Parameter-Parameter yang Digunakan pada Program Plaxis

Model Soft Soil ini dapat memodelkan hal – hal sebagai berikut : - Kekakuan yang berubah bersama dengan tegangan Stress Dependent Stiffness - Membedakan pembebanan primer primary loading terhadap unloading – preloading - Menghitung tegangan pra – konsolidasi.

II.4.4.5. Parameter-Parameter yang Digunakan pada Program Plaxis

Model tanah yang dipilih adalah model Mohr – Coulomb, dimana perilaku tanah dianggap elastic dengan parameter yang dibutuhkan yaitu : 1. Modulus Young E Modulus elastisitas, E stiffness modulus digunakan pendekatan terlebih dahulu dengan memperoleh Modulus Geser Tanah G, sehingga nilai E dapat diperoleh melalui persamaan : E = 2 G 1 + υ 2.32 Terdapat beberapa usulan nilai E yang diberikan oleh peneliti, diantaranya pengujian sondir yang dilakukan oleh DeBeer 1965 dan Webb 1970 memberikan korelasi antara tahanan kerucut q c dan E sebagai berikut : E = 2 q c dalam satuan kgcm 2 2.33 Bowles memberikan persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data sondir, sebagai berikut : E = 3 q c untuk pasir 2.34 E = 2 – 8 q c untuk lempung 2.35 dengan q c dalam kgcm 2 Universitas Sumatera Utara Nilai perkiraan modulus elastisitas dapat diperoleh dengan pengujian SPT Standard Penetration Test. Nilai modulus elastis yang dihubungkan dengan nilai SPT, sebagai berikut � = 6� + 5 � �� 2 ⁄ untuk pasir berlempung 2.36 � = 10� + 15 � �� 2 ⁄ untuk pasir 2.37 Tabel 2.9 Korelasi N-SPT dengan modulus elastisitas pada tanah pasir Subsurface Condition Penetration Resistance Range N Friction Angle Φ deg Poisson Ratio υ Relative Density D r Young’s Modulus Range E s psi Shear Modulus Range G psi Very Loose 0 – 4 28 0,45 0 – 15 0-440 0-160 Loose 4 – 10 28 – 30 0,40 15 – 35 440-1100 160-390 Medium 10 – 30 30 – 36 0,35 35 – 65 1100-3300 390-1200 Dense 30 – 50 36 – 41 0,30 65 – 85 3300-5500 1200-1990 Very Dense 50 - 100 41 – 45 0,2 85 – 100 5500-11000 1990-3900 Es = 2 q c psf G = � � 21+ � ; dimana v = 0,5 Sumber : Schmertman, 1970 Tabel 2.10 Korelasi N-SPT dengan modulus elastisitas pada tanah lempung Subsurface Condition Penetration Resistance Range N Poisson Ratio υ Shear Strength Su psf Young’s Modulus Range E s psi Shear Modulus Range G psi Very soft 2 0,45 250 170 – 340 60-110 Soft 2 – 4 0,40 375 260 – 520 80-170 Medium 4 – 8 0,35 750 520 – 1040 170-340 Stiff 8 – 15 0,30 1500 1040–2080 340-690 Very Stiff 15 - 30 0,2 3000 2080-4160 690-1390 Hard 30 40 60 80 100 120 0,004 0,004 0,0035 0,0035 0,003 0,003 4000 5000 7000 9000 11000 13000 2890-5780 3470-6940 4860-9720 6250-12500 7640-15270 9020-18050 960-1930 1150-2310 1620-3420 2080-4160 2540-5090 3010-6020 E s = 100-200S u psf G = � � 21+ � ; dimana v = 0,5 Sumber : Randolph,1978 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.11 Nilai Perkiraan Modulus Elastisitas Tanah Macam Tanah Es Kgcm 2 LEMPUNG 1. sangat lunak 3,0 - 30 2. lunak 20 - 40 3. sedang 45 - 90 4. berpasir 300 - 425 PASIR 1. berlanau 50 - 200 2. tidak padat 100 - 250 3. padat 500 - 1000 PASIR DAN KERIKIL 1. padat 800 - 2000 2. tidak padat 500 - 1400 LANAU 20 - 200 LOSES 150 - 600 CADAS 14000 Sumber : Hardiyatmo,1994 2. Poisson’s Ratio μ Poisson ratio sering dianggap sebesar 0,2 – 0,4 dalam pekerjaan – pekerjaan mekanika tanah. Nilai sebesar 0,5 biasanya dipakai untuk tanah jenuh dan nilai 0 sering dipakai untuk tanah kering dan tanah lainnya untuk kemudahan perhitungan. Tabel 2.12 Hubungan Jenis Tanah, konsistensi dan Poisson’s Ratio μ Soil Type Description μ Clay Soft 0,35 – 0,40 Medium 0,30 – 0,35 Stiff 0,20 – 0,30 Sand Loose 0,15 – 0,25 Medium 0,25 – 0,30 Dense 0,35 Sumber : Hardiyatmo,1994 Universitas Sumatera Utara 3. Berat Jenis Tanah Kering γ dry Berat jenis tanah kering adalah perbandingan antara berat tanah kering dengan satuan volume tanah. Berat jenis tanah kering dapat diperoleh dari data Soil Test dan Direct Shear. 