Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan bagian penting dalam Islam, bagaikan lampu yang berfungsi sebagai penerang dalam kehidupan dan cahaya yang menuntun jalan umat untuk menuju kepada perubahan spiritual dan akhlak yang lebih baik. Dakwah berfungsi sebagai obat penawar bagi umat. Di saat manusia terkontaminasi dengan berbagai macam racun yang dapat mematikan nilai keagamaan seseorang karena kehausan Iman dan Islam. dakwah mengajak manusia kepada Allah dapat bermakna, menghimbau manusia untuk melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya.hal ini mencakup pula: memerintahkan mereka kepada semua kebaikan, dan melarang mereka dari semua kejahatan. 1 Keagungan dan keluhuran martabat dakwah Islam tidak hanya dilihat dari pengagungan Al-Quran terhadap dakwah. Tetapi, ketinggian dan keluhurannya dilihat pula dari definisinya, yaitu menyampaikan Islam pada umat manusia seluruhnya dan mengajak mereka untuk komitmen dengan Islam pada setiap kondisi. Dengan kata lain dakwah adalah segala bentuk aktifitas kebajikan yang sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip Islam dalam rangka membawa manusia kepada kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dakwah bukan sekedar kebaikan individu atau amal saleh sukarela, bahkan lebih dari itu, dakwah merupakan hak orang lain yang 1 Fawwaz Bin Hulayil Bin Rabah As-Suhaimi, Manhaj Dakwah Salafiyah, Dar Ibnul Qoyyim, Dar Ibnu ‘Affan, 2003, Cet, Ke-1, h.51 harus dipenuhi, seperti tercantum dalam hadis muttafaq alaih: “din Islam adalah nasihat, bagi Allah, Rasulnya, Kitab-nya, pemimpin umat dan umat pada umumnya. Nasihat untuk umat pada umumnya mengajak kepada kebaikan, mengajarkan agama, membantu mereka, membimbing untuk saling mencintai di jalan Allah. Sebagaimana rasul menjelaskan, hak seorang muslim atas muslim lainnya jika diminta nasihat maka harus memberi nasihat. Dakwah merupakan mediator taqarrub mendekatkan diri kepada Allah, seperti tersirat dalam firman:   + ,-. 1 2- 3 4 . + 2-5. 67859 :;4= ,? A “Katakanlah hai Muhammad, inilah jalanku, aku dan orang yang mengikutiku senantiasa berdakawah untuk kamu kepada Allah dengan hujjah yang nyata , maha suci Allah dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik.” QS Yusuf: 108. Dakwah sebagai mediator pendekatan diri kepada Allah karena, menjalankan dakwah berarti menjalankan perintah Allah dan mengikuti tuntunan Rasul-nya. Lebih dari itu dakwah merupakan jejak langkah para nabi dalam menyebarkan nilai-nilai kebenaran dan kebijakan kepada seluruh manusia. Allah SWT berfirman B1C D= :EF G HI 1J HK :EF: HL MN 3O P “… mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga..” al- Baqarah 221. Mengajak manusia kembali kepada Allah adalah perkara besar. Demikian pula pahalanya, sangat mulia. Dakwah termasuk kewajiban yang paling penting bagi setiap muslim, khususnya para ‘ulama. Dakwah adalah jalan para Rasul shalawatullah wa salamuhu ‘alaihim. Mereka adalah teladan sekaligus imam dalam urusan mulia ini. bahkan inilah jalan para pengikut mereka hingga hari kiamat. Kebutuhan terhadap dakwah merupakan kebutuhan dlaruri sangat mendesak jelas sangat terasa. Sehingga, umat manusia betul-betul sangat membutuhkan orang- orang yang memberikan pemahaman kepada mereka tentang agama mereka, membimbing mereka ke jalan yang kokoh dan lurus, dengan mengajak mereka kepada tauhid dan meninggalkan semua yang bertentangan dengan tauhid, baik dalam bentuk perbuatan, perkataan secara umum maupun dalam bentuk kesempurnaan yang seharusnya. Oleh sebab itu, Allah mewajibkan para ulama untuk menjelaskan al-haq ini dengan