Stadium Gejala Klinis TINJAUAN PUSTAKA

2.3.3. Stadium

Klasifikasi untuk KNF, yang paling sering digunakan adalah menurut AJCC 2010 : • Tumor Primer T o TX : Tumor primer tidak dapat ditentukan o T0 : Tidak ditemukan adanya tumor primer o Tis : Karsinoma in situ o T1 : Tumor terbatas pada daerah nasofaring lateralposter osuperioratap o T2 : Tumor meluas sampai pada jaringan lunak  T2a : Tumor meluas sampai daerah orofaring dan atau rongga nasal tanpa penyebaran ke daerah parafaringeal  T2b : Tumor dengan perluasan ke daerah parafaringeal o T3 : Tumor melibatkan struktur tulang dasar tengkorak dan atau sinus paranasal o T4 : Tumor dengan perluasan intrakranial dan atau terlibatnya saraf kranial ,hipofaring, orbita atau dengan perluasan ke fossa infratemporal ruang mastikator. • Pembesaran kelenjar getah bening KGB regional: N o Nx : KGB regional tidak dapat ditentukan o No : Tidak ada pembesaran KGB regional o N1 : Metastasis unilateral KGB dengan ukuran terbesar 6 cm, terletak di atas fossa supraklavikular o N2 : Metastasis bilateral KGB dengan ukuran terbesar 6 cm di atas fossa supraklavikular o N3 : Metastasis pada KGB  N3a : Ukuran KGB 6 cm  N3b : Meluas ke fossa supraklavikular • Metastasis jauh M o M0 : Tanpa metastasis jauh o M1 : Metastasis jauh Universitas Sumatera Utara Stadium T N M I T1 N0 M0 II T1 N1 M0 T2 N0-1 M0 III T1-2 N2 M0 T3 N0-2 M0 IV A T4 N0-2 M0 IV B Semua T N3 M0 IV C Semua T Semua N M1 Tabel 2.1 Stadium Karsinoma Nasofaring

2.3.4. Gejala Klinis

Penderita KNF sering mengalami satu atau lebih dari 4 kelompok gejala yaitu gejala hidung, telinga, pembesaran kelenjar limfe, dan keterlibatan saraf kranial . Tanda dan gejala KNF tidak spesifik dan tidak khas, dan nasofaring merupakan area yang sulit diperiksa, sehingga KNF sering didiagnosis saat stadium lanjut Ferrari et al, 2012.

2.3.4.1. Gejala Hidung

1. Epistaksis Keadaan dinding tumor yang rapuh sehingga dengan rangsangan dan sentuhan dapat terjadi perdarahan. Keluarnya darah biasanya bercampur dengan ingus, jumlahnya sedikit, dan berulang-ulang H,Benny, 2009. 2. Sumbatan Hidung Menurut H,Benny, 2009 sumbatan hidung terjadi akibat pertumbuhan tumor kedalam rongga hidung dan menutupi koana. Gejala menyerupai pilek kronis, dapat disertai dengan gangguan penciuman dan adanya ingus kental. Universitas Sumatera Utara

2.3.4.2. Gejala Telinga

1. Sumbatan tuba eutachius, gejala ini disebabkan perluasan tumor posterolateral sampai ruang paranasofaringeal. Pasien mengeluh rasa berdengung, rasa penuh ditelinga kadang-kadang disertai dengan gangguan pendengaran. 2. Radang telinga tengah sampai perforasi membran timfani Merupakan kelainan lanjutan yang terjadi akibat penyumbatan muara tuba, dimana rongga telinga tengah akan terisi cairan. Cairan diproduksi makin banyak, sehingga akhirnya terjadi kebocoran gendang telinga dengan akibat gangguan pendengaran H,Benny, 2009.

2.3.4.3. Gejala Neurologis

1. Sindroma Petrosfenoidal Akibat penjalaran tumor primer ke atas melalui foramen laserum dan ovale sepanjang fosa kranii medial sehingga mengenai saraf kranial anterior yaitu saraf VI,III,IV, sedangkan saraf II akhir mengalami gangguan. Dapat juga menyebabkan parese saraf V. Parese saraf II menimbulkan gangguan visus, parese saraf III menyebabkan gangguan ptosis, dan parese saraf III,IV,dan VI menyebabkan keluhan diplopia, dan saraf V dengan keluhan rasa kebas di pipi dan wajah yang biasanya unilateral. Apabila semua grup anterior terkena, maka akan timbul gejala : neuralgia trigeminal unilateral, oftalmoplegi serta gejala nyeri kepala hebat H,Benny, 2009. 2. Sindroma Parafaring Terjadi akibat gangguan saraf kranial grup posterior N.IX,X,XI dan XII karena penjalaran retroparotidean dimana tumor tumbuh kebelakang masuk ke dalam foramen jugularis dan kanalis nervus hipoglosus. Kelumpuhan pada nervus IX menyebabkan sulit menelan karena hemiparese m.konstriktor faringeus superior. Nervus X adanya gangguan motorik berupa afoni ,disfoni, disfagia dan spasme Universitas Sumatera Utara esofagus. Gangguan sensorik berupa nyeri daerah laring dan faring,dan sesak. Nervus XI terdapat kelumpuhan m.trapezius, sternokleidomastoideus serta hemiparese palatum molle, nervus XII terjadi hemiparese dan atrofi sebelah lidah, nervus VII dan nervus VIII letaknya agak tinggi jadi jarang terkena KNF H,Benny, 2009.

2.3.4.4. Limfadenopati Servikal

Sebagian besar penderita datang dengan pembesaran kelenjar baik unilateral atau bilateral. Pembesaran kelenjar leher merupakan penyebaran terdekat secara limfogen dari KNF. Pembesaran yang agak khas akibat metastasis adalah lokasi pada ujung prosesus mastoideus di belakang angulus mandibula yaitu kelenjar jugulodigastrik dan kelenjar servikal posterior serta kelenjar servikal tengah H,Benny,2009.

2.3.4.5. Gejala metastasis jauh

Gejala akibat metastasis apabila sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama aliran limfe atau darah, mengenai organ tubuh yang letaknya jauh dari nasofaring, yang sering adalah pada tulang,hati dan paru. Jika ini terjadi, menandakan suatu stadium dengan prognosis sangat buruk Zhou et al, 2007 2.3.5. Diagnosis 2.3.5.1. Anamnesis