b. Fase Gigi Desidui
Erupsi gigi desidui dimulai dari usia 6 bulan. Pada usia sekitar 2,5 sampai 3 tahun gigi desidui telah erupsi semua.
3
Jumlah gigi pada fase ini adalah 20 gigi desidui. Gigi desidui ini bersifat sementara, setelah 2 sampai 3 tahun kemudian, gigi desidui ini
akan diganti menjadi gigi permanen. Urutan erupsi gigi ini dapat bervariasi tetapi memiliki karateristik sebagai berikut
20
Gambar 2: -
Insisivus sentral mandibula erupsi pertama; -
Diikuti dengan insisivus sentral maksila dan setelah itu insisvus lateral maksila; -
Erupsi insisivus lateral mandibula dan molar pertama mandibula juga maksila; -
Kaninus maksila dan mandibula erupsi; -
Molar kedua desidui mandibula erupsi lalu molar kedua desidui maksila Posisi insisivus desidui lebih tegak dibandingkan dengan insisivus permanen dan
biasanya terdapat diastema di antara gigi-gigi tersebut yang merupakan diastema fisiologi. Apabila diastema ini tidak ada saat fase gigi desidui, maka hampir bisa
dipastikan gigi-gigi permanennya akan terletak berjejal crowded.
8,19
Gambar 2. Fase gigi desidui.
22
c. Fase Gigi Bercampur
Fase ini merupakan fase transisi dari fase gigi desidui ke fase gigi permanen yang dimulai pada usia 6 tahun, ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen
Universitas Sumatera Utara
dan diikuti erupsi insisivus Gambar 3. Fase ini berakhir pada usia 12 tahun. Di fase gigi bercampur, terlihat gigi desidui dan gigi permanen berada di dalam rongga mulut.
Proses erupsi gigi permanen, akan terjadi resorpsi tulang dan akar gigi desidui yang mengawali pergantian gigi desidui oleh gigi permanennya.
19,20
Gambar 3. Fase gigi bercampur.
22
d. Fase Gigi Permanen
Fase ini ditandai dengan erupsinya semua gigi permanen kecuali molar ketiga. Urutan erupsi pada fase ini biasanya dimulai dari molar pertama permanen mandibula.
3
Kemudian diikuti dengan insisivus sentral, insisivus lateral, kaninus, premolar pertama, premolar kedua dan molar kedua.
3,20
Pada maksila, premolar pertama dan kedua erupsi lebih dulu dibandingkan dengan kaninus Gambar 4. Dibandingkan dengan fase gigi
bercampur, fase ini masih lebih stabil.
6
Ada beberapa keadaan yang terlihat pada gigi-gigi permanen adalah
19,20
: -
Pada saat oklusi gigi atas terletak lebih ke labial dan bukal daripada gigi bawah -
Insisivus lebih proklinasi dan gigi posterior bukoklinasi -
Semua gigi permanen mempunyai kontak dengan dua gigi antagonisnya kecuali insisivus sentralis bawah dan molar kedua atas
- Kurva anteroposterior di rahang bawah kurva spee normal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.Fase gigi permanen.
22
2.2 Fase Gigi Bercampur
Selama fase gigi bercampur, dapat kita jumpai gigi desidui dan gigi permanen berada di dalam rongga mulut. Urutan erupsi gigi permanen dimulai dengan erupsinya
molar pertama permanen pada usia sekitar 6 tahun. Kemudian diikuti dengan erupsi gigi insisivus pada usia 7 dan 8 tahun. Lalu erupsi gigi premolar, kaninus dan molar kedua
permanen.
20
Oklusi pada fase gigi bercampur bersifat sementara dan tidak statis sehingga memungkinkan terjadinya maloklusi. Oleh karena itu, pada fase ini merupakan waktu
yang tepat untuk dilakukan perawatan interseptif ortodontik untuk mencegah berkembangnya maloklusi dan memungkinkan pencapaian perkembangan wajah yang
harmonis.
2,6
Fase gigi bercampur dibagi ke dalam tiga fase, yaitu fase transisi pertama, inter-transisi, dan transisi kedua.
21,23
2.2.1 Fase transisi pertama
Fase ini ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen dan pergantian insisivus desidui oleh insisivus permanen. Erupsinya molar pertama permanen dimulai
sekitar usia 6 tahun dan diikuti dengan erupsinya insisivus sentralis rahang bawah.
