PENDAHULUAN Gambaran Karakteristik Penderita Karsinoma Nasofaring Tipe Tak Berdiferensiasi di RSUP HAM Medan Tahun 2008-2012

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Karsinoma Nasofaring adalah kanker kepala dan leher yang berasal dari nasofaring terletak dibagian atas tenggorokkan dibelakang hidung menuju dasar tengkorak Gao et al, 2011. Karsinoma nasofaring KNF merupakan tumor yang unik karena etiologi dan distribusi endemiknya. Pada tahun 2000 ada sekitar 65.000 kasus baru dan 38.000 kasus terjadi kematian di seluruh dunia. Karsinoma nasofaring sering terjadi dibeberapa negara bagian dunia, misalnya di Cina, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Utara. Insiden yang terjadi di Hong Kong menyatakan dimana sekitar 1 dari 40 laki-laki mengalami KNF sebelum usia 75 tahun Fles et al, 2010. Di Cina Selatan khususnya suku Kanton di propinsi Guangdong dan Asia bagian utara dimana telah dilakukan penelitian yang mengatakan angka kejadian KNF berkisar antara 15-50 kasus per 100.000 orang sedangkan di Alaska dan di Mediterranean Afrika Utara,Italia,Yunani,dan Turki berkisar antara 15 sampai 20 kasus per 100.000 orang Zhou et al, 2007. Di Indonesia, penyakit KNF memiliki insiden yang relatif tinggi sekitar 5,7 diantara pria dan 1,9 pada wanita per 100.000 orang dibandingkan dengan kejadian di seluruh dunia 1,9 di antara pria dan 0,8 pada wanita. Penyebab KNF di Indonesia tidak diketahui dikarenakan tidak terdaftarnya penderita kanker dengan status ekonomi kebawah Fles et al, 2010. Di RSUD Dr.Sutomo pada tahun 2000-2001 poliklinik onkologi melaporkan terdapat penderita baru KNF berjumlah 623 orang dengan proporsi laki-laki dua kali lebih banyak dibandingkan perempuan, sedangkan menurut Hidayat dalam Nasir, 2009 insidensi di Adam Malik Medan pada tahun 2002-2007 ditemukan 684 penderita KNF. Karsinoma Nasofaring merupakan tumor ganas yang banyak dijumpai diantara tumor ganas THT di Indonesia, dimana KNF termasuk dalam 5 besar tumor ganas dengan frekuensi tertinggi bersama tumor lain seperti tumor ganas Universitas Sumatera Utara serviks uteri, tumor payudara, tumor getah bening, dan tumor kulit sedangkan didaerah kepala dan leher menduduki tempat pertama dengan persentasi hampir 60 di ikuti tumor ganas hidung paranasal 18,laring 16 dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentasi rendah Roezin dan Adham, 2008. Insiden KNF yang tinggi di hubungkan dengan kebiasaan makan, lingkungan, dan virus Epstein-Barr. Selain itu faktor geografis, ras, jenis kelamin, sosial ekonomi, infeksi kuman atau parasit, genetik juga sangat mempengaruhi timbulnya tumor karsinoma nasofaring Ruan et al, 2013. Berdasarkan klasifikasi histologi WHO tahun 1978, KNF dibagi menjadi tiga subtipe yaitu; squamous cell carcinoma WHO-1, nonkeratinizing carcinoma WHO-2 dan undifferentiated carcinoma WHO-3 Tabuchi et al, 2011. Tipe Undifferentiated carcinoma WHO-3 merupakan subtipe histologi yang utama di daerah endemik, sementara WHO-1 jarang 5 Chan j.k.c et al, 2005. Di Amerika Utara terdapat sekitar 60 kasus merupakan keratinizing squamous cell carcinoma, sementara lebih 95 merupakan WHO tipe 2-3. Insidensi WHO tipe 3 juga tinggi di Eskimo,Alaska dan juga terdapat peningkatan di Malaysia, Afrika Utara, dan Eropa Selatan Zhou et al, 2007. Di Cina Selatan insiden tertinggi juga terdapat pada tipe WHO 3 95, WHO tipe 2 2, WHO tipe 1 3 Wei 2006 dalam Harahap 2008. Selama periode tahun 2006-2008, dari data Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, RSUP Dr. M.Djamil Padang dan RSUD Achmad Muchtar Bukit Tinggi, didapatkan 45 kasus KNF di wilayah propinsi Sumatera Barat. Dari keseluruhan KNF tersebut, proporsi KNF subtipe nonkeratinizing carcinoma WHO-2 dan undifferentiated carcinoma WHO-3 adalah sama banyak, yaitu masing-masing 37,8 Yenita dan Asri, 2009. Sedangkan hasil penelitian Hidayat, 2009 dijumpai jenis histopatologi terbanyak penderita KNF adalah WHO tipe 2 sebesar 63,6 , diikuti WHO tipe 3 sebesar 34,6 dan WHO tipe 1 sebesar 1,8. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya di Medan, terdapat jenis histopatologi terbanyak adalah WHO tipe 3 47,1 Henny, 2006. Zahara 2007 mendapatkan jenis histopatologi terbanyak WHO tipe 3 58,3. Sedangkan menurut D.Munir Universitas Sumatera Utara 2009 dijumpai jenis histopatologi yang paling banyak adalah WHO tipe 3 55, WHO tipe 1 29, WHO tipe 2 16. Berdasarkan hasil penelitian pada pasien etnis batak di Medan terdapat distribusi penderita karsinoma nasofaring yang terbanyak adalah karsinoma yang undifferentiated 57,7 kasus Rusdiana,2006. Karena belum ada data pasti mengenai karsinoma nasofaring tipe tak berdiferensiasi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008-2012, Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. 1.2.Rumusan Masalah Bagaimana secara umum Gambaran Karakteristik Penderita Karsinoma Nasofaring Tipe Tak Berdiferensiasi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2012. 1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran karakteristik penderita KNF tipe tak berdiferensiasi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008-2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

a Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan usia pada KNF tipe tak berdiferensiasi di RSUP H. Adam Malik Medan. b Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin pada KNF tipe tak berdiferensiasi di RSUP H. Adam Malik Medan. c Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan suku bangsa pada KNF tipe tak berdiferensiasi di RSUP H. Adam Malik Medan. d Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan stadium pada KNF tipe tak berdiferensiasi di RSUP H. Adam Malik Medan. e Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan keluhan utama pada KNF tipe tak berdiferensiasi di RSUP H. Adam Malik Medan. f Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan jenis terapi pada KNF tipe tak berdiferensiasi RSUP. H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

a Sebagai data dasar gambaran karakteristik penderita karsinoma nasofaring tipe tak berdiferensiasi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008-2012. b Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan KNF. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA