Tata Cara Berwawancara Pedoman Pencacahan Konsumsi

14 Pedoman Pencacahan SPDT12-K 15 Pedoman Pencacahan SPDT12-K 4.

4.1 Tata Cara Pengisian Daftar

a. Daftar isian harus diisi dengan menggunakan pensil hitam. b. Daftar isian harus diisi dengan huruf cetakbalok. c. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan harus diperbaiki dengan menggunakan penghapus pensil, tidak diperbolehkan memperbaikinya dengan cara mencoret. d. Daftar isian harusnya diisi dengan kaidah rata kanan. e. Isikan kotak yang tersedia sesuai dengan kodenya. f. Kualitas terbuka dalam kuesioner harus selalu diisi untuk memudahkan dalam pengisian nilai komoditasjasa yang akurat dan rasional. g. Jika ada komoditasjasa atau kualitas yang dicacah tidak tertampung dalam kuesioner, maka coret komoditasjasa atau kualitas yang tidak ada harganya di daftar isian untuk diganti menjadi komoditasjasa atau kualitas yang tercacahdijumpai. h. Komoditas yang dicacah harus menggunakan satuan yang standar, jika ada komoditasjasa yang masih menggunakan satuan lokal atau setempat, maka petugas harus mengkonversikannya ke dalam satuan standar. i. Mencatat hal-hal yang tidak bisa ditampung atau tidak dapat dimasukkan ke blok lainnya dalam blok catatan.

4.2 Daftar SPDT12-K Nilai Konsumsi

Daftar SPDT12-K merupakan daftar yang digunakan untuk mencatat semua pengeluaran konsumsi rumah tangga pertanian terpilih dalam referensi waktu baik selama Usaha di sektor pertanian yang dicakup dalam survei ini meliputi: a. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan. b. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Hortikultura. c. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat. d. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Peternakan. BAB IV 16 Pedoman Pencacahan SPDT12-K seminggu yang lalu untuk makanan maupun selama setahun yang lalu untuk non makanan. Pengeluaran yang dimaksud di sini adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk semua barangjasa yang diperoleh secara pembelian baik tunai maupun kredit oleh rumah tangga tersebut, tetapi tidak untuk keperluan usaha maupun investasi. Oleh karena itu, pengeluaran untuk tabungan, asuransi jiwa, kontribusi dana pensiun, investasi dan pemberian kepada pihak lain, tidak termasuk dalam konsumsi rumah tangga. Konsep pengeluaran konsumsi rumah tangga yang digunakan pada survei ini dibedakan atas dasar 2 dua konsep pendekatan, yaitu: a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menurut konsep akuisisi adalah jumlah nilai seluruh barangjasa yang diperoleh rumah tangga selama periode referensi survei tanpa memperhatikan apakah barangjasa tersebut sudah dibayar, belum dibayar atau kredit. Contoh : - membeli pakaian dengan kontan pada Oktober 2012 yang akan digunakan pada bulan berikutnya diluar referensi survei, maka nilai pakaian tersebut yang dicatat sebagai konsumsi bulan Oktober di dalam referensi waktu survei. - membeli lemari es seharga Rp. 1.500.000,- pada April 2012 dengan cara kredit selama 10 bulan dan cicilan pertama dibayar pada Mei 2012. Ketika pencacahan dilaksanan bulan Oktober maka nilai pengeluaran konsumsi diisi adalah nilai kontan tanpa melihat jumlah kredit yang sudah dibayarkan. b. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menurut konsep pemakaian adalah jumlah nilai seluruh barangjasa yang benar-benar telah dikonsumsidipakai oleh rumah tangga selama periode referensi survei. Konsep ini digunakan untuk pengeluaran konsumsi bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Contoh : - membeli beras 5 kg seharga Rp. 35.000,- tetapi hanya dikonsumsi 2 kg, maka pengeluaran konsumsi beras yang dicatat adalah sebesar Rp. 14.000,- Rp 35.0005 kg x 2 kg. Adapun beberapa contoh pengeluaran konsumsi rumah tangga selain makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, yang termasuk dicatat dalam survei ini antara lain :