3,20
Hubungan oklusal pada fase gigi bercampur berhubungan dengan gigi permanen. Lokasi dan hubungan molar pertama permanen sangat bergantung pada
kontak permukaan distal molar kedua desidui rahang atas dan rahang bawah.
9
Molar pertama permanen menuntun ke dalam lengkung gigi oleh permukaan distal dari molar
kedua desidui. Terdapat tiga tipe hubungan molar pertama permanen, yaitu
9,19-23
:
Universitas Sumatera Utara
a. Flush terminal plane
: permukaan distal molar kedua rahang atas dan molar kedua desidui rahang bawah dalam satu dataran vertikal Gambar 6. Tipe hubungan ini
disebut dengan satu dataran vertikal flush terminal plane dan diperoleh relasi molar pertama tonjol lawan tonjol. Ini merupakan keadaan normal dari gigi desidui, dan dapat
terkoreksi dengan pergerakan molar rahang bawah ke depan sejauh 3-5 mm terhadap rahang atas memanfaatkan developmental space maupun Leeway space yang ada
sehingga relasi molar Klas I Angle dapat tercapai Gambar 7.
19-23
Pergeseran molar rahang bawah dari satu dataran vertikal menjadi Klas I Angle dapat terjadi dengan dua cara, yaitu the early shift dan the late shift.
5,9,19-23
The early shift terjadi selama awal fase gigi bercampur. Early mesial shift ini
dimana pada primate space rahang bawah diastema yang terdapat diantara insisivus lateral dan kaninus desidui atas dan diantara kaninus desidui dan molar pertama desidui
bawah akan tertutup oleh pergerakan ke depan molar pertama permanen Gambar 5A.
23
The late mesial shift terjadi dimana molar pertama permanen bawah hanya
bergerak ke mesial secara langsung setelah kehilangan gigi molar kedua desidui bawah Gambar 5B. Karena panjang mesiodistal pada mahkota molar kedua desidui bawah
lebih besar daripada rahang atas, maka kehilangan gigi tersebut menghasilkan pergerakan mesial yang besar oleh molar pertama permanen bawah.
23
Gambar 5. Pergeseran molar rahang bawah: A Early mesial
shift. B Late mesial shift.
24
Universitas Sumatera Utara
b. Mesial step terminal plane
: tipe hubungan ini terlihat permukaan distal molar kedua desidui rahang bawah berada lebih mesial daripada molar kedua desidui rahang
atas Gambar 6. Kemudian molar pertama permanen secara langsung erupsi dalam relasi Klas I Angle. Tipe ini biasanya terjadi pada awal pertumbuhan mandibula ke
depan. Jika pertumbuhan mandibula terus berlanjut, maka dapat terjadi relasi molar Klas III Angle. Jika pertumbuhan mandibula ke depan minimal, maka akan terjadi relasi
molar Klas I Angle Gambar 7.
5,9,19-23
c. Distal step terminal plane
: karateristik tipe ini bila permukaan distal molar kedua desidui rahang bawah berada lebih distal daripada molar kedua desidui rahang
atas Gambar 6. Kemungkinan relasi molar pada tipe ini adalah Klas II Angle Gambar 7.
5,9,19-23
Gambar 6. Tiga tipe hubungan molar pertama permanen: A Flush terminal plane BMesial step CDistal step.
9
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Hubungan oklusal pada gigi desidui dan gigi permanen.
5
Perubahan pada insisivus terjadi selama fase transisi pertama dimana insisivus desidui digantikan dengan insisivus permanen. Insisivus sentralis bawah merupakan
yang pertama erupsi. Insisivus permanen memiliki ukuran lebih besar daripada insisivus desidui. Perbedaan mesiodistal di antara gigi insisivus desidui dan permanen disebut
dengan incisal liability.
23,24
Pada segmen anterior, keempat insisivus permanen maksila rata-rata 7,6 mm lebih besar daripada insisivus desidui. Sedangkan pada insisivus
permanen mandibula rata-rata 6,0 mm lebih besar daripada insisivus desidui.
24
Bhalajhi 2009 menyatakan bahwa incisal liability pada rahang atas rata-rata 7 mm, sedangkan
pada rahang bawah 5 mm.
23,24
Incisal liability ini dapat dibagi oleh beberapa faktor
12,24
: a.
