33
BAB III METODOLOGI
Diagram 3.1 Metodologi
Judul Proyek Kuala Namu Convention And Exhibition Centre
Latar Belakang Kurangnya fasilitas hiburan dan pertemuan
seperti eksebisi dan convention hall, sebagai sarana pendukung wilayah Kuala Namu untuk
menjadi pusat bisnis dan komersil. Tujuan
Merancang dan merencanakan sebuah bangunan bentang lebar yang dapat
mewadahi kegiatan pertemuan, bisnis dan seni dalam skala besar.
Permasalahan Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang berkaitan
dengan teknologi bangunan, serta mewujudkannya pada bangunan melalui proses perancangan dan pendekatan
sehingga dapat diterapkan pada desain. Bagaimana menciptakan bangunan yang sesuai dengan
kondisi site dan nyaman bagi penghuni. Bagaimana pembangunan hunian ini dapat membantu
perkembangan site menjadi wilayah berkembang.
Pengumpulan Data Studi Literatur
Studi permasalahan di lapangan Studi banding
Referensi
Analisa Site Data-data eksisting site
Data-data peraturan site Kondisi sekitar site
Kondisi site Analisa
Analisa site Analisa pengguna
Analisa lingkungan sekitar Analisa fungsi bangunan
Studi Banding Kajian tema
Program ruang Bentukan massa
Pengguna
Konsep Desain
Universitas Sumatera Utara
34
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
VI.1 Analisa kondisi tapak dan Lingkungan
VI.1.1 Analisa Lokasi
Gambar 4.1 Foto Lokasi Site Dari Satelit Sumber: Google Earth
Lokasi proyek Kuala Namu Convention And Exhibition Centre ini terletak
di Kecamatan Batang Kuis. Kecamatan Batang Kuis, adalah salah satu kecamatan dari 22 kecamatan yang berada di Kabupaten Deli Serdang. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Deli Serdang merupakan andalan dan kawasan strategis nasional bersama
dengan Kota Medan, Binjai dan sebahagian wilayah Kabupaten Karo, yang disebut sebagai kawasan perkotaan metropolitan Mebidangro, yang merupakan kawasan yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara,
ekonomi, sosial , budaya, dan lingkungan. Batang Kuis adalah salah satu kecamatan
Peta Indonesia Peta P.Sumatera
Peta Prov.Sumut
Peta Kec.Batang Kuis Lokasi Proyek
Universitas Sumatera Utara
35
di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Batang Kuis terdiri atas 11 Desa, dan 72 Dusun. Sejalan dengan rencana pemindahan Bandara
Internasional Polonia- Medan ke Bandara Internasional Kuala Namu yang berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis, kecamatan ini terus berbenah diri menjadi
Kecamatan GAPURA Gerbang Dan Pintu Utama Menuju Bandara. Selanjutnya, melalui kebijakan lokal Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang dinamakan
Gerakan Deli Serdang Membangun , sampai dengan akhir tahun 2010, kecamatan ini mampu menghimpun partisipasi swadaya masyarakat dan pengusaha senilai
Rp.17.735.160.000. Atas prestasi tersebut, pada tahun 2008 itu pula kecamatan ini ditetapkan sebagai juara ketiga Kecamatan Terbaik Tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Gambar 4.2 Lokasi Eksisting Site Sumber : Google Earth
Lokasi site Kuala Namu Convention Exhibition Centre ini berada di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Luas lahan ± 3
Ha dengan sebagian besar didominasi oleh perkebunan.
Gambar 4.3 Foto Keadaan Lokasi Site Sumber: Hasil Survey
Universitas Sumatera Utara
36
Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan:
Kasus Proyek : Bangunan bentang lebar Status Proyek : Fiktif
Lokasi Lahan : Jalan Bandar Udara Kuala Namu Luas Lahan : ± 3 Ha
Kontur : Relatif Datar KDB : 40 – 70
KLB : 4-8 lantai Potensi Lahan :
1. Berada pada kawasan bisnis dan komersil
2. Transportasi sangat lancar dan baik
3. Luas site yang mendukung
4. Berdekatan dengan sarana penginapan
IV.1.2 Batas-Batas Site
Gambar 4.4 Analisa Batas Site Sumber: Hasil Survey
Batas Barat
4. Kuala Namu
Commercial Bizpark dan The
Crew Hotel
Batas Utara
3. Lahan kosong yang
ditumbuhi pepohonan liar
Batas Timur 2.
Lahan kosong yang dilintasi oleh sungai
kecil Batas Selatan
1. Lahan kosong yang
ditumbuhi perkebunan sawit
Universitas Sumatera Utara
37
IV.1.3 Analisa Sirkulasi
Gambar 4.5 Analisa Sirkulasi Site Sumber: Hasil Survey
Gambar 4.6 Foto A sirkulasi menuju Bandara KNO Gambar 4.7 Foto B sirkulasi menuju site
Sumber: Hasil Survey Sumber: Hasil Survey
Sirkulasi kendaraan di sekitar kawasan cukup lengang dilewati kendaraan karena jalur ini merupakan jalur lingkar luar Kota Medan, jalur Jalan Bandar Udara
Kuala Namu ini cukup lebar sehingga tidak terjadi macet. Tanggapan : 1. Jalan ini dijadikan sebagai akses utama untuk menuju site.
2. Namun, untuk mengantisipasi kemacetan masuk menuju site,ada alternatif jalan di sisi kanan dan kiri site yang dijadikan sebagai pintu
masuk utama.
Sirkulasi 2 arah dengan lebar jalan : 25 m
2
keseluruhannya. Jenis kendaraan yang
melintasi sirkulasi: 1.
Mobil pribadi 2.
Mobil rental 3.
Becak 4.
Sepeda Motor Adanya beberapa signage disekitar site, untuk menandakan
rest area yang tepat berada di depan site. Serta rambu lalu lintas yang terdapat di median jalan. Tidak ada sumber
kemacetan yang ada di jalan utama menuju site,kondisi jalan disekitar site cukup bagus dan terawat, tidak terdapat
kerusakan jalan. Potensi sirkulasi:
1. Mempunyai 2 arah
sirkulasi 2.
Mempermudah pengunjung untuk
menuju site
A B
Universitas Sumatera Utara
38
IV.1.4 Analisa Vegetasi dan Pedestrian
Gambar 4.8 Analisa Vegetasi Site Sumber: Hasil Survey
Tanggapan : 1. Vegetasi yang sudah ada dapat dikembangkan dan ditata ulang. 2. Pepohonan dan vegetasi yg sudah ada dapat dirawat hingga tumbuh
dengan baik. 3. Jalur pedestrian pada jalan ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan
pejalan kaki, namun dibeberapa bagian sudah ada pedestrian yang dapat dipertahankan.
IV.1.5 Analisa Pencapaian 6
Pencapaian dari jalan Bandar Udara Kuala Namu menuju lokasi site dapat dilalui berbagai jenis moda transportasi, seperti kendaraan
pribadi roda duaempat, kendaraan umum becak, taksi, ojek, bus, mobil pribadi maupun mobil pengangkutan barang. Namun
transportasi umum seperti angkot tidak masuk melalui jalan ini. 7
Kendaraan yang mendominasi jalan ini yaitu mobil dan bus. Tanggapan: 1. Pencapaian menuju lokasi site dapat dicapai dengan berbagai macam
jenis transportasi, selain angkot.
Vegetasi yang ada di sekitar site seperti: 1.
Pohon sawit 2.
Rumput berdaun lebar 3.
Lidah mertua 4.
Pohon pisang 5.
Cemara 6.
Pedestrian pada kondisi eksisting site masih sangat kurang di perhatikan.