dalil-dalilnya, mengajak manusia kepada-Nya agar keterangan tersebut menjadi sebab keluarnya manusia dari kegelapan kebodohan, dan tegaknya urusan dunia dan agama di atas perintah Allah. Dan kebodohan terhadap masalah ini, akibatnya sangat buruk bagi seluruh dunia. Karena kebodohanlah Allah disekutukan, maha suci dia. Karena kebodohan terjadi ilhad penyimpangan dalam nama dan sifat-sifatnya. Karena kebodohan pula ajaran agama ini diselewengkan seluruhnya. Dan karena itu pula nabi menerangkan bahwa apabila ulama itu telah dicabut wafat, tinggalah para pemimpin jahil yang berfatwa kepada manusia tanpa ilmu akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. 2 Dengan demikian, jelas bahwa dakwah merupakan sebab utama datangnya kemaslahatan alam semesta, urusan di dalamnya stabil, terpelihara dari segala sesuatu yang merusak. Semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan adanya orang-orang yang menjaga perkara aqidah, pelaksanaannya maupun akhlaknya, disempurnakan pula dengan amar ma’ruf nahi mungkar. Umat manusia, dengan berbagai perbedaan jenis, warna kulit, kekuatan serta kelemahan mereka, sangat membutuhkan dakwah Islamiyah ini. Mereka sangat butuh kepada ajaran agama Allah yang kokoh ini, yang akan mengatur dengan seksama tatanan hidup dan kehidupan mereka. Baik yang berkaitan dengan al-khalik atau dengan sesama manusia. Dan Allah menciptakan manusia dalam keadaan penuh kekurangan. Maka, bagaimanapun luas dan hebatnya pemahaman dan pengetahuan mereka, seorang manusia tetap dalam kekurangan dan keterbatasannya. Allah menjadikan dakwah sebagai kewajiban agama yang paling mulia. Allah mewajibkan dakwah ini kepada kaum muslimin, masing-masing sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Allah menyifatkan kaum mukminin yang berdakawah ini sebagai mukmin yang sempurna, memuji mereka yang telah menjalankan dakwah ini, saling 2 Fawwaz Bin Hulayil Bin Rabah As-Suhaimi, h. 65 tolong-menolong dan mewasiatkan kepada sesama mereka. Dan Allah mempersaksikan bahwa mereka adalah sebaik-baik manusia. Kaum muslimin pada masa rasul serta para sahabat dan juga pada masa tabi’in, sangat memuliakan urusan dakwah. Mereka betul-betul menjalankannya dengan baik. Dan kebutuhan manusia terhadap hal ini setelah abad-abad mereka sangat hebat dan sangat mendesak. Urgensi dan keutamaan dakwah ini semakin terlihat jelas ketika fitrah manusia telah mengalami perubahan seiring dengan penyimpangannya dari manhaj yang lurus ini menuju peribadatan kepada selain Allah, baik melalui aturan pendidikan, lingkungan keluarga dan masyarakat yang buruk prilaku dan pergaulannya. Apabila kita memperhatikan Al-Quran dan Sunnah maka kita akan mengetahui, bahwa dakwah menduduki tempat dan posisi utama, sentral, strategis dan menentukan. Keindahan dan kesesuaian Islam dengan perkembangan zaman, baik dalam sejarah maupun prakteknya, sangat ditentukan oleh kegiatan dakwah yang dilakukan umatnya. 3 Sebenarnya dakwah itu sendiri adalah komunikasi, dakwah tanpa komunikasi tidak akan mampu mencapai target yang diinginkan, demikian pula sebaliknya, komunikasi tanpa dakwah akan kehilangan nilai-nilai Ilahi dalam kehidupan. Dari sekian banyak definisi tentang dakwah, ada sebuah definisi yang menyatakan bahwa, dakwah adalah proses komunikasi efektif dan kontinyu, bersifat umum dan rasional, dengan menggunakan cara-cara ilmiah dan sarana yang efisien, dalam mencapai tujuannya. 