.
Pembuatan larutan asam sulfat pekat-asam asetat 1 : 1 Diukur   100   ml   larutan   asam   asetat   pekat,   dimasukkan   ke   dalam
Erlenmeyer  250  ml.  diukur  asam  sulfat  pekat  100  ml,  dicampurkan sedikit–sedikit pada asam asetat pekat sampai homogen
.
3. Pembuatan larutan NaOH 10
Ditimbang  NaOH  10  gram  dilarutkan  dengan  air  suling  sampai  larut dimasukkan  ke  dalam  labu  ukur  100  ml,  ditambahkan  aquadest  sampai
garis tanda. 4.
Pembuatan mie basah dengan penambahan boraks Ditimbang  250  gram  tepung  terigu,  1  buah  telur  ayam  62,5  gram,
garam  0,5  gram, soda  kue natrium bikarbonat 0,4  gram  dan air  suling 15  ml.  campurkan  semua  bahan  dalam  wadah  plastik,  dan  aduk  hingga
35
tercampr  rata.  Timbang  adonan  20  gram  sebanyak  12  buah.  Kemudian setiap  20  gram  adonan  mie  ditambahkan  dengan  boraks  sesuai  dengan
kadar 2.5 mg boraks untuk 6,25 µgml,  4 mg boraks untuk 10 µ gml, 5 mg  boraks  untuk  12,5  µ gml,  7mg  boraks  untuk  18,75  µ gml,  8mg
boraks  untuk  20  µgml,  10  mg  boraks  untuk  25  µgml,  12  mg  boraks untuk 30 µgml, 12,5 mg boraks untuk 31,25 µ gml, 15 mg boraks untuk
37  µgml,  17,5  mg  boraks  untuk  43,75  µgml,  20  mg  boraks  untuk  50 µgml.  Kemudian  masing-masing  adonan  dihaluska  dan  di  cetak seperti
mie. 5.
Pembuatan larutan Mie basah yang sudah ditambahkan boraks Ditimbang  mie  yang  sudah  dicampur  boraks  dengan  kadar  6,25  µgml
sebanyak   5   gram   Dimasukkan   ke   dalam   labu   alas   bulat   250   ml, kemudian  ditambahkan  20  ml  H
2
SO
4
pekat.  Labu  ditutup  dengan  alat refluks   sederhana  dan   dipanaskan  selama   5  menit  untuk  meratakan
larutan asam, sampai permukaan larutan mulai bergerak dan larutan akan menjadi hitam dan licin kemudian labu tersebut didinginkan dalam air es
dan bila terdapat asap dibiarkan terbuka beberapa saat. Kemudian larutan dengan  cepat  ditambahkan  20  ml  H
2
O
2
30  ,  larutan  akan  bergolak sehingga  mie  yang  padat  berubah  menjadi  cairan,  dan  akan  keluar  asap
keunguan, dibiarkan hingga asap berkurang, kemudian di refluks kembali selama 15 detik, dinginkan didalam air es, didiamkan pada suhu ruangan.
Kemudian  di  masukkan  ke  dalam  labu  ukur  100  ml,  dan  diencerkan dengan aquadest pada suhu ruangan.  Lakukan cara yang sama pada mie
36
dengan boraks pada kadar 10 µ gml, 12,5 µgml, 18,75 µ gml, 20 µ gml, 25 µgml, 30 µgml, 31,25 µ gml, 37 µgml, 43,75 µgml, 50 µgml.
4.4.2  Penentuan panjang gelombang maksimum.
Dari   larutan   mie   dengan   kadar   25   µgml   dipipet   1   ml   kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselin dan ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10,
dipanaskan di atas penangas air sampai kering, kemudian pemanasan dilanjutkan dengan oven pada suhu 100
± 5 C selama 5 menit, didinginkan. Ditambahkan
3  ml  larutan  kurkumin  0,125  dipanaskan  sambil  diaduk  selama  5  menit, didinginkan  lagi.  Kemudian  ditambahkan  3  ml  larutan  asam  sulfat–asetat  1:1
dipanaskan  sambil  diaduk  sampai  tidak  ada  warna  kuning,  baik  pada  cawan maupun pada pengaduk, didiamkan selama 15 menit.
Ditambahkan  sedikit  alkohol  kemudian  dimasukkan  ke  dalam  labu  kur 100  ml,  diencerkan  dengan  alkohol  sampai   garis  tanda.   Kemudian   larutan
disaring   dengan   kertas   penyaring.
Hasil   saringan   dikumpulkan   dan   diamati serapannya pada panjang gelombang antara 400 sampai 600 nm.
4.4.3  Pembuatan kurva kalibrasi dan validasi metoda
Dari  larutan  6,25  µgml  dipipet  1  ml  kemudian  dimasukkan  ke  dalam cawan  porselin  dan  ditambahkan  1  ml  larutan  NaOH  10,  dipanaskan  di  atas
penangas air sampai kering, kemudian pemanasan dilanjutkan dengan oven pada suhu 100
± 5 C selama 30 menit, kemudian didinginkan pada suhu ruangan.
Ditambahkan  3  ml  larutan  kurkumin  0,125  dipanaskan  sambil  diaduk selama  5  menit,  didinginkan  lagi.  Kemudian  ditambahkan  3  ml  larutan  asam
sulfat–asetat  1:1  dipanaskan  sambil  diaduk  sampai  tidak  ada  warna  kuning, baik pada cawan maupun pada pengaduk, didiamkan selama 15 menit.