Tidak ada pembatas antara jalan raya dan site.
Universitas Sumatera Utara
39
2. Entrance utama akan dibuat terhadap Jalan alternatif di bagian sisi sebelah kanan site, demi memudahkan pengunjung untuk mengakses site
serta mengurangi beban kepadatan kendaraan pada jalan utama.
IV.1.6 Analisa View
Gambar 4.9 Analisa View Site Sumber: Hasil Survey
A B
C D
View dari dalam keluar site dari posisi ini cukup baik,
karena lahan masih asri dan ditumbuhi pepohonan
Pada titik ini, view yang dapat dilihat sangat baik, yaitu
menghadap ke area publik. View yang dapat dilihat cukup
baik, karena aliran anak sungai yang tenang namun
tidak tercemar. Pada view ini, yang dapat di
lihat hanya perkebunan sawit pada eksisiting site.
Tanggapan: 1. Pada titik B perlu bukaan yang baik, namun karena menghadap barat,
fasad bangunan dapat didesain sedemikian rupa dengan shading atau secondary skin dan desain fasad yang menarik, karena bagian view ini
langsung menghadap jalan utama. Dan juga dapat dibuat jalur pedestrian sehingga view ke luar site dapat dinikmati dari dalam bangunan maupun
dari luar site. 2. Pada titik A dan D dapat memaksimalkan bukaan, dan dapat dijadikan
area side entrance atau area servis. 3. Pada titik C view nya cukup baik, karena sungai yang terlihat masih
belum tercemar, sehingga dapat diletakkan zona pendukung.
Universitas Sumatera Utara
40
IV.1.7 Analisa Kebisingan
Gambar 4.10 Analisa Kebisingan Site Sumber: Hasil Survey
IV.1.8 Analisa Bangunan Sekitar Bangunan disekitar site didominasi oleh lahan kosong yang ditanami oleh pohon
sawit, namun ada juga beberapa rumah warga dan ruko dengan ketinggian 1-3 lantai. Pada bagian sebelah Barat site terdapat The Crew Hotel dengan ketinggian 8-10 lantai
yang menjadi area komersil dan rest area. Selain itu pada area Terminal Building, terdapat Bandar Udara Kuala Namu yang menjadi landmark Kuala Namu saat ini.
A : Sumber kebisingan
sedang terdapat pada bagian timur site,karena terdapat
beberapa perumahan warga. B
: Sumber kebisingan terdapat pada area taman dan
hotel yang terdapat pada area komersil ini. Sumber ini
berada di depan jalan utama,namun jalan ini tidak
terlalu ramai. C
: Sumber kebisingan yang terdapat pada area ini
sangat rendah, karena masih belum ada bangunan yang
dibangun. D
: Sumber kebisingan sangat rendah pada area ini,
karena masih berupa lahan kosong.
Universitas Sumatera Utara
41
Gambar 4.11 Bandar Udara Internasional Kuala Namu Gambar 4.12 The Crew Hotel Sumber: Hasil Survey
Sumber: Hasil Survey
IV.1.9 Sarana dan Prasarana Prasarana yang mendukung pada lokasi site di antaranya:
Jalan menuju site cukup lebar dan dengan laju lalu lintas yang lancar, memungkinkan untuk sirkulasi yang lancar.
Fasilitas saluran air dan pedestrian Fasilitas air bersih
Gambar 4.13 Foto lampu jalan Gambar 4.14 Foto tanda PDAM Gambar 4.15 Jalur pedestrian Gambar 4.16 Tiang listrik site Sumber: Hasil Survey
Sumber: Hasil Survey Sumber: Hasil Survey
Sumber: Hasil Survey
Sarana yang mendukung pada lokasi site meliputi bidang komersil,ekonomi dan sosial di antaranya:
Hotel Tempat peribadatan
Perdagangan
Universitas Sumatera Utara
42
IV.1.10 Analisa Utilitas
Gambar 4.17 Analisa Utilitas Site Sumber: Hasil Survey
Jalur Drainage Tiang Listrik
Tiang Telepon
Jarak tiap tiang listrik 14 meter, dan dengan ketinggian 12 meter. Letak beberapa utilitas site seperti yang terlihat mempunyai letak atau posisi yang
teratur, namun masih banyak kabel tiang listrik yang masih tidak teratur. Kondisi drainage yang ada disamping site, memiliki lebar 20 meter dengan kedalaman
sekitar 13-20 meter. Jalur drainage berasal dari sungai Hitam ke Pantai Timur. Tanggapan
: 1. Posisi lampu jalan yang sudah teratur dapat di tata ulang kembali. 2. Agar dapat menjaga kebersihan sungai yang melintasi site, dan dapat
menjadi area pendukung.
Universitas Sumatera Utara
43
IV.1.11 Analisa Tata Guna Lahan
Universitas Sumatera Utara
44
IV.1.12 Analisa Intensitas Lahan
Universitas Sumatera Utara
45
IV.1.13 Analisa Matahari
Gambar 4.20 Analisa Matahari Sumber: Hasil Survey
Keadaan site menghadap utara – selatan, maka pengolahan penempatan area
yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan sinar matahari dan penerangannya. Pada area timur bangunan dimanfaatkan memiliki bukaan yang cukup lebar luas untuk
masuknya sinar matahari pagi. Pada area barat bangunan diberi buffering untuk mengurangi radiasi matahari yang masuk secara berlebihan ke dalam bangunan.
Tanggapan: 1.Penambahan vegetasi di bagian barat bangunan dapat mengurangi radiasi matahari yang masuk di sekitar site.
2. Sisi pendek site menghadap ke timur-barat. Pencahayaan alami dapat masuk pada siang hari, sedangkan pada pagi dan sore hari cahaya
masuk melalui celah-celah bangunan.
IV.2 Analisa Fungsional
IV.2.1 Ruang 4.2.1.2 Kapasitas Ruang
Ada 2 cara untuk menghitung kapasitas ruangan. Pertama yaitu dengan studi banding , kedua dengan studi literatur.
1. Studi Banding
Beberapa tempat dengan fungsi yang sama di kota Medan memiliki rata –
rata tempat konvensi dengan kapasitas 3000 orang.
Universitas Sumatera Utara
46
2. Studi literatur
Menurut Fred Lawson Jenis ruang dan fasilitas yang tersedia dalam ruangan Convention and Exhibition Centre menurut Fred Lawson 1981;
hal. 91 adalah sebagai berikut : a Ruang Konvensi Utama, berjumlah satu atau dua dengan kapasitas
antara 1000
– 3000 tempat duduk.
b Ruang Konvensi sedang atau ballroom berjumlah dua atau tiga buah dengan kapasitas 200
– 500 tempat duduk. c Ruang pertemuan berjumlah empat sampai sepuluh buah dengan
kapasitas antara 20 – 50 tempat duduk.
d Exhibition Hall. e Servis food untuk peserta konvensi.
f Monitor televisi dan broadcasting. g Pelayanan pers, cenference organizer untuk delegasi.
h Pelayanan penggandaan, printing, dan penerjemah bahasa. j Pelayanan parkir untuk delegasi VIP dan parkir umum.
