esofagus. Gangguan sensorik berupa nyeri daerah laring dan faring,dan sesak. Nervus XI terdapat kelumpuhan m.trapezius,
sternokleidomastoideus serta hemiparese palatum molle, nervus XII terjadi hemiparese dan atrofi sebelah lidah, nervus VII dan nervus
VIII letaknya agak tinggi jadi jarang terkena KNF H,Benny, 2009.
2.3.4.4. Limfadenopati Servikal
Sebagian besar penderita datang dengan pembesaran kelenjar baik unilateral atau bilateral. Pembesaran kelenjar leher merupakan penyebaran
terdekat secara limfogen dari KNF. Pembesaran yang agak khas akibat metastasis adalah lokasi pada ujung prosesus mastoideus di belakang angulus mandibula
yaitu kelenjar jugulodigastrik dan kelenjar servikal posterior serta kelenjar servikal tengah H,Benny,2009.
2.3.4.5. Gejala metastasis jauh
Gejala akibat metastasis apabila sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama aliran limfe atau darah, mengenai organ tubuh yang letaknya jauh dari
nasofaring, yang sering adalah pada tulang,hati dan paru. Jika ini terjadi, menandakan suatu stadium dengan prognosis sangat buruk Zhou et al, 2007
2.3.5. Diagnosis 2.3.5.1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan berdasarkan keluhan pasien. Gejala dan keluhan yang ditimbulkan antara satu pasien dengan pasien yang lain sangat bervariasi
Hidayat, 2009.
2.3.5.2. Pemeriksaan
1. Rinoskopi Posterior
Pemeriksaan ini sering dijumpai kesulitan terutama pada pasien dengan variasi anatomi atau yang tidak kooperatif Hidayat, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2. Endoskopi
a. Nasofaringoskopi kaku Rigid nasopharyngoscopy
Alat yang digunakan terdiri dari teleskop dengan sudut 0, 30, dan 70 derajat. Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, transnasal dan
transoral Hidayat, 2009. b.
Nasofaringoskopi lentur Flexible nasopharyngoscopy Endoskopi fleksibel memungkinkan pemeriksaan yang lebih
menyeluruh terhadap nasofaring, meskipun masuknya melalui satu sisi kavum nasi. Alat endoskopi ini memiliki saluran khusus untuk
suction,sehingga tetap dapat dilakukan dengan pandangan langsung Hidayat, 2009.
2.3.5.3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan lokasi tumor yang dapat membantu dalam melakukan biopsi yang tepat dan menentukan luas
penyebaran tumor ke jaringan sekitar Hidayat, 2009. b.
Foto polos nasofaring dan dasar tengkorak c.
CT scan nasofaring Pemeriksaan ini dapat juga mengetahui penyebaran tumor ke jaringan
sekitar yang belum terlalu luas, dan juga dapat mendeteksi erosi basis krani dan penjalaran ke intrakranial. Selain itu, dapat menilai
kekambuhan tumor setelah pengobatan, adanya metastasis, dan juga akibat komplikasi paska radioterapi seperti atrofi kelenjar hipofise
dan nekrosis lobus temporal Hidayat, 2009. d.
Positron Emission Tomography PET Pemeriksaan yang paling sensitif untuk menilai adanya tumor rekuren
pada KNF Hidayat, 2009. e.
Magnetic Resonance Imaging MRI Pemeriksaan MRI dapat memperlihatkan jaringan lunak nasofaring
superfisial atau dalam dan untuk membedakan tumor dengan jaringan
Universitas Sumatera Utara
lunak. Selain itu, MRI juga lebih sensitif untuk menilai metastase kelenjar retrofaring dan kelenjar leher dalam Hidayat, 2009.
f. Biopsi Nasofaring
Biopsi nasofaring adalah prosedur tetap terhadap pasien yang dicurigai menderita KNF, apalagi bila dijumpai masa tumor. Agar
biopsi tepat sasaran, sebaiknya biopsi dilakukan di bawah kontrol endoskopi dan anastesi lokal dengan posisi duduk atau telentang
Hidayat, 2009. g.
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Sitologi Bahan untuk pemeriksaan sitologi dapat diambil dari permukaan
nasofaring dengan menggunakan brush, swab atau spesial aplikator yang mempunyai pengisap Hidayat, 2009.
Pemeriksaan Serologi
Pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA untuk infeksi virus E-B telah menunjukkan kemajuan dalam mendeteksi
karsinoma nasofaring. Tetapi hanya digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan Hidayat, 2009.
Imunohistokimia
Merupakan teknik deteksi antigen dalam jaringan yang melibatkan deteksi substansi spesifik dalam jaringan dengan menggunakan
derivat antibodi terhadap substans Hidayat, 2009.
Histopatologi Histopatologi tujuannya untuk konfirmasi dalam menentukan sub
tipe KNF Hidayat, 2009.
2.3.6. Penatalaksanaan