9
memeriksa diri sendiri dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah yang kurang dari satu sentimeter. Dengan demikian bila benjolan ini ternyata
ganas dapat diobati dalam stadium dini. Dan kemungkinan sembuh juga lebih besar Gani, 1995.
SADARI adalah suatu prosedur untuk megetahui kelainan-kelainan pada payudara dengan melakukan inspeksi secara berkala, misalnya sebelum
melakukan SADARI terlebih dahulu harus mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi pada payudara, serta penggantian bra merupakan salah satu dari
penanggulangan untuk pencegahan infeksi pada payudara. Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada payudara baik
struktur, bentuk ataupun tekstur Long, 1996
2.2.3 Target dan Waktu Pelaksanaan
SADARI dianjurkan untuk melakukan secara intensif pada wanita mulai usia 20 tahun, segera ketika mulai pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas.
Pada wanita muda, agak sedikit sulit karena payudara mereka masih berserabut fibrous, sehingga dianjurkan sebaiknya mulai melakukan SADARI pada usia 20
tahun karena pada umumnya pada usia tersebut jaringan payudara sudah terbentuk sempurna. Wanita sebaiknya melakukan SADARI sekali dalam satu bulan. Jika
wanita menjadi familiar terhadap payudaranya dengan melakukan SADARI secara rutin maka dia akan lebih mudah mendeteksi keabnormalan pada
payudaranya sejak awal atau mengetahui bahwa penemuanya adalah normal atau tidak berubah selama bertahun- tahun. Wanita yang belum menopouse sebaiknya
melakukan SADARI setelah menstruasi sebab perubahan hormonal meningkatkan kelembutan dan pembengkakan pada payudara sebelum menstruasi. SADARI
sebaiknya dilakukan sekitar satu minggu setelah menstruasi. Setelah menopause SADARI sebaiknya dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan sehingga
aktifitas rutin dalam kehidupan wanita tersebut Burrounghs, 1997.
10
2.2.4 Pedoman Melakukan SADARI
Berikut ini langkah-langkah melakukan SADARI menurut Smeltzer 1996 :
Gambar 2.1. Langkah 1 SADARI
Pertama- tama, perhatikan kedua payudara. Berdirilah di depan cermin payudara dengan tangan di sisi tubuh dan lihat apakah ada perubahan pada
payudara. Lihat perubahan dalam hal ukuran bentuk atau warna kulit, atau jika ada kerutan, lekukan seperti lesung pipi pada kulit.
11
Gambar 2.2. Langkah 2 SADARI
Perhatikan kembali kedua payudara sambil mengankat kedua tangan di atas kepala, dilanjutkan dengan meletakkan kedua tangan di pinggang sambil
menekan agar otot dada berkontraksi. Bungkukkan badan untuk melihat apakah kedua payudara menggantung seimbang.
Dengan lembut tekan masing-masing putting dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk melihat apakah ada cairan yang keluar.
12
Gambar 2.3. Langkah 3 SADARI
Kemudian, dilakukan perabaan payudara. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil berdiri atau berbaring. Jika memeriksa payudara sambil berbaring,
diletakkan sebuah bantal di bawah pundak sisi payudara yang akan diperiksa.
Gambar 2.4. Langkah 4 SADARI
Angkat lengan kiri ke atas kepala. Gunakan lengan kanan untuk menekan payudara kiri dengan ketiga jari tengah telunjuk, tengah, manis. Mulailah dari
daerah putting susu dan gerakan ketiga jari tersebut dengan gerakan memutar di seluruh permukaan payudara.
13
Gambar 2.5. Langkah 5 SADARI
Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan. Pastikan untuk memeriksa daerah yang berada di antara payudara, di bawah lengan dan di bawah
tulang selangka. Angkat lengan kanan ke atas kepala dan ulangi pemeriksaan untuk
payudara sebelah kanan dengan menggunakan tangan kiri. Jika payudara biasanya memiliki benjolan, harus diketahui berapa banyak benjolan yang teraba beserta
lokasinya. Bulan berikutnya, harus diperhatikan apakah terdapat perubahan ukuran maupun bentuk benjolan tersebut dibandingkandengan bulan sebelumnya.
Jika ada cairan dari putting yang tampak seperti darah atau nanah, pada ibu yang tidak menyusui, maka harus segera menemui petugas kesehatan untuk
memeriksakan diri lebih lanjut. Dengan menggunakan teknik yang samam setiap bulan, akan membantu
untuk mengetahui lebih awal apabila kelainan pada payudara.
14
2.3 Kanker Payudara 2.3.1 Definisi Kanker Payudara