BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah yang dijadikan sebagai sampel isolasi spora FMA dapat diketahui dengan menganalisis beberapa parameternya, yaitu pH, C-organik, fosfor
P, dan kapasitas tukar kation KTK. Hasil analisis tanah ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil analisis tanah
Parameter Sampel Tanah
Kadar Keterangan
pH Afdeling 1
Afdeling 2 Afdeling 4
5,43 4,99
5,16 Masam
Masam Masam
C-organik Afdeling 1
Afdeling 2 Afdeling 4
0,58 1,01
0,97 Sangat rendah
Rendah Sangat rendah
P ppm Afdeling 1
Afdeling 2 Afdeling 4
4,35 4,35
4,43 Sangat rendah
Sangat rendah Sangat rendah
KTK me100 g Afdeling 1
Afdeling 2 Afdeling 4
11,45 10,29
10,11 Rendah
Rendah Rendah
Berdasarkan hasil analisis tanah, tingkat kesuburan tanah pada afdeling 1, 2, dan 4 tergolong rendah kurang subur. Kadar pH tanah yang diperoleh menunjukkan
bahwa kondisi tanah dalam penelitian ini tergolong masam. Keberadaan FMA pada kondisi tanah seperti ini menunjukkan bahwa FMA mampu beradaptasi dengan kadar
pH yang masam. Kemasaman tanah dapat dipengaruhi oleh bahan organik tanah termasuk C-organik. Menurut Utami dan Handayani 2003, kadar C-organik yang
rendah menunjukkan kecenderungan pH lebih rendah. Kadar P yang diperoleh dalam penelitian ini sangat rendah. Kriteria ini terkait
dengan kondisi tanah yang masam karena kemasaman tanah menyebabkan rendahnya ketersediaan unsur hara termasuk P. Souza et al. 2010 menyatakan bahwa pada
tanah perkebunan karet, kadar P yang sangat rendah 0,0000026 ppm diperoleh pada pH 4,61. Selain pH, C-organik, dan P, kapasitas tukar kation KTK yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
juga rendah. Kapasitas tukar kation merupakan salah satu indikator kesuburan tanah yang dipengaruhi oleh kadar C-organik dalam tanah. Kadar KTK yang rendah
menunjukkan rendahnya tingkat kesuburan tanah. Dengan demikian, sifat kimia tanah yang sama di setiap afdeling menunjukkan bahwa kondisi tanahnya juga sama.
Kondisi inilah yang dapat mempengaruhi adanya beberapa hasil penelitian yang sama di setiap afdeling.
4.2. Kepadatan Spora FMA