Pengaruh Idealisme Terhadap Persepsi Mahasiswa Atas Perilaku Tidak Etis Akuntan.

[Type text] dengan signifikansi 0,189 lihat tabel 4.10. Nilai signifikansi 0,189 lebih besar daripada derajat kepercayaan α 0,05 sehingga hipotesis H1 ditolak. Hasil di atas konsisten dengan penelitian Nugroho 2008 yang menemukan bahwa tingkat idealisme mahasiswa tidak berpengaruh pada opini mahasiswa terhadap tindakan auditor. Mahasiswa dengan idealisme tinggi belum tentu menilai perilaku tidak etis akuntan secara lebih tegas. Hal tersebut dapat terjadi akibat kurangnya pemahaman mahasiswa mengenai etika dan proses pembelajaran etika yang kurang efektif, sehingga ketika dihadapkan kepada sebuah kasus pelanggaran etika mahasiswa cenderung tidak memberikan persepsi atau penilaian yang tegas. Namun penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Comunale et al. 2006. Pada penelitian Comunale et al. 2006 ditemukan bahwa tingkat idealisme berpengaruh pada opini mahasiswa terhadap tindakan auditor, sehingga mahasiswa yang memiliki tingkat idealisme lebih tinggi akan menilai tindakan auditor dengan lebih tegas.

4.5.2 Pengaruh Relativisme terhadap Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Tidak Etis Akuntan.

Hipotesis kedua H2 menyatakan bahwa relativisme berpengaruh secara positif terhadap persepsi mahasiswa atas perilaku tidak etis akuntan. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel relativisme memiliki nilai t-hitung sebesar 1,922 dengan signifikasi sebesar 0,047 lihat tabel 4.10. Nilai signifikansi 0,047 di bawah derajat kepercayaan α 0,05 sehingga hipotesis H2 diterima. Hasil penelitian tidak konsisten terhadap penelitian Nugroho 2008 maupun penelitian Comunale et al. 2006 yang menunjukkan bahwa relativisme tidak mempengaruhi opini mahasiswa terhadap tindakan auditor dalam skandal keuangan. Pada kelompok mahasiswa akuntansi ditemukan bahwa relativisme berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa atas tindakan tidak etis akuntan. Mahasiswa dengan tingkat relativisme yang tinggi akan menilai perilaku tidak etis akuntan dengan lebih toleran. Hal ini terjadi karena mahasiswa atau individu yang memiliki sifat relativis akan lebih fleksibel dalam menanggapai suatu kasus, dalam hal ini yaitu kasus pelanggaran etika akuntansi.

4.5.3 Pengaruh Gender Terhadap Persepsi Mahasiswa Atas Perilaku Tidak Etis Akuntan.

Hipotesis ketiga H3 menyatakan bahwa gender berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa atas perilaku tidak etis akuntan. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel gender memiliki nilai t-hitung sebesar 0,240 dengan signifikasi sebesar 0,811 lihat tabel 4.10. Nilai signifikansi 0,811 berada di atas derajat kepercayaan α 0,05 sehingga hipotesis H3 ditolak. Hasil penelitian di atas konsisten dengan penelitian Comunale et al. 2006 yang menemukan bahwa gender tidak mempengaruhi opini mahasiswa terhadap tindakan auditor. Mahasiswa yang bergender perempuan belum tentu akan menilai perilaku tidak etis akuntan ataupun auditor secara lebih tegas. Dengan adanya temuan diatas maka penelitian ini menggunakan sejalan dengan pendekatan struktural dari gender. Pendekatan struktural menyatakan bahwa perbedaan antara