Pemanfaatan ruangan diantara gigi pada gigi desidui akan menyediakan ruang 4 mm di rahang atas dan 3 mm di rahang bawah.
b. Peningkatan lebar antar kaninus.
Universitas Sumatera Utara
c. Perubahan inklinasi insisivus dari 150 ke 123 akan menyediakan ruang 2-3
mm.
Gambar 8. Perubahan inklinasi gigi insisivus permanen dan
desidui.
25
2.2.2 Fase Inter-Transisi
Fase ini merupakan fase yang stabil dan hanya terjadi perubahan yang sedikit. Di fase ini terlihat pada rahang atas maupun pada rahang bawah terdapat gigi desidui dan
gigi permanen secara bersamaan. Gigi molar dan kaninus desidui dijumpai di antara gigi insisivus permanen dan molar pertama permanen.
6,12,22,24,25
Ada beberapa karateristik pada fase ini, yaitu
25
: 1.
Oklusal dan interproksimal pada gigi desidui terlihat rata dikarenakan morfologi oklusal yang menyerupai dataran.
2. Pembentukan akar terjadi pada insisivus, kaninus dan molar yang akan
erupsi dengan seiringnya peningkatan puncak prosesus alveolar. 3.
Resorpsi akar pada molar desidui.
2.2.3 Fase Transisi Kedua
Karateristik pada fase ini ditandai dengan pergantian molar kedua dan kaninus desidui oleh kaninus dan premolar permanen. Kombinasi lebar mesiodistal kaninus
Universitas Sumatera Utara
desidui dan premolar biasanya lebih kecil daripada gigi yang akan digantikan. Akibat perbedaan ukuran ini akan dijumpai kelebihan ruang yang oleh Nance disebut dengan
Leeway space.
2,3,6,7,11
Besar Leeway space pada mandibula lebih besar daripada maksila. Kelebihan ruang yang tersedia setelah pergantian molar dan kaninus desidui dimanfaatkan untuk
pergeseran ke arah mesial oleh molar bawah agar terjadi relasi molar Klas I Angle.
23
Pada usia 8-9 tahun terlihat insisivus sentralis permanen bawah yang biasanya dalam keadaan berkontak satu dengan lainnya sedangkan insisivus sentralis atas sering
erupsi dalam keadaan condong ke distal sehingga terdapat diastema di antara kedua insisivus sentralis dan ini disebut the ugly ducking stage.
19,23,24
Kondisi ini akan terkoreksi sendiri dimana benih kaninus permanen dalam erupsinya ke arah labial
mempengaruhi akar insisivus lateralis permanen atas dan mendorong insisivus lateralis ke mesial. Bila kaninus permanen telah erupsi, insisivus lateralis dapat menegakkan diri
dan diastema akan tertutup.
19,20,23
2.3 Leeway space
Ukuran mesiodistal gigi bervariasi antara satu individu dengan individu lain. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras, genetik, dan jenis kelamin. Jumlah lebar
mesiodistal kaninus desidui, molar pertama dan kedua desidui lebih besar daripada jumlah lebar mesiodistal gigi penggantinya. Perbedaan ukuran ini akan menghasilkan
ruang pada regio kaninus dan premolar pada kedua rahang yang disebut dengan Leeway space
Gambar 9.
2,3,6,7,11
Leeway space pada rahang bawah lebih besar daripada rahang atas. Jumlah rata-
rata besar Leeway space pada rahang atas adalah 1,8 mm 0,9 mm untuk tiap sisi. Dan untuk rahang bawah rata-rata 3,4 mm 1,7 mm untuk tiap sisi.
21
Terkadang kombinasi jumlah gigi yang belum erupsi lebih besar daripada ruang yang tersedia. Kondisi ini
disebut Leeway space deficiency, dan ini menyebabkan gigi menjadi berjejal crowded.
9
Pada saat molar kedua desidui tanggal, molar pertama permanen akan bergerak relatif cepat ke arah mesial menempati Leeway space.
9,19,20,23,24
Hal ini berdampak pada
Universitas Sumatera Utara
pengurangan panjang lengkung rahang. Diperlukannya tindakan ortodontik apabila terjadi kecenderungan berkembangnya maloklusi.
19
Gambar 9. Leeway space.
9
2.4 Metode Analisis Ruang pada Masa Gigi Bercampur