Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

kami memperoleh kemenangan, kami akan berbuat lebih dari apa yang mereka lakukan.” Ketika terjadi pembebasan kota Mekkah, turunlah ayat ini Q.S. 16 An-Nahl: 126 yang melarang kaum Muslimin mengadakan pembalasan yang lebih kejam dan menganjurkan supaya bersabar. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi yang menganggap Hadits ini hasan, dan al- Hakim, yang bersumber dari Ubay bin Ka‟b.Menurut lahiriahnya, turunnya tiga ayat terakhir ini Q.S. 16 An-Nahl: 126-128 ditangguhkan sampai Fat-hu Makkah. Namun, mengacu pada Hadits-hadits sebelumnya, dapatlah dikatakan bahwa turunnya ayat-ayat tersebut dalam Perang Uhud. Menurut kesimpulan Ibnul Hishar, ayat-ayat ini Q.S. 16 An-Nahl: 126- 128 turun tiga kali: mula-mula di Mekah, kemudian di Uhud, dan yang ketiga kalinya pada waktu Fat-hu Mekkah, sebagai Peringatan Allah bagi Hamba-Nya. 72 Disebutkan juga dua buah hadits yang menerangkan asbabun nuzul ketiga ayat ini oleh A. Mudjab Mahali: “Pada waktu Rasulullah SAW berdiri di depan jenazah pamannya Hamzah yang mati syahid dalam kondisi rusak tubuhnya, beliau bersabda: “Aku akan membunuh tujuh puluh orang dari kaum musyrikin sebagaimana mereka telah berlaku semena-mena terhadapmu, wahai pamanku”. Ketika beliau sedang berdiri di situ, malaikat jibril turun dengan membawa ayat ke-126 – 128 yang memerintahkan kepada Rasulullah agar mengurungkan niatnya tersebut. Sebab kesabaran akan membawa dampak yang lebih positif dari pada membalas mereka dengan kekerasan”. HR. Hakim dan Baihaqi dalam kitab Dalail dan Imam Bazzar dari Abi Hurairah Pada waktu terjadi perang Uhud sebanyak enam puluh empat orang dari kalangan sahabat Anshar gugur sebagai Syuhada. Sedang dari fihak sahabat Muhajirin ada enam orang, di antaranya Hamzah paman Rasulullah SAW. melihat kenyataan yang demikian, para sahabat Anshar berkata:”jika kami memperoleh kemenangan dalam suatu pertempuran, akan mengadakan pembalasan serupa, atau bahkan lebih dari itu”. Sewaktu Fat-hu Makkah kemenangan ats kota Mekkah, maka Allah SWT menurunkan ayat 126-128 yang melarang mereka untuk mengadakan pembalasan dengan kekejaman terhadap kaum musyrikin. Tidak perlu membalas mereka dengan kekejaman.Sebab kesabaran akan 72 K.H.Q. Shaleh, dkk.,Asbabun Nuzul Latar Belzakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al- Qur‟an, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007., h. 317-318. 31 mendatangkan manfaat yang lebih baik”. HR. Tirmidzi dan Hakim dari Ubayyin bin Ka‟ab. Menurut Tirmidzi, hadis ini Hasan. 73 Menurut A. Mudjab Al- Mahali, “secara lahiriah, hadis ini menerangkan bahwa turunnya ayat ke 126-128 ditangguhkan sampai terbukanya kota Mekkah. Namun dalam hadis di atas diterangkan ayat ini turun ketika terjadinya perang Uhud”. 74 A. Mudjab Al-Mahali mengutip pendapat dan kesimpulan Ibnu Hisyar mengatakan, “ayat ini turun tiga kali Yakni: di Madinah, ketika terjadi perang Uhud, dan pada waktu terbukanya kota Mekkah. Yang demikian dimaksudkan untuk memberi peringatan kepada kaum kuslimin agar senantiasa bersabar dan penuh perhitingan dalam segala tindakan”. 75 Jadi turunnya ayat 126 surat An-Nahl ini melanjutkan penjelasan pada ayat sebelumnya ayat 125, bahwa pada ayat 125 Rasulullah bersumpah bahwa beliau akan membalas apa yang dilakukan pada hamzah kepada tujuh puluh orang kafir, setelah turunnya ayat ini Rasulullah mengurungkan niatnya, dan beliau menjelaskan berdasarkan ayat ini apabila ingin membalas makan balas dengan balasan yang samasetimpal atau bersabar itu lebih baik lagi.

C. Tafsir Surat An-Nahl ayat 125-126

1. Tafsir ayat 125 a. Menurut Bustami A. Gani ed dalam Kitab al-Qur‟an dan Tafsirnya. Menurut Bustami A. Gani dan tim penyusun lainnya mengatakan bahwa, “dalam ayat ini Allah SWT memberikan pedoman-pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia dakwah ke jalan Allah. Yang dimaksud jalan Allah disini ialah agama Allah yakni syari‟at Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw”. 76 73 A. Mudjib Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman al- Qur‟an, Jakarta: Rajawali Press, h. 262. 74 A. Mudjib Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman al- Qur‟an,…h.263. 75 A. Mudjib Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman al- Qur‟an,…h.263. 76 Bustami A. Gani ed., Al- Qur‟an dan Tafsirnya jilid V, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,1990, h. 501. 32