IV.2.2 Suasana Ruang dan Bentuk Analisa bentuk bangunan adalah suatu penganalisaan terhadap karakter
maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri
atas elemen-elemen seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan
bentuk bangunan Ching 2000;33 Pemilihan bentuk dasar bangunan dipertimbangkan terhadap faktor-faktor:
a Kesesuaian bentuk site
b Orientasi bangunan
c Konstruksi bangunan
d Efisiensi ruangan
e Ekonomi bangunan
f Kesan atau tampilan yang ingin dicapai
Universitas Sumatera Utara
47
Bentuk arsitektural adalah titik temu antara massa dan ruang. Bentuk-bentuk arsitektural, tekstur, material, pemisah antara cahaya dan bayangan, warna
merupakan perpaduan dalam menentukan mutu atau jiwa dalam penggambaran ruang Ching 2000;33
Terdapat beberapa komposisi bentuk untuk mempermudah identitas dari bangunan itu sendiri
Tabel 4.1 Jenis-jenis Pola Bentukan
No. Bentuk
Gambar Keterangan
1. Bentuk Terpusat
Terdiri dari
sejumlah bentuk sekunder yang
mengelilingi satu bentuk dominan
yang berada
tepat di pusatnya
2. Bentuk Linier
Terdiri atas
bentuk- bentuk
yang diatur
berangkaian pada sebuah baris.
3. Bentuk Radial
Merupakan suatu
komposisi dari bentuk- bentuk
linier yang
berkembang ke arah luar dari bentuk terpusat dari
arah radial.
4. Bentuk Cluster
Sekumpulan bentuk-
bentuk yang tergabung bersama-sama
karena saling berdekatan atau
saling memberikan
kesamaan sifat visual.
5. Bentuk Grid
Merupakan bentuk-
bentuk modular
yang dihubungkan dan diatur
oleh grid-grid
tiga dimensi.
Universitas Sumatera Utara
48
Dari pola-pola bentukan diatas diharapkan perancangan konvensi dan eksibisi ini, dapat menghasilkan bentukan dan suasana ruang yang bisa difungsikan.
Hubungan simbiosis antara bentuk dan ruang pada tiap tingkat tidak hanya diperhatikan bentukannya saja, namun juga suasana ruang disekitarnya. Pada skala
tapak pada suatu bangunan, ada beberapa strategi untuk menggabungkan bentuk suatu bangunan terhadap ruang sekitar.
Menurut Ching 2000;96 suatu bangunan dapat: 1.
Membentuk dinding sepanjang sisi tapak dan membentuk ruang-ruang lebar yang positif
2. Mengelilingi dan melingkupi suatu halaman atau ruang atrium didalam
volumenya. 3.
Menyatukan ruang interior dengan ruang luar pribadi pada suatu tapak yang dipagari oleh dinding tembok.
4. Melingkupi tapaknya sebagai ruang luar.
5. Berdiri sebagai bentuk yang jelas didalam ruang dan mendominasi tapak tersebut.
6. Merentang keluar dan meciptakan suatu muka yang luas menghadap pada suatu
arah tapak tersebut. 7.
Berdiri sebagai bentuk positif didalam ruang negatif. Selain itu, organisasi ruang sangat lah penting disetiap bangunan yang ada.
Karena merupakan sebuah karakter bentuk yang ada agar dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan, dapat menciptakan alur gerak, dan jarak yang ditempuh lebih
pendek. Berikut ini merupakan pola-pola dari organisasi sebuah ruang:
Tabel 4.2 Jenis-jenis Pola Organisasi Ruang
No Pola
Gambar Keterangan
1. Organisasi Terpusat
Sebuah ruang dominan terpusat dengan
pengelompokan sejumlah
ruang sekunder.
Universitas Sumatera Utara
49 2.
Organisasi Linier Suatu urutan dalam satu garis dari
ruang-ruang yang berulang.
3. Organisasi Radial
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi-organisasi ruang
linier berkembang menurut arah jari- jari.
4. Organisasi Cluster
Kelompok ruang
berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-
sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual.
5. Organisasi Grid
Kelompok ruang
berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-
sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual.
Sirkulasi pada perancangan Convention dan Exhibition ini sangatlah diperlukan sebagai penentuan arah, hubungan antar ruang, pencapaian, agar kita dapat
dapat merasakan ruang-ruang yang ada dan dapat mempengaruhi persepsi kita terhadap bentuk dan ruang yang terdapat di Convention dan Exhibition ini.
1. Sirkulasi Pencapaian
Pendekatan kesebuah bangunan dan jalan masuknya mungkin berbeda- beda dalam waktu tempuh, dari beberapa langkah menuju ruang-ruang
singkat hingga suatu jalur panjang yang berbelok-belok. Pada perancangan Exhibition dan Convention ini, pengaplikasiannya jarak antara jalan masuk
menuju ruang yang dituju singkat, agar tidak membuat jenuh pengunjung yang ada.
Sirkulasi pencapain terdapat 3 jenis yaitu:
Universitas Sumatera Utara
50
Tabel 4.3 Jenis-jenis Pola Pencapaian
No Pola
Gambar Keterangan
1. Langsung
Suatu pendekatan yang engarah langsung ke suatu tempat masuk,
melalui sebuah jalan lurus, yang segaris dengan alur sumbu bangunan.
Tujuan
visual yang
mengakhiri pencapaian
ini jelas,
dapat merupakan fasad muka seluruhnya
dari sebuah bangunan atau suatu perluasan
tempat masuk
dalam sebuah bidang.
2. Tersamar
Pendekatan yang
samar-samar meningkatkan efek perspektif pada
fasad depan dan bentuk suatu bangunan.
3. Berputar
Sebuah jalan
berputar memperpanjang urutan pencapaian,
dan mempertegas bentuk tiga dimensi suatu
bangunan dan
bergerak mengelilingi bangunan.
2. Sirkulasi Konfigurasi Alur
Sifat konfigurasi jalan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pola organisasi ruang-ruang yang dihubungkannya. Konfigurasi jalan dapat
memperkuat organisasi ruang dan mensejajarkannya. Pola sirkulasi konfigurasi ada 5 jenis, diantaranya:
Tabel 4.4 Jenis-jenis Pola Konfigurasi Alur
No Pola
Gambar Keterangan
1. Linier
Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk sederet
ruang-ruang.
Universitas Sumatera Utara
51 2.
Radial Konfigurasi radial memiliki jalan-
jalan lurusyang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik
bersama.
3. Spiral berputar
Konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal menerus yang berasal dari
titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang berubah.
4. Grid
Konfigurasi grid terdiri dari jalan- jalan yang menghubungkan jalan
sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan
bujur sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat.
5. Jaringan
Konfigurasi jaringan terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik
tertentu didalam ruang.
IV.2.3 Program Ruang dan Besaran Ruang Pendekatan perhitungan kapasitas :
Penentuan kapasitas Kuala Namu Convention Exhibition Center berdasarkan kapasitas gedung konvensi yang ada di Medan :
Tabel 4.5 Kapasitas Gedung Konvensi dan Eksebisi di Medan
Gedung Kapasitas
Santika Hotel and Convention
3000 org
Medan International Convention Center
2400 org
Tiara Convention 2000 org
Hermes
2000 org
Hotel Grand Angkasa International 1700 org
Universitas Sumatera Utara
52
Pardede Hall 1500 org
Griya Dome Convention Center 1200 org
JW Marriott Hotel
1200 org
Selecta Building 1000 org
Uniland 1000 org
Danau Toba Hotel and Convention 1000 org
Kapasitas gedung konvensi di Medan tersebut belum mencukupi untuk kapasitas kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan konvensi yang
berskala internasional, jumlah rata – rata kapasitas gedung yaitu ±2000 orang. Di
Medan hanya memiliki satu buah convention yang berkapasitas 3000 org, yaitu Santika Hotel Convention. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah
wisatawan mancanegara yang datang di Sumatera Utara per tahun mencapai 121.000 orang, dengan rata-rata 10.000 per bulan. Dengan mengasumsikan 10 dari
wisatawan mancanegara tersebut datang untuk kegiatan konvensi, maka kapasitas untuk Kuala Namu Convention and Exhibition Centre adalah 3000 orang.