3 Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998, h. 67 Definisi tersebut menegaskan peran dakwah dalam berkomunikasi dengan khalayak melalui media-media tertentu. Upaya tabligh menyampaikan Islam kepada masyarakat adalah salah satu media komunikasi dakwah yang digunakan rasulullah SAW dengan pesan berantai. Lebih dari itu dakwah adalah aktualisasi salah satu fungsi kodrati seorang muslim, yakni fungsi kerisalahan, yaitu berupa proses pengkodisian agar seseorang atau masyarakat mengetahui, memahami, mengimani dan mengamalkan Islam sebagai ajaran dan pandangan hidup. Dengan kata lain dakwah pada hakikatnya adalah satu upaya untuk merubah suatu keadaan yang lebih baik menurut tolok ukur ajaran Islam. Dakwah merupakan usaha meyakinkan kebenaran kepada orang lain,. Bagi orang yang didakwahi, pesan dakwah yang tak dipahami tak lebih maknanya dari bunyi- bunyian, jika dakwahnya berupa informasi maka ia dapat memberi pengertian, tetapi jika dakwahnya merupakan panggilan jiwa, maka ia harus keluar dari jiwa juga. Penjahat yang berkhutbah tentang kebaikan, maka pesan kebaikan itu tak akan pernah masuk ke dalam jiwa pendengarnya. Berbeda dengan aktor yang ukuran keberhasilannya jika berhasil berperan sebagai orang lain, maka dai harus berperan sebagai dirinya. Seorang dai harus terlebih dahulu menjalankan petunjuk agama sebelum memberi petunjuk kepada orang lain. Ia harus seperti minyak wangi, mengharumkan orang lain tapi memang dirinya lebih harum, atau seperti api, bisa memanaskan besi, tetapi dirinya memang lebih panas. Berbicara tentang hakikat adalah berbicara sesuatu yang mendasar. Seorang penyanyi dangdut yang dengan lenggak-lenggok erotis di atas panggung menyanyikan lagu ajakan kepada tuhan, adakah ia seorang dai? Jawabannya jelas, yaitu bahwa penyanyi itu membawakan lirik-lirik dakwah, tetapi pada hakikatnya ia sedang tidak berdakwah. Dai itu sendiri pada hakikatnya adalah proses dari gerakan peradaban yang mengemban tugas dan peran strategis dalam kehidupan, yaitu agar menjadi produktif. Bahwa upaya melakukan perubahan kondisi suatu bangsa atau masyarakat merupakan keniscayaan dalam kehidupan, dengan kata lain merekayasa kehidupan adalah kegiatan manusia dalam menjalankan misi hidupnya menuju hidup yang penuh rahmat dan keberkahan. Proses dakwah Rasulullah SAW menggunakan mediator dan basis operasional yang argumentatif dan rasional. Mukjizat-mukjizat nabi yang berkonotasi kejadian supra rasional bukan merupakan jalan dakwah yang ditempuh, tetapi jalan dakwah beliau adalah melakukan secara kontinyu gerakan kebangkitan manusia untuk memahami diri dan lingkungannya serta menyadari misi dalam hidup dan kehidupan. Setiap aturan Allah dalam mengemban amanah memakmurkan hidup demi tegaknya tatanan kehidupan sejahtera, aturan itu diikuti oleh Rasulullah SAW untuk membangun umat, baik dalam tataran kehidupan pribadi atau sosial, baik saat damai maupun waktu perang. Dalam perkembangannya dakwah tidak hanya dapat disampaikan melalui mimbar seperti yang banyak dilakukan oleh para dai. Dakwah tidak hanya perbuatan atau tindak langsung yang dilakukan oleh seorang dai, seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam masyarakat kita, sebutan lain bagi seorang dai adalah kyai, kyai ditengah- tengah masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman nilai keagamaan serta menjadi motivator bagi masyarakat ketika kehilangan arah dalam dunia spiritualnya. Hal ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa seorang kyai keberadaannya ditengah-tengah masyarakat sangat dibutuhkan dan dihormati. Imam Al-Ghazali mengatakan, seorang ulama atau kyai laksana awan dilangit yang dapat memberikan keteduhan kepada umat ketika panas yang menyengat menyerangnya, ia tempat untuk mengadu segala permasalahan