Penatalaksanaan Komplikasi TINJAUAN PUSTAKA

lunak. Selain itu, MRI juga lebih sensitif untuk menilai metastase kelenjar retrofaring dan kelenjar leher dalam Hidayat, 2009. f. Biopsi Nasofaring Biopsi nasofaring adalah prosedur tetap terhadap pasien yang dicurigai menderita KNF, apalagi bila dijumpai masa tumor. Agar biopsi tepat sasaran, sebaiknya biopsi dilakukan di bawah kontrol endoskopi dan anastesi lokal dengan posisi duduk atau telentang Hidayat, 2009. g. Pemeriksaan Patologi Anatomi  Sitologi Bahan untuk pemeriksaan sitologi dapat diambil dari permukaan nasofaring dengan menggunakan brush, swab atau spesial aplikator yang mempunyai pengisap Hidayat, 2009.  Pemeriksaan Serologi Pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA untuk infeksi virus E-B telah menunjukkan kemajuan dalam mendeteksi karsinoma nasofaring. Tetapi hanya digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan Hidayat, 2009.  Imunohistokimia Merupakan teknik deteksi antigen dalam jaringan yang melibatkan deteksi substansi spesifik dalam jaringan dengan menggunakan derivat antibodi terhadap substans Hidayat, 2009.  Histopatologi Histopatologi tujuannya untuk konfirmasi dalam menentukan sub tipe KNF Hidayat, 2009.

2.3.6. Penatalaksanaan

Pengobatan utama pada penderita KNF tanpa metastasis dapat dilakukan radioterapi. Jenis radioterapi yang dapat diberikan terdapat dua tipe yaitu radioterapi eksternal dan brakhiterapi. Dosis radioterapi untuk KNF adalah 1,8-2 Gy setiap pemberian, sebanyak lima kali pemberian setiap minggu selama 7 Universitas Sumatera Utara minggu dengan total dosis 60-70 Gy. Setiap tipe histopatologi KNF mempunyai perbedaan respon terhadap radioterapi. Pada undifferentiated carcinoma lebih radiosensistif sedangkan pada non-keratinizing squamous cell carcinoma merupakan yang paling tidak radiosensitif. Pemberian kemoterapi juga dapat diberikan pada penderita KNF yang diindikasikan pada kasus penyebaran ke kelenjar getah bening, metastasis jauh dan kasus-kasus residif. Cara pemberian kemoterapi pada KNF dapat diberikan sebelum neoadjuvant, selama concurrent, atau setelah adjuvant pemberian radioterapi. Pemberian kemoterapi terutama diberikan pada KNF dengan penyakit lokoregional tingkat lanjut dikombinasikan dengan radioterapi. Jenis kemoterapi yang dapat diberikan antara lain: cisplatin, 5-fluorouracil 5-FU, dexorubicin, bleomycin, mitoxantron, methotrexate dan alkaloid vinca. Regimen dengan dasar platinum merupakan standar kemoterapi pada pasien KNF dengan metastase dan terapi lini pertama yang paling banyak digunakan adalah kombinasi cisplatin dan 5-FU yang menunjukkan response rate 66 Kemoterapi lebih sensitif pada karsinoma nasofaring WHO tipe 1 dan sebagian WHO tipe 2. Pengobatan lain yang juga dilakukan adalah pembedahan, namun pembedahan tidak banyak berperan pada penanggulangan KNF. Tindakan bedah terbatas pada reseksi sisa masa tumor yang kambuh atau tidak terkontrol dinasofaring dan leher setelah radioterapi Munir, D, 2009. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.9 Penatalaksanaan KNF Menurut NCCN 2010 Dikutip dari: Piasiska,Herza,2010

2.3.7. Komplikasi

Toksisitas dari radioterapi dapat mencakup xerostomia, hipotiroidisme, fibrosis dari leher dengan hilangnya lengkap dari jangkauan gerak, trismus, kelainan gigi, dan hipoplasi struktur otot dan tulang. Retardasi pertumbuhan dapat terjadi sekunder akibat radioterapi terhadap kelenjar hipofisis. Panhypopituitarism dapat terjadi dalam beberapa kasus. Kehilangan pendengaran sensorineural mungkin terjadi dengan penggunaan cisplatin. Mereka yang menerima bleomycin beresiko untuk menderita fibrosis paru. Osteonekrosis dari mandibula merupakan komplikasi langka radioterapi dan sering dihindari dengan perawatan gigi yang tepat. Hidayat, 2009

2.3.8 Prognosis