IV.2.2 Tabel Program dan Besaran Ruang
Tabel 4.6 Program Ruang dan Besaran Ruang Konvensi
Ruang Sub Ruang
Standarorg Sumber
Kapasitas Unit
Luas m
2
Convention Lobby
0,6 m
2
FL 600 org
1 480
Ball Room 0,8 m
2
FL 3000 org
1 2.400
Confrence Room
2 m
2
FL 250 org
1
500 Ruang Fungsi
Ganda 1 m
2
FL 1400 org
1
1400 Meeting Room A
1 m
2
Asm 300 org
2
600
Meeting Room B 1 m
2
Asm
80 org
3 240
R.Tunggu 5 m
2
FL
10 org
1 50
Panggung 300 m
2
stage FL
1 300
Universitas Sumatera Utara
53 R Ganti
10 m
2
FL 2
20 Gudang
100 m
2
ruang Asm
2 200
Confrence Coor 10 m
2
Asm 1
20
Sales Office 5 m
2
Asm 1
10
KMWC pria Wanita
2 m
2
2 m
2
Asm FL
2 12
12 Sirkulasi
20
Subtotal
6214 m
2
1242.8 m
2
Total
7456,8 m
2
Ruang informasi
R.informasi 4,46 m
2
NAD 10 org
1 4,5
R.Penitipan 16 m
2
org
Asm
2 org 1
3,2 Sirkulasi
20
Subtotal
77 m
2
15,4 m
2
Total
92,4 m
2
Pelayanan Umum Musholla
Tempat wudhu Kitchen
preparation 1,3 m
2
Pria 2 m
2
Wanita 2 m
2
Asm Asm
Asm 150 org
2 190
20 20
100
Sirkulasi 20
Subtotal 330
m
2
66 m
2
Total 396
m
2
Universitas Sumatera Utara
54
Tabel 4.7 Program Ruang dan Besaran Ruang Eksebisi
Nama Ruang Standarorg
Sumber Kapasitas
Unit Luas
Exhibition Lobby 0,8 m
2
FL 300 org
1 150
Exhibition Hall 1,5 m
2
FL 1500 org
2 2250
Gudang 10 luas
exhibition FL
2 225
Loading Dock Asm
40 KMWC pria
Wanita Urinoir6unit
1 m
2
unit Wastafel 5unit
0.6 m
2
unit Toilet 5unit
2m
2
unit Wastafel 5unit
0.6 m
2
unit Toilet 6 unit
2m
2
unit FL
FL Pria 60
Wanita 40 6
3 10
3 12
Sirkulasi 20 Subtotal
Total 2925 m
2
585 m
2
3510 m
2
Coffee Shop R.Makan
1,3 m
2
NDA 30
39 Dapur
20 R. makan NDA
7,8 Pantry
13 Dapur NDA
2,7 Gudang
50 Dapur NDA
3,9 Sirkulasi 20
Subtotal Total
53,4 m
2
53,4 m
2
320,4 m
2
Restaurant Seating Area
1,6org m
2
Asm 30
1 112
Dapur 1,4 org m
2
Asm 1
11.2
Universitas Sumatera Utara
55 Gudang
16 m
2
Asm 1
32 Sirkulasi 20
Subtotal Total
155.2 m
2
30 m
2
185.2 m
2
Art Gallery
Resepsionis 2 m
2
NDA 3
1 6
Ruang Pamer 1.2 m
2
NDA 100
1 120
Ruang Kerja 2 m
2
Asm 50
1 100
Seating Area 2 m
2
Asm 30
1 60
Sirkulasi 20 Subtotal
Total 280 m
2
56 m
2
336 m
2
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 4.Program Ruang dan Besaran Ruang Pengelola
No. Nama Ruang
Standar Sumber
Kapasitas Unit
Luas m
2
1. Ruang General Manager
9,0 m
2
org NDA
3 org 1
27 2.
Ruang Sekretaris 6 m
2
NDA 3 org
1 18
3. R.Rapat
11,5-14 m
2
NAD 20 org
1 280
4. R.Arsip
1,50 m
2
unit NDA
1 3
5. R.Personalia
14-18,5 m
2
NDA 1 org
1 14
Fasilitas Bersama 1.
Amphitheatre 3,0m
2
org 50-100 org
1 1200
Sirkulasi 20
Subtotal Total
1200 m
2
240 m
2
1140 m
2
R.Mekanikal Elektrikal 1.
Gudang Asm
1 20
2. Workshop
1 20
3. Pos Keamanan
4 m
2
unit Asm
2 8
4. Ruang Genset
Asm 1
50 5.
Ruang Pompa air Asm
1 30
6. Ruang Panel listrik
Asm 1
30 7.
R.AHU Asm
1 30
8. Water Tank Bisa dilantai
bawah 30m
2
unit Asm
1 30
9. IPAL
20m
2
unit Asm
1 20
10. Loading dock
40 m
2
Asm 40
11. R.Reparasi
Asm 1
16 Sirkulasi
20
Subtotal Total
294 m
2
58,8 m
2
352,8 m
2
Universitas Sumatera Utara
57 6.
R.Administrasi 14-18,5 m
2
NDA 8 org
1 112
7. R.Sekuriti
14-18,5 m
2
NDA 2 org
1 28
Sirkulasi 20
Subtotal Total
482 m
2
96,4 m
2
578,4 m
2
Sumber
FL :Conference, convention, and exhibition hall, Fred Lawson
NDA :Neufert Data Architect
Asm : Asumsi
Kebutuhan Parkir
Ukuran standart parkir kendaraan : Standart parkir 1 mobil = 2.5 x 5 m 1 mobil diasumsikan memuat 4 orang
Standart parkir 1 motor = 2 x 1 m 1 kereta diasumsikan memuat 2 orang Jumlah maksimal total pemakai bangunan = pengunjung + pengelola + bag, servis =
5000 orang + 40 orang + 20 orang = 5060 orang Daya tampung parkir untuk pengunjung dan pengelola dan bagian servis adalah :
30 naik mobil = 30 x 5060 orang = 1518 orang = 380 mobil.
30 naik kereta = 30 x 5060 orang = 1518 orang = 759 kereta.
40 berjalan kaki = 40 x 5060 orang = 2012 orang
Maka luas total parkiran pengunjung dan pengelola dan servis adalah :
25 m² x 380 m
2
+ 2 m² x 759 m
2
= 9500 m² + 1518 m
2
= 11018 m
2
Total Luas Bangunan :
7456,8 m
2
+ 92,4 m
2
+ 396 m
2
+ 3510 m
2
+ 320,4 m
2
+ 180 m
2
+336 m
2
+1140 m
2
+352,8 m
2
+ 578,4 m
2
= 14.362 m
2
IV.3 Analisa Teknologi
IV.3.1 Struktur Struktur bangunan terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
58
1. Struktur Bawah Sub Structure, berfungsi sebagai pemikul dan penerus beban ke tanah secara merata.
Objek Keterangan
1 Pondasi Tiang Pancang
a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya vertikal maupun horizontal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 8-20 meter
c. Pengerjaan cepat dan mudah d. Bahan dari beton, baja, dan kayu
e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar 2
Pondasi Sumuran a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 4-8 meter c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan
d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah 3
Pondasi Bore Pile a. Cukup aman untuk menahan gaya vertikal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 10 meter c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi
d. Digunakan pada tanah yang tidak keras e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar
2. Struktur Bawah Upper Structure, berfungsi menyalurkan beban atau gaya dari atas ke bawah.
a. Struktur badan Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan:
1 Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan.