4. Berat Jenis Tanah Jenuh γ sat Berat jenis tanah jenuh adalah perbandingan antara berat tanah jenuh dengan volume tanah. Dimana ruang porinya terisi penuh dengan air. � ��� = � � � + � 1+ � � � � 2.38 dimana : G s : Spesific Gravity e :Angka Pori γ w : Berat Isi Air 5. Sudut Geser Dalam ϕ Sudut geser dalam tanah dan kohesi merupakan faktor dari kuat geser tanah yang menentukan ketahanan tanah terhadap deformasi akibat tegangan yang bekerja pada tanah. Deformasi dapat terjadi akibat adanya kombinasi keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan geser. Nilai dari sudut geser dalam tanah didapat dari engineering properties tanah, yaitu dengan triaxial test dan direct shear test. Universitas Sumatera Utara 6. Kohesi c Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah. Nilai dari kohesi didapat dari engineering properties, yaitu dengan triaxial test dan direct shear test. 7. Permeabilitas k Berdasarkan persamaan Kozeny – Carman, nilai permeabilitas untuk setiap lapisan tanah dapat dicari dengan menggunakan rumus : � = � 3 1+ � 2.39 Untuk tanah yang berlapis – lapis harus dicari nilai permeabilitas untuk arah vertikal dan horizontal dapat dicari dengan rumus : � � = � � �1 �1 �+ � �2 �2 �+⋯+� �� �� � 2.40 Sumber : Braja M. Das, 1995 dimana : H : tebal lapisan e : angka pori k : koefisien permeabilitas k v : koefisien permeabilitas arah vertikal k h : koefisien permeabilitas arah horizontal Universitas Sumatera Utara Nilai koefisien permeabilitas tanah dapat ditentukan berdasarkan jenis tanah tersebut seperti pada Tabel 2.13 berikut ini : Tabel 2.13 Nilai Koefisien Permeabilitas Tanah Jenis Tanah K cmdtk ftmnt Kerikil bersih 1,0 - 100 2,0 - 200 Pasir kasar 1,0 – 0,01 2,0 – 0,02 Pasir halus 0,01 – 0,001 0,02 – 0,002 Lanau 0,001 – 0,00001 0,002 – 0,00002 Lempung 0,000001 0,000002 Sumber : Braja M. Das, 1995

II.4.5. Kapasitas Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Pancang

Dokumen yang terkait

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

3 76 181

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

49 317 181

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

0 3 18

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

0 0 1

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

0 1 7

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Menggunakan Metode Sondir, SPT, Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Medan-Siantar, Sinaksak, Pematang Siantar

0 0 17

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Menggunakan Metode Sondir, SPT, Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Medan-Siantar, Sinaksak, Pematang Siantar

0 0 1

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Menggunakan Metode Sondir, SPT, Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Medan-Siantar, Sinaksak, Pematang Siantar

0 1 6

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Menggunakan Metode Sondir, SPT, Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Medan-Siantar, Sinaksak, Pematang Siantar

0 1 73

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Menggunakan Metode Sondir, SPT, Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Medan-Siantar, Sinaksak, Pematang Siantar

0 1 1