37
Ditambahkan  sedikit  alkohol  kemudian  dimasukkan  ke  dalam  labu  kur 100  ml,  diencerkan  dengan  alkohol  sampai  garis  tanda. Disaring  dengan  kertas
saring.   Hasil   saringan   dikumpulkan   dan   diamati   serapannya   pada   panjang gelombang 545,95 nm. Lakukan hal yang sama pada
,
12,5 µ gml, 18,75 µ gml, , 25 µgml, , 31,25 µgml, 37 µgml, 43,75 µgml, 50 µ gml untuk kurva kalibrasi
dan 10 µgml, 20 µ gml, 30 µgml untuk validasi metoda.
4.4.4  Analisa sampel pasar secara kualitatif dan kuantitatif a.
Analisa  kualitatif
1. Uji nyala api
Ditimbang   5gram  sampel  dan   masukkan  dalam  cawan    porselen ditambahkan   10   tetes   asam   sulfat   pekat,   kemudian   ditambah   2   ml
methanol  dan  dibakar.  Bila  timbul  nyala  hijau  akan  terdapat  senyawa boron sebagai metal borat atau etil borat.
2. Uji kurkumin
Lebih   kurang   20   gram   sampel   dibubuhi   hablur   natrium   karbonat secukupnya.  Arangkan  di  atas  nyala  api  Bunsen  dan  abukan  didalam
tanur  listrik.  Dinginkan,  lalu  tambahkan  air  dan  beberapa  tetes  asam klorida  5  N,  saring.  Tambahkan  4  tetes  asam  oksalat  jenuh  dan1  ml
ekstak  etil  alkohol  dan  kurkumin.  Uapkan  di  atas  penangas  air,  bila residu berwarna merah ceri dan berubah menjadi hijau kehitaman setelah
diberi ammoniumnatrium hidroksida encer, boraksasam borat positif .
38
b. Analisa  Kuantitatif  dengan Spektrofotometri Uv-Vis
Ditimbang   sampel   mie   basah   dari   pasar   sebanyak   5   gram Dimasukkan ke dalam labu alas bulat 250 ml, kemudian ditambahkan 20
ml   H
2
SO
4
pekat.   Labu   ditutup   dengan   alat   refluks   sederhana   dan dipanaskan   selama   5   menit   untuk   meratakan   larutan   asam,   sampai
permukaan  larutan  mulai  bergerak  dan  larutan  akan  menjadi  hitam  dan licin  kemudian  labu  tersebut didinginkan  dalam  air  es  dan  bila  terdapat
asap dibiarkan terbuka beberapa saat. Kemudian  larutan  dengan  cepat  ditambahkan  20 ml  H
2
O
2
30  , larutan akan  bergolak  sehingga  mie  yang  padat  berubah  menjadi  cairan,
dan   akan   keluar   asap   keunguan,   dibiarkan   hingga   asap   berkurang, kemudian  di  refluks  kembali selama  15 detik,  dinginkan  didalam  air es,
didiamkan  pada  suhu  ruangan.  Kemudian  di  masukkan  ke  dalam  labu ukur 100 ml, dan diencerkan dengan aquadest pada suhu ruangan.
Dari   larutan  tersebut  dipipet  1  ml  kemudian   dimasukkan  ke dalam   cawan   porselin   dan   ditambahkan   1   ml   larutan   NaOH   10,
dipanaskan  di  atas  penangas  air  sampai  kering,  kemudian  pemanasan dilanjutkan  dengan  oven  pada  suhu  100
±  5 C  selama  5  menit,
didinginkan. Ditambahkan  3  ml larutan  kurkumin  0,125 dipanaskan  sambil
diaduk  selama  5  menit,  didinginkan  lagi.  Kemudian  ditambahkan  3  ml larutan  asam  sulfat–asetat  1:1  dipanaskan  sambil  diaduk  sampai  tidak
ada  warna kuning, baik pada cawan maupun pada  pengaduk, didiamkan selama 15 menit.
39
Ditambahkan  sedikit  alkohol  kemudian  dimasukkan  ke  dalam labu   ukur   100   ml,   diencerkan   dengan   alkohol   sampai   garis   tanda.
Disaring dengan  kertas  saring.  Hasil  saringan  dikumpulkan  dan  diamati serapannya pada panjang gelombang 545,95 nm
40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut : 1.   Pada  penentuan  panjang  gelombang  didapatkan  panjang  gelombang
serapan maksimum boraks sebesar 545,9 nm. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
2.   Hasil uji liniearitas dan pembuatan kurva kalibrasi Pada pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan menggunakan deret
konsentrasi   pada   kisaran   6,25-50   µ gml,   dan   didapatkan   kurva kalibrasi boraks sebagai berikut :
0.6 0.5
0.4
kurva Kalibrasi
y = 0.012x + 0.008 R² = 0.999
0.3 0.2
0.1 10
20 30
40 50
konsentrasi µgml
Gambar 6. Kurva kalibrasi boraks pada mie basah Persamaan garis
:  y = 0,008 + 0,012x Koefisien korelasi r
: 0,9994 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran  4.