2 Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam
pelaksanaannya. Berdasarkan kriteria diatas maka pada bangunan ini menggunakan sistem struktur truss space frame dengan konstruksi
baja .
Suatu bangunan yang dirancang pada akhirnya harus dapat dipakai dengan nyaman dan dinikmati. Hal kenyamanan ini akan dikaitkan dengan
sistem utilitas suatu bangunan. Sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, pencegah dan
Universitas Sumatera Utara
59
penanggulangan kebakaran, sanitasi, elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan sistem akustik yang baik.
Bahan Bangunan 1
Kayu Ciri-ciri bahan kayu biasa digunakan untuk bangunan rendah, sebagai struktur
rangka, dan balok, tidak tahan terhadap rayap, perawatannya pun tergolong intensif.
2 Aluminium
Ciri-cirinya merupakan bahan yang ringan, jenis bahan pabrikan, perlu keahlian khusus untuk merakitnya, sebagai struktur pendukung, dan tahan
cuaca tropis. 3
Gipsum Merupakan bahan yang kedap suara, anti serangga, dapat digunakan pada
plafon dan partisi dinding, daya tahan tinggi. 4
Kaca Merupakan struktur pelingkup, tahan terhadap kelembaban, ringan dan
transparan, kuat pada fungsi tertentu kriteria dalam pemilihan bahan dan sistem struktur tergantung dari ketinggian bangunan, faktor teknisteknologi,
faktor fisik dan ekonomis.
IV.3.2 Utilitas 4.3.2.1 Aspek Mekanikal
A. Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PAM atau sumur artetis deep well
boaring dengan kedalaman 100 meter lebih. Convention Center merupakan bangunan yang cukup tinggi ada dua macam sistem pendistribusian air bersih,
yakni : 1
Down Feed System Air bersih dari saluran PAM deep well masuk ke dalam distribusi
bangunan dan ditampung dalam ground reservoir, dengan menggunakan pompa air bersih dinaikkan ke reservoir pada atap bangunan untuk
selanjutnya secara gravitasi air dialirkan ke tiap-tiap ruang yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
60
2 Up Feed System
Air bersih dari saluran PAM atau deep well masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung dalam ground reservoir, dengan menggunakan
pompa air bersih didistribusikan ke tiap-tiap lavatory.
B. Sistem Pengolahan Air Buangan Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2 yaitu :
A. Sistem pembuangan air bekas Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian pakaian, cucian
peralatan makan, atau peralatan memasak dan beberapa macam cucian lainnya.Pipa pembuangan digunakan pipa-pipa PVC atau pipa beton dengan
diameter yang diperhitungkan ukurannya. Mengingat panjang PVC 4 m, maka tiap 4 m dibuat sambungan atau dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk
pipa vertikal, hubungannya menggunakan sambungan dengan sudut lebih kecil
Reservoir Atas
Pompa
Reservoir Bawah
Meteran PDA
Pompa Fire
Hidrant Pompa
Sumur Bor
Sprinkler Fire
Fire Chiler
Toilet Toilet
Sprinkler
Universitas Sumatera Utara
61
dari 90 derajat sehingga tidak terjadi air memgalir balik. Pembuangan air bekas ini dapat dialirkan ke saluran lingkungan atau saluran kota.
B. Sistem pembuangan air limbah Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran atau air
yang berasal dari lavatory. Saluran air limbah di tanah atau di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat
belokan-belokan tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5 – 1 ke dalam
septictank.
C. Sistem Pengelolaan Sampah Pembuangan sampah pada Convention Center pada umumnya adalah
dengan menggunakan tempat sampah, yaitu sampah dari masing-masing ruangan maupun bangunan, dikumpulkan pada kantong-kantong sampah,
kemudian dibuang melalui shaft sampah yang langsung sampai ke lantai dasar, di mana terdapat penampungan sampah. Untuk banguan Convention Center,
biasanya karyawan kebersihan mengambil sampah dari tiap unit ruangan
Dapur Toilet
Washtafel
Dapur Toilet
Washtafel
Penampungan Water
Treatment Pompa
RIOL kota
Kloset Urinoir
Kloset Urinoir
Septic Tank R.Chlorinasi
Pompa RIOL
Universitas Sumatera Utara
62
konvensi dan titik-titik peletakan kantung sampah untuk dimasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah-sampah tersebut
akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA.
IV.3.2.2 Aspek Elektrikal A. Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik
Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui transformator trafo, aliran tersebut didistribusikan ke tiap-
tiap unit kantor dan fasilitas, melalui meteran yang letaknya jadi satu ruang dengan ruang panel hal ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring.
Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch system yang secara otomatis dalam waktu kurang dari 5
detik akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus. Generator set mempunyai kekuatan 70 dari keadaan normal. Perlu
diperhatikan bahwa generator set ini membutuhkan persyaratan ruang tersendiri, untuk meredam suara dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya
untuk mereduksi getaran dan suara ini digunakan double slab, pada ruang ini juga bisa dilapisi dengan rockwall.
B. Sistem Komunikasi Berdasarkan penggunaannya, system telekomunikasi dapat dibedakan
dalam dua jenis yaitu : 1 Komunikasi Internal
Komunikasi yang terjadi dalam satu bangunan. Alat komunikasi ini antara lain intercom, handy talky untuk penggunaan individual dua
arah.Biasanya digunakan untuk komunikasi antar pengelola atau bagian keamanan. Untuk sistem ini menggunakan PABX Private Automatic Branch
Exchange 2 Komunikasi Eksternal
Komunikasi dari dan keluar bangunan.Alat komunikasi ini dapat berupa telepon maupun faximile.Biasanya digunakan untuk komunikasi keluar oleh
pengelola.
Universitas Sumatera Utara
63
C. Sistem Pencahayaan Ligthting Terdapat dua macam system pencahayaan yang dapat digunakan pada
Convention Center yaitu: 1
Pencahayaan alami Dengan intensitas cahaya matahari yang besar, terang langit dapat
dimanfaatkan untuk pencahayaan pada siang hari terutama pada ruangan
Eksibisi. Sedangkan
ruangan lain
yang dapat
memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami yaitu ruang servis, ruang pengelola, dan ruang penunjang. Selain itu, lobby
juga dapat terkena cahaya alami, sehingga menghemat penggunaan listrik apabila tidak digunakan.
2 Pencahayaan Buatan
Diutamakan penggunaan penerangan buatan pada ruang utama yaitu ruangn konvensi agar dapat menciptakan suasana yang
dibutuhkan pada acara. Pada umumnya, system pencahayaan ini digunakan pada seluruh ruangan.
Pada ruangan Eksibisi, untuk menghemat energi maka digunakan sistem-sistem yang dapat menangkap cahaya matahari di siang
hari. terlebih lagi acara eksibisi seringnya dilaksanakan di siang hari.