yang dialaminya, tempat mencari ketenangan spiritual ketika semakin terkikis nilai-nilai spiritualnya. Satu penghormatan masyarakat kepada kyai, karena keluasan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai tertentu yang dimilikinya, khususnya dalam ilmu agama. Dalam ajaran Islam ulama memiliki kedudukan yang tinggi dan peran yang penting dalam kehidupan umat, karena mereka merupakan pewaris para nabi al-ulama’ waratsat al-anbiya. Secara garis besar pesan ini dapat dipahami sebagi tugas pencerahan bagi umat, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Jumu’ah ayat 2: Q5 R S T 2-U V 5W.XY JZ 4 I [\] S5W. _F [ ] 5`5a F b [ ]5c9Q F [4d45] F e af= 3B f5=h K + j9 -5. 3 k3 e? T8 Ll. ,mA “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayatnya kepada mereka kitab dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Dalam bahasa lain peran ini disebut juga amar ma’ruf nahi munkar, yang rinciannya meliputi tugas untuk: 1 menyebarkan, mempertahankan, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama Islam, 2 Melakukan kontrol dalam masyarakat sosial control, 3 Memecahkan problem yang terjadi di masyarakat, dan 4 menjadi agen perubahan sosial agen of change. 4 Di antara empat peranan tersebut, yang menjadi penting dan relevan dengan kondisi umat saat ini adalah menyebarkan dan mempertahankan ajaran dan nilai-nilai agama Islam, dengan menjaga dan mengamalkan nilai keagamaan dalam diri masyarakat mad’u. hal ini dilakukan seorang kyai dengan cara mengajak manusia untuk mengikuti tuntunan Allah SWT melalui ajaran dakwah yang ia wariskan dari Rasulullah SAW. Pada dasarnya dakwah merupakan manifestasi iman yang paling utama yang harus dimiliki seseorang. Dengan kata lain, dakwah adalah suatu upaya untuk menunjukkan jalan yang hak kepada segenap manusia, guna menumbuhkembangkan rasa cinta kepada yang ma’ruf dan benci kepada yang munkar dan kebathilan, dan pada gilirannya akan terlepas dari kekalutan dan mendapatkan ketenangan dalam batinnya. 5 Untuk dapat melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar, tentunya harus melihat kepada nilai spiritual yang dimiliki oleh seseorang, pemahaman dan pemantapan iman yang selalu dilatih dengan kesungguh-sungguhan dan usaha yang 4 Masykuri Abdillah, Mimbar Agama dan Budaya, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999, Cet, Ke-1 h.2. 5 Suherman Affandi, Faktor Kesuksesan Dai, Jakarta: Risalah, 1990, Cet, Ke-1 h. 35 terus menerus istiqomah, dengan akhirnya akan timbul rasa untuk mengamalkan apa yang menjadi perintah dan meninggalkan apa yang dilarang. Banyak faktor yang menjadi penyebab berhasil atau tidaknya seorang dai dalam mempengaruhi mad’u. Memang tidak hanya ditentukan oleh faktor dai, namun tidak dipungkiri seorang dai tetap memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan dakwah yang dilakukannya. Ahmad Mubarak berpendapat, bahwa keberhasilan dai dimungkinkan oleh berbagai hal: 1. Pesan Dakwah yang disampaikan pleh seorang dai memang relevan dengan kondisi masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan tak mungkin ditolak dan mereka menerima pesan tersebut. 2. Karena faktor pesona dai, yakni dai tersebut mempunyai kharismatik dan daya tarik personal yang menyebabkan masyarakat mudah menerima dakwahnya, meski kualitas dakwahnya sederhana atau bahkan biasa saja. 3. Karena kondisi psikologis masyarakat yang sedang haus akan spiritual, dan mereka terlanjur memiliki perspektif kepada setiap dai sehingga pesan dakwah yang pada dasarnya kurang jelas ditafsirkan sendiri oleh masyarakat dengan penafsiran yang jelas. 4. Kemasan yang menarik, pola pikir masyarakat awalnya acuh terhadap agama dan seorang dai, namun setelah melihat paket dakwah yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi menarik misalnya kesenian, teknologi, atau program-program pengembangan masyarakat sehingga paket dakwah yang ditawarkan berhasil menjadi stimuli yang mampu menggelitik persepsi masyarakat, dan pada akhirnya mereka akan merespon secara positif. 6 Perlu disadari bahwa, keberhasilan dakwah secara total semata-mata tidak dapat dilihat dari daya tarik dan daya pikat seorang dai dalam menyampaikan pesan dakwah, jauh dari pada itu ukuran keberhasilan seorang dai dalam menyampaikan dakwahnya terletak pada adanya peningkatan dan kesetabilan spiritual pada mad’u sasaran dakwah atau masyarakat. Yang berimplikasi kepada perubahan sikap, prilaku, dan pemahamannya, pada hakekatnya dakwah merupakan upaya seorang dai sebagai media untuk mengubah prilaku masyarakat dari yang negatif menjadi baik, dan bodoh menjadi pandai. 7 Dari sekian banyak ulama-ulama yang mengkomunikasikan ajaran dakwah Islam, KH. Hasan Bisri merupakan salah satu ulama yang mendedikasikan kehidupannya dalam membimbing dan membina masyarakat dengan kemampuan dan keilmuan serta dunia pendidikan yang dimilikinya. Dakwah merupakan upaya untuk mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berprilaku, dengan dakwah diharapkan akan dapat mengubah kepribadian baik secara individu maupun kolektif. Oleh karena itu, dakwah merupakan agen perubahan baik dalam pengetian material maupun immaterial. Dalam pengertian immaterial berarti dakwah sebagai aktifitas yang mampu melakukan perubahan prilaku dan pola pikir sehingga orientasi pemikiran manusia menuju kearah yang lebih positif, sedangkan dalam pengertian material dakwah dapat 6 Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Fidaus, 1999, Cet, Ke- 1. h. 133 7 Bahri Ghazali, Dakwah Komunikati, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997, Cet, Ke-1h. 1 menimbulkan corak kegiatan manusia yang lebih menjanjikan masa depan bagi suatu masyarakat. Keberhasilan dakwah ditentukan oleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan dakwah. Salah satunya adalah lingkungan mad’u atau masyarakat, masyarakat selalu berkembang sesuai dengan budayanya yang ikut menentukan perubahan suatu masyarakat karena adanya perkembangan dari sisi masyarakat tersebut, termasuk didalamnya tatanan sosial, keagamaan, dan pendidikan yang melingkupinya. Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat merupakan suatu kelompok serta komunitas yang tidak dapat terpisah antara satu dan yang lain, terdiri dari berbagai individu dan latar belakang yang berbeda-beda, dakwah merupakan salah satu cara dari banyak macam cara untuk dapat menyatukan individu menjadi satu tatanan masyarakat yang baik dan memiliki integritas spiritual dan moral yang berkualitas. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian, dengan mengangkat judul skripsi “Peran KH. Hasan Bisri. SH M. Hum. dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Semper Timur-Jakarta Utara.” B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Skripsi ini di batasi hanya pada peran KH. Hasan Bisri dalam meningkatkan Pemahaman keagamaan masyarakat Semper Timur Jakarta Utara

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian skripsi ini dinyatakan dalam kalimat Tanya berikut ini: 1. Bagaimana peran KH. Hasan Bisri dalam kegiatan ibadah? 2. Bagaimana peran KH. Hasan Bisri dalam muamalah? 3. Bagaimana peran KH. Hasan Bisri dalam pembinaan akhlak?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian