4.3. Persentase Kolonisasi FMA
Kolonisasi akar tanaman karet oleh FMA dalam penelitian ini ditandai dengan adanya hifa dan atau vesikula Gambar 4. Persentase kolonisasi yang tertinggi
diperoleh pada afdeling 1, yaitu 42,5 Gambar 5.
a b
Hifa Vesikula Gambar 4. Kolonisasi akar oleh FMA yang ditandai
dengan adanya a hifa dan b vesikula
Gambar 5. Persentase kolonisasi FMA
Universitas Sumatera Utara
Persentase kolonisasi yang diperoleh pada afdeling 1, 2, dan 4 tergolong sama, yaitu sedang. Menurut Setiadi et al. 1992, persentase kolonisasi tergolong
sedang jika berada di antara 26-50. Ikram dan Mahmud 1984 menyatakan bahwa persentase kolonisasi FMA di areal tanaman karet tidak lebih dari 50. Persentase
kolonisasi yang diperoleh dalam penelitian ini tampaknya sejalan atau berkorelasi positif dengan kepadatan spora Gambar 6.
Gambar 6. Korelasi persentase kolonisasi dengan kepadatan spora FMA × Jumlah spora dan y persentase kolonisasi
Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa persentase kolonisasi FMA tergantung pada jumlah spora. Persentase kolonisasi akan meningkat 0,037 setiap
penambahan 1 spora. Dengan demikian, peningkatan persentase kolonisasi FMA dipengaruhi oleh peningkatan jumlah spora. Hasil serupa yang menunjukkan bahwa
persentase kolonisasi sejalan dengan kepadatan spora juga diperoleh dari penelitian lain Delvian, 2010; Songachan dan Kayang, 2011; Khakpour dan Khara, 2012;
Aytok et al., 2013. Dalam penelitian ini, kemampuan kolonisasi akar oleh FMA dipengaruhi oleh
kadar P yang sangat rendah. Hal ini berarti kadar P yang sangat rendah dapat merangsang kolonisasi FMA. Menurut Mosse 1981, kolonisasi FMA lebih cepat
terbentuk dalam kondisi P yang rendah karena fungsi utama infeksi FMA adalah
Universitas Sumatera Utara
penyerapan P dalam bentuk tidak tersedia. Songachan dan Kayang 2011 menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ini, yaitu persentase kolonisasi
30,11; 43,77 dan 35,21; 29,51 sedang masing-masing diperoleh pada kadar P 0,15 dan 0,47 sangat rendah.
Selain P, eksudat akar juga mempengaruhi kolonisasi FMA secara tidak langsung. Bonfante dan Genre 2010 menyatakan bahwa eksudat yang dilepaskan
oleh akar tanaman dapat menginduksi percabangan hifa sebagai faktor utama untuk meningkatkan kemungkinan kolonisasi. Faktor lain yang juga mempengaruhi
kolonisasi adalah curah hujan. Pada saat pengambilan sampel, curah hujan bulanan 269 mm yang berarti tergolong sedang karena berada di antara 101-300 mm BMKG,
2013. Hal ini menunjukkan adanya serapan air ke dalam tanah yang cukup untuk perkecambahan spora sehingga meningkatkan produksi hifa yang akan
mengkolonisasi akar.
4.4. Tipe dan Karakteristik Spora FMA