D. Sistem Audio Visual Perlengkapan sound system dan audio visual yang digunakan adalah
sebagai berikut: 1
Public Address sebagai sarana untuk mengumumkan informasi ke seluruh penjuru bangunan
2 Microphone dan speaker, yaitu alat pengeras suara yang digunakan
pada ruang utama 3
Film Projector, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan visualisasi pada suatu layar, biasanya digunakan pada auditorium
4 OHP, sebagai alat perlengkapan untuk menampilkan presentasi
pada suatu layar pada ruang konvensi
Universitas Sumatera Utara
64
5 Simultaneous Interpreting System SIS merupakan alat untuk
menerjemahkan bahasa yang dibutuhkan pada ruang konvensi, terutama pada ruang konvensi skala besar
6 Audio High fidelity, yaitu alat untuk memberikan suara dan music
pada ruang konvensi 7
CCTV, digunakan untuk memantau keamanan pada bangunan
IV.4 Analisa dan Penerapan Tema
IV.4.1 Pendekatan Teknis Struktur bangunan Pusat Konvensi dan Eksibisi pada umumnya
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti kekuatan, bentang, keamanan, dan ketahanan. Penjelasan aspek tersebut dijelaskan dibawah ini:
a. Strenghten Kekuatan
Struktur bangunan harus kuat karena untuk keamanan juga untuk menjadikan bangunan ini tahan lama sehingga mengurangi biaya renovasi
kerusakan. b.
Bentang Struktur bangunan harus menggunakan bentang lebar karena fungsi dari
gedung konvensi eksibisi adalah hall yang digunakan untuk kegiatan berkumpulnya suatu kelompok dalam sebuah acara. Sehingga kehadiran
kolom di tengah – tengah ruangan akan menjadi pengganggu.
c. Safety dan Keamanan
Keamanan pada struktur tidak hanya berhubungan dengan kekuatan bangunan saja, namun juga desain struktur yang tidak membahayakan
keselamatan pengunjung seperti perletakan balok dan kolom. d.
Durability Tahan Lama Bangunan
konvensi eksibisi
ini diharuskan
ekonomis, karena
penggunaannya yang tidak setiap hari. sehingga apabila bangunan itu kuat dan berumur panjang, akan mengurangi biaya renovasi yang tidak terasa
akan merugikan pemilik dan pengelola. Beberapa kemungkinan struktur atap modern yang memenuhi kriteria di atas
dan dapat diterapkan pada Convention Center adalah :
Universitas Sumatera Utara
65
a. Struktur rangka ruang space frame
Struktur rangka atau space frame menyalurkan gaya-gaya 3 dimensional dalam satu ruang secara bersama-sama dengan menggunakan batang-
batang baja yang dihubungkan satu dengan lain sehingga membentuk rangka 3 dimensi Schodek, 1991; hal. 393
b. Struktur kabel
Struktur atap yang menggunakan kabel baja sebagai penyalur gaya yang tahan terhadap gaya tarik. Bentuk struktur bangunan yang ada hanya
mampu menahan gaya tarik atau sering disebut dengan form active structure. Daya tarik yang tinggi dari baja dengan efesiensi tarik murni
memungkinkan kabel baja sebagai elemen struktur yang dapat menutup ruang secara efisien Schodek, 1991; hal. 194
c. Struktur membran tenda
Struktur membran murni merupakan struktur atap yang menggunakan membran tipis sebagai penutup atap yang digantung pada satu atau
beberapa buah tiang dan tepi membran ditarik dengan kuat dan dipancangkan ke tanah sehingga membran dapat mengembang dan
menutup ruangan. Schodek, 1991; hal. 431 Namun sekarang ini banyak dipergunakan struktur membran tidak murni dengan menggabungkannya
dengan rangka baja atupun dengan struktur kabel. d.
Struktur Rangka Kaku Struktur rangka kaku merupakan struktur yang terdiri dari atas elemen-
elemen linear, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh titik hubung yang dapat mencegah rotasi relatif
diantara elemen struktur yang dihubungkannya Schodek, 1991; hal. 362
IV.4.2 Pendekatan Arsitektural 1.
Beberapa kemungkinan struktur atap modern yang memenuhi kriteria dan dapat diterapkan pada Convention Center adalah :
2. a
Space Truss System rangka batang ruang Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau
kombinasi segitiga yang secara keseluruhan membentuk volume 3 dimensi
Universitas Sumatera Utara
66
ruang.Sering disebut juga sebagai space frame. Space frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga dimensi yang membentang
dua arah, di mana batang-batangnya hanya mengalami gaya tekan atau tarik saja. Sistem tersebut merupakan salah satu perkembangan sistem struktur
batang. Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang diatur dan disusun berbalikan antara modul satu dengan modul lainnya sehingga gaya-
gaya yang terjadi menjalar mengikuti modul-modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain saling menguatkan, sehingga sistem struktur ini tidak mudah
goyah.
Gambar 4.21 Struktur Space Frame Sumber: Google
Gambar 4.22 Struktur Beton Bertulang Sumber: Google
b Flat Truss System rangka batang bidang
Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan berada di dalam satu bidang
tunggal.
Bangunan Eksebisi Rangka Space Frame
Kolom beton +Pipa Besi GIP
Material Beton Bertulang
Bangunan Konvensi
Universitas Sumatera Utara
67
3. Ruang pameran atau Eksebisi
Ruang Eksibisi direncanakan menggunakan ruang bebas kolom sehingga penutup atapnya menggunakan rangka berbentang lebar. Untuk
layout ruang menggunakan pola grid modular.
Gambar 4.23 Pola Grid Modular Sumber: Google
IV.5 Kesimpulan
1 Perancangan dan perencanaan Kuala Namu Convention and Exhibition
Centre berada pada daerah yang sedang berkembang di kota Medan yaitu di Kecamatan Batang Kuis.
2 Perancangan dan perencanaan bangunan ini,dilatar belakangi karena
kurangnya fasilitas berkumpul dan pertunjukkan seni bagi masyarakat lokal maupun internasional di daerah Kecamatan Batang Kuis.
3 Kuala Namu Convention and Exhibition Centre ini, merupakan
bangunan multi-fungsi yang satu sisi digunakan sebagai tempat konfrensi dan disatu sisi lainnya digunakan sebagai area eksebisi yang
dapat mewadahi pelaku bisnis serta komunitas seni untuk menampilkan kreatifitas mereka sebagai sarana hiburan di Kecamatan
Batang Kuis ini. 4
Site perancangan ini berorientasi ke arah sebelah selatan yang langsung menghadap jalan Bandar Udara Kuala Namu.
5 Luas lahan perancangan yaitu 3 Ha dengan kondisi lahan merupakan
lahan kosong yang digunakan warga setempat sebagai kebun sawit. Dan kondisi tanah berkontur relatif datar.
Universitas Sumatera Utara
68
6 KDB yang diperbolehkan sebesar 60 didaerah ini menurut RDTR
kabupaten Deli Serdang, medan dengan KDH 10, GSB 10 meter dan ketinggian maksimal yaitu 40.
7 Daerah lokasi site didominasi oleh lahan kosong atau lahan
perkebunan karet dan sawit, yang sebagian membuka toko usaha seperti toko oleh-oleh dan rumah makan. dan fasilitas umum yang
terdapat didekat site proyek yaitu sebuah bangunan mesjid. 8
Perancangan dan perencanaan bangunan ini menggunakan pendekatan terhadap tema struktur sebagai elemen estetis, yang menjadi fokus
utama bangunan terletak pada penambahan struktur yang menjadi elemen estetis pada bangunan ini nantinya, dan perancangan fasad
bangunan. 9
Luas bangunan total yaitu 14.362 m
2
dimana sudah mencakup untuk
amphitheatre dan healing park. Dan kapasitas bangunan yang mencapai 5000 orang.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB V KONSEP PERANCANGAN
V.1 Konsep Dasar
A. Perancangan Bangunan Melalui Pendekatan Teori Vitruvius
Konsep bentukan massa dipengaruhi oleh kondisi site yang telah dilihat dari analisa dan zoning maka terbentuklah bentukkan site. Kuala Namu Convention and
Exhibition Center yang terbentuk dari tema Struktur Sebagai Elemen Estetika. Hal ini juga disebabkan oleh prinsip penilaian masyarakat pada saat itu hanya
rnelakukan Struktur seringkali dianggap dan diperlakukan seperti pipa plambing, kabel listrik dan elemen-elemen servis lainnya yang keberadaannya harus
disembunyikan karena struktur tidak indah untuk diperlihatkan penerapan praktis saja, Yang dimaksud penerapan praktis adalah apabila seseorang menilai benda dari segi
fungsi atau kegunaannya saja. Namun seiring perkembangan teknologi dalam Arsitektur telah banyak terlihat bangunan bangunan strukturnya. Masyarakat mulai
melihat adanya kemungkinan nilai estetika terkandung dalam elemen struktur. Penilaian estetika merupakan penilaian yang cenderung subyektif dimana patokan
sesuatu yang dikatakan indah itu tergantung pada pengalaman dan persepsi orang terhadap sesuatu tersebut. Namun terdapat beberapa teori yang menyatakan bahwa
penilaian estetika merupakan penilaian yang bisa dijadikan obyektif.
Diagram 5.1 Diagram Pencapaian Arsitektur Menurut Vitruvius
Firmitas
Utilitas
Venustas
Function Architecture
Universitas Sumatera Utara
70
B. Bentukan Bangunan
Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan sebelumnya, perancang merumuskannya kedalam sebuah bagan yang merupakan proses penerapan suatu tema kedalam rancangan
Kuala Namu Convention and Exhibition Center ini seperti berikut:
Bentuk persegi dan lengkungan sebagai bentuk dasar
Gambar 5.1 Bagan proses penerapan tema terhadap bangunan Kuala Namu Convention and Exhibiton Center.
Tema : Struktur Sebagai Elemen Estetika
Memiliki 3 aspek penting: Keindahan Venustas
Kekuatan Firmitas Kegunaan Utilitas
Penerapan tema struktur dan konstruksi yang tepat Pemilihan material yang sesuai dengan kondisi
lingkungan sekitar bangunan. Dapat menjadi suatu icon yang dapat diingat oleh
pengunjung.
Penerapan tema terhadap bangunan
Diterjemahkan Kedalam Arsitektur
Universitas Sumatera Utara
71
Adanya struktur tangga yang terekspose pada bagian fasad bangunan yang menjadikan sebuah estetika dan dirancang sedemikian rupa untuk menjadi sebuah keindahan
dan daya tarik bangunan.
V.2 Konsep Perancangan Tapak
A. Konsep Tata Ruang Luar
Pada kondisi tapak yang dianalisa perancang, dengan acuan pada analisa sirkulasi, view dan pencapaian, maka posisi massa bangunan akan diletakkan tepat di bagian depan
tapak dan menghadap jalan utama. Pembagian fungsi tersebut secara garis besar yaitu :
Gambar 5.2 Konsep Perancangan Tapak
Area Parkir Massa Bangunan
Universitas Sumatera Utara
72
B. Konsep Gubahan Massa
Gubahan massa pada proyek pembangunan Kuala Namu Convention And Exhibition Center seperti yang terlihat di Gambar 5.3
Gambar 5.3 Konsep Gubahan Massa Keterangan
A : Exhibition Building
B : Ruang Transisi
C : Convention Area
C. Konsep Sirkulasi Kendaraan dan Tata ruang luar
Berdasarkan dari analisa penempatan entrance yang telah dibahas, maka ada 1 entrance utama terletak pada jalan alternatif yg terletak pada sisi kanan site, demi
menghindari kepadatan kendaraan yang terjadi pada jalan utama. Area parkir pada ground difungsikan untuk kendaraan roda 4 dan 2, serta basement yang hanya
dikhususkan bagi pengguna kendaraan roda 4. Tata ruang luar di kelilingi oleh pedestrian agar kenyamanan pejalan kaki tidak terganggu.
Universitas Sumatera Utara
73
Gambar 5.4 Konsep Entrance
Entrance Utama Point View
Exit Sirkulasi kendaraan
Entrance Service
D. Konsep Vegetasi
Sesuai dengan perancangan dan perencanaan dengan kondisi tapak site, vegetasi terletak menyebar disekitar site. Vegetasi yang ada disekitar lahan parkir sebagai peneduh,
dan penanda arah jalan. Vegetasi pada site direncanakan berupa area yang ditumbuhi oleh rumput hijau yang terdapat kolam dan juga beberapa jenis pohon dengan tingkat kerimbunan
yang tidak terlalu tinggi.
Pohon
Gambar 5.5
Pohon tanjung : batang besar tegak lurus,
dan akar tidak muncul di permukaan, cabang dan
dahan tidak rapuh sehingga tidak mudah patah, dan
Akar trembesi juga tidak merusak perkerasan
paving dan Pohon bisa berumur panjang sehingga
tidak mudah mati.
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 5.6
Gambar 5.7
Gambar 5.8
Pohon Bungur : Dikenal mampu menyerap
polutan udara seperti timbal. Maka kedua pohon
ini sebaiknya ditanam untuk penghijauan di kota-kota
besar, dekat jalan protokol yang padat lalu lintasnya.
Pohon cemara: Pohon cemara sebagai
perindang jalan, perindnag taman-taman, perindang
perkantoran, dan Pohon cemara dapat sebagai
penahan angin, penahan erosi atau banjir.
Pohon Flamboyan : Pohon flamboyan adalah
pohon tropis yang berasal dari Madagaskar.Nama lain
untuk pohon ini adalah Royal Flamboyan dan
merupakan spesies tanaman berbunga. Daunnya elegan,
renda-seperti dan seperti pakis dan bunga-bunga
memiliki lima kelopak. Ini tinggal di mekar selama
beberapa minggu di musim semi dan musim panas.
Universitas Sumatera Utara
75
Gambar 5.9
Dalam rancangan area hijau dan vegetasi yang dilakukan pada site memilki tujuan diantaranya sebagai berikut:
1 Sebagai pembentuk ruang luar dan pengarah bagi pengguna.
2 Membentuk suasana tapak yang lebih alami.
3 Sebagai sarana penyaring kebisingan dan peneduh buffer.
4 Sebagai sarana penyerapan air hujan.
D. Konsep Paving
Gambar 5.10
Pohon Dadap Merah : Pohon ini baik ditanam di
halaman terbuka, karena bisa mengundang datangnya
para burung. Dan selain itu warna merah
juga melambangkan Kehidupan dan kekuatan
Kelandaian sebesar 1 guna menghindari erosi dan memperbesar penangkapan air.pada permukaan fasilitas taman berupa plaza
dengan material keras licin kelandaiannya adalah sebesar 1 , sedangkan plaza dengan material keras kasar kelandaiannya adalah
sebesar 2
Universitas Sumatera Utara
76
Gambar 5.11
Gambar 5.12
Gambar 5.13
V.3 Konsep Perancangan Bangunan
A. Konsep Ruang Dalam
Ruang dalam bangunan yang terdiri dari beberapa fungsi ruangan meliputi zonasi vertikal ataupun horizontal. Bangunan terdiri dari 2 lantai basement,1 lantai
untuk fungsi ruang convention dan exhibition hall dengan area khusus serta 2 lantai untuk fungsi kantor pengelola serta kantor sewa. Pembagian area utilitas, servis
parkir, publik, semi publik, dan privat sebagian besar secara jelas terlihat pada zonasi vertikal. 2 Lantai basement merupakan area utilitas dan servis, lantai 1,2, dan 5
merupakan area publik dan semi publik, dan lantai 3,4 merupakan area privat.
