5. Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

6. Pusat Data. Menyelenggarakan dan melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian data lalu lintas serta menganalisa dan evaluasi kegiatan rutin serta operasi polantas.

2. 5. Kerangka Berpikir

Motivasi kerja adalah sebuah dorongan manusia dalam melakukan suatu tugas kerja guna mencapai tujuan. Kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, mendorong individu untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan itu, orang terdorong untuk melakukan sesuatu aktivitas yang disebut kerja. Dorongan itu adalah motivasi kerja individu pada pekerjaan yang digelutinya, dan untuk mencapai kebutuhan tersebut, membutuhkan motivasi kerja yang ekstra guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Motivasi kerja ini timbul karena ada motif-motif dan harapan expectancy yang ingin dicapai oleh anggota Polantas tersebut sehingga motif-motif dan harapan expectancy itu terlaksana untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup dan karir mereka. Melahirkan motivasi, bukanlah masalah yang sederhana dalam usaha mewujudkan suatu idealisme untuk meningkatkan kinerja serta profesionalisme kerja anggota Polantas. Tentunya semua pihak menginginkan agar aparat kepolisian khususnya anggota Polantas memiliki kinerja yang baik dan profesional dalam menjalankan tugas, untuk itu instansi atau pemerintah haruslah memperhatikan harapan expectancy dan tuntutan mereka, karena dengan sendirinya mereka anggota Polantas akan termotivasi dalam bekerja dan professional dalam menjalankan tugas. Akan tetapi bilamana tuntutan dan harapan expectancy mereka tidak dipenuhi maka akan menghasilkan kinerja yang tidak 43 maksimal, kurang semangat dalam bekerja dan rentan akan ketidak profesionalan dalam menjalankan tugas. Hubungan antara outcome-expectancy dan motivasi didasarkan pada proses kognitif yang terjadi pada individu. Individu dengan kognitifnya menganalisa berbagai kemungkinan hubungan antara pelaksanaan suatau kegiatan dengan hasil yang akan diperolehnya, dengan kata lain individu akan mengharapkan suatu imbalan dengan apa yang telah dikerjakannya. Dengan demikian seseorang akan terdorong melakukan suatu hal untuk mendapatkan apa yang diharapkan dan diinginkannya. Outcome-expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yang akan diperolehnya jika ia melaksanakan sesuatu perilaku tertentu, yakni perilaku yang menunjukkan suatu keberhasilan akan tugasnya Wolfolk, 1994. Sedangkan motivasi menurut Vroom dalam Siagian, 1994, merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya. Semakin besar harapan seseorang untuk memperoleh imbalan tersebut maka semakin besar pula usaha yang dilakukannya. Atau dengan kata lain, bilamana mereka dapat malakukan pekerjaan itu dengan baik maka dengan sendirinya mereka akan mengharapkan imbalan yang sesuai dengan apa yang mereka kerjakan expectancy. Keyakinan akan mendapatkan imbalan setelah apa yang dikerjakannya akan menjadi faktor penting untuk supaya mereka termotivasi dalam menjalankan tugasnya sebagai aparat dan penegak hukum. 44 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara outcome-expectancy dengan motivasi kerja. Berikut ini akan dijelaskan dalam bentuk bagan kerangka berfikir mengenai hubungan antara outcome-expectancy dengan motivasi kerja yang akan dilihat dalam penelitian ini. Gambar. 2.6. Bagan Kerangka Berfikir Hubungan Outcome-expectancy dengan Motivasi Kerja

2. 6. Hipote