Tipe Infiltration yaitu permukaan merembes secara langsung ke dalam
tanah melalui jarak atau celah antara unit paving yang satu dengan lainnya
Perkerasan pada pedestrian sekitar bangunan
Perkerasan pada sekitar pedestrian jalan utama
Universitas Sumatera Utara
77 Gambar 5.14 Zonasi Basement Lantai 1
Gambar 5.15 Zonasi Ground Plan
Utilitas Tangga Darurat
Core
Core Tangga Darurat
Area Service Area Publik
Area Semi Publik
Universitas Sumatera Utara
78 Gambar 5.16 Zonasi Lantai 2
Core Tangga Darurat
Area Service Area Publik
Area Semi Publik
Gambar 5.17 Zonasi Lantai 3
Core Tangga Darurat
Area Service Area Publik
Area Semi Publik
Universitas Sumatera Utara
79 Gambar 5.18 Zonasi Lantai 4
Gambar 5.19 Zonasi Lantai 5
B. Konsep Bentuk dan Estetika Bentuk
Sesuai dengan kondisi eksisting, dimana pada umumnya bangunan yang berada di kawasan dengan lahan kosong berbentuk persegi. Bentuk persegi menjadi
konsep dari bentuk dasar pada bangunan covention yang akan di rancang dan
Core Tangga Darurat
Area Service Area Private
Area Publik
Core Tangga Darurat
Area Service Area Private
Area Publik
Universitas Sumatera Utara
80
Exhibition Hall dirancang berbentuk persegi untuk menampung jumlah pengunjung dan wisatawan dalam skala yang lebi besar ketika ada pameran,expo dll. Dalam
proses pengolahan kebutuhan ruang convention hingga bentuk fasad bangunan bentuk persegi lebih mempermudah pada penempatan furniture hingga alur sirkulasi dan
penggunaan material yang sesuai dengan pasaran. Konsep perancangan yang diambil pada massa bangunan sesuai dengan tema
yaitu, Struktur Sebagai Elemen Estetika. Dari bentuk massa bangunannya menyesuaikan dengan orientasi site yaitu persegi, akan tetapi diberikan tambahan
dimana struktur tidak hanya sebagai penahan beban, tetapi dapat dirasakan dan lebih dominan pada bagian fasad bangunannya sendiri, sedangkan proporsi besaran gedung
disesuaikan dengan kondisi tapak sekitar, agar menjaga kenyaman sirkulasi dan tidak mengganggu lingkungan.
C. Konsep Fasad dan Skyline Bangunan
Gambar 5.20 Konsep Fasad
Bentukkan fasad bangunan untuk fungsi Convention dan Exhibition banyak menggunakan kaca pada fasadnya,
selain itu adanya kaca pada bagian tampak depan yang mengekspose tangga sebagai penunjang struktur yang
menjadi sebuah nilai estetika. Selain itu kolom-kolom eskpose yang terlihat pada tampak depan bangunan
menambah kesan kokoh dan megah.
Universitas Sumatera Utara
81
Gambar 5.21 Skyline Bangunan
V.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan
Konsep dasar struktur bangunan ini, menggunakan fondasi dalam berupa tiang pancang atau tiang bor. Di samping itu, kerap menggunakan fondasi rakit basement
yang kadang diperkuat dengan fondasi tiang. Pemisahan bangunan dilatasi juga terdapat dibangunan ini, untuk memisahkan bangunan convention dengan bangunan
sayap,atau bangunan lain yang memiliki kelemahan geometris, agar tidak akumulasi gaya yang sangat besar pada dimensi yang panjang dan menimbulkan retakan atau
keruntuhan struktural. Perancangan dan tata letak sirkulasi vertikal seperti lif yang terdapat di posisi tengah dan depan bangunan, dengan jumlah 6 lif untuk kapasitas
kurang lebih 3000 orang, serta lif servis lainnya. Selain itu tangga yang terdapat dientrance bangunan yang menjadi estetika struktur juga dapat difungsikan untuk
pengunjung, dengan kaca ekspose yang dapat memanjakan mata pengunjung untuk melihat view ke arah jalan utama. Pada bagian penutup bangunan yaitu atap, terdapat
jenis struktur rangka space frame yang dilapisi oleh zincalumunium pada kedua fungsi bangunan. Struktur baja ekpose yang terdapat pada pehanan atap serta kolom-
kolom ekspose pada bangunan ini diharapkan dapat menciptakan kesan megah dan kokoh. Keseluruhan penutup bangunan menggunakan tempered glass, yang ditopang
oleh struktur baja ringan. Pelaksanaan metode konstruksi bangunan tinggi sebagaimana halnya
diawali dengan pekerjaan persiapan lhan dan fondasi. Fondasi yang digunakan yaitu fondasi tiang pancang, dan pelaksaannya dilakukan menggunakan alat pancang drop
Universitas Sumatera Utara
82
hammer yang dipasang pada mobil derek. Pekerjaan galian dimulai dengan menggunakan berbagai peralatan menggunakan excavator atau shovel.
Gambar 5.22
Pada daerah yang muka airnya tinggi, maka perlu disiapkan sumuran untuk menampung air yang kemudian dipompa keluar
Gambar 5.23
Sebelum itu,pemasangan pada galian yang menggunakan basement, agar mencegah terjadinya longsor disekelilin daerah yang akan digali, berupa struktur dinding
penahan tanah atau turap. Struktur ini dapat berupa sheet pile, profil baja yang ditanam disekliling area. Selanjutnya setelah proses pekerjaan fondasi dan basement,
barulah struktur bagian atas, dengan pekerjaan di lantai dasar yang dilakukan secara bertahap pada lantai-lantai atasnya. Pada bangunan yang menggunakan struktur baja
atau komposit, diperlukan cetakan beton perancah dan cetakan beton pendukung seperti streiger atau scafolding.
Universitas Sumatera Utara
83
Gambar 5.24
Pengecoran beton pada bangunan tinggi, dilakukan dengan mengangkut adukan beton dari bawah ke elevasi lantai yang dicor dengan ember semen ukuran besar bucket.
Bucket diangkat dengan bantuan alat pengerek tower crane. Adukan beton dari lokasi pembuatan adukan beton dengan truk atau dicampur dilokasi proyek.
V.5 Konsep Utilitas Bangunan
Universitas Sumatera Utara
84
Universitas Sumatera Utara
85
BAB VI HASIL PERANCANGAN
6.1 Visualisasi 3 Dimensi
Gambar 6.1 Gambar 6.2
Gambar 6.3 Gambar 6.4
Universitas Sumatera Utara
86
6.2 Foto Maket
Gambar 6.5 Gambar 6.6
Gambar 6.7 Gambar 6.8
Universitas Sumatera Utara
87
Hasil perancangan pada proyek Kuala Namu Convention and Exhibition Centre merupakan gambar kerja yang meliputi :
1. Site Plan Lampiran
2. Grund Plan Lampiran
3. Denah Basement 1 Lampiran
4. Denah Basement 2 Lampiran
5. Denah Lantai 2 Lampiran
6. Denah Lantai 3 Lampiran
7. Denah Lantai 4 Lampiran
8. Denah Lantai 5 Lampiran
9. Tampak
– tampak tiap sisi bangunan Lampiran 10.
Potongan AA dan BB Lampiran 11.
Rencana Pembalokan dan Pondasi Lampiran 12.
Rencana Elektrikal Lantai Lampiran 13.
Rencana Sanitasi Lantai Lampiran 14.
Rencana Pengkondisian Udara Lantai Lampiran 15.
Rencana Heat Detector Lantai Lampiran 16.
Rencana Sprinkler Lantai Lampiran 17.
Rencana Telepon Lantai Lampiran 18.
Detail-detail Arsitektural Lampiran
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA