Definisi Operasional Prosedur Kerja

3.5.5 Variabel tak terkendali

- Bahan cetak - Bahan pengisi cetakan - Nutrisi

3.6 Definisi Operasional

- Model studi : hasil cetakan gigi pasien yang diisi dengan gips keras dental stone . - Morfologi normal : gigi insisivus permanen rahang bawah, kaninus desidui, molar pertama desidui, dan molar kedua desidui bebas dari cacat. - Cacat interproksimal : terdapat restorasi atau karies yang melibatkan mesiodistal gigi. - Ukuran gigi insisivus : lebar mesiodistal gigi insisivus diukur dari jarak terluas kontak mesiodistal dari insisivus dengan cara meletakkan ujung kaliper sejajar aksis panjang gigi. - Ukuran keempat insisivus : jumlah hasil pengukuran masing-masing gigi insisivus. - Metode Moyers : metode yang menggunakan jumlah mesiodistal keempat gigi insisivus rahang bawah untuk memprediksi gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua berdasarkan tabel probabilitas Moyers pada derajat kepercayaan 75. - Murid Sekolah Dasar : anak laki-laki maupun perempuan yang belajar di Sekolah Dasar di Medan - Available space : ruang yang tersedia pada regio kaninus-premolar permanen diukur dengan cara meletakkan ujung tip kaliper sejajar aksis panjang gigi dari distal insisivus lateralis permanen sampai mesial molar pertama permanen. - Required space : ruang yang dibutuhkan bagi gigi kaninus-premolar permanen yang akan erupsi sebesar jumlah mesiodistal gigi kaninus-premolar yang diprediksikan pada tabel Moyers pada derajat kepercayaan 75. Universitas Sumatera Utara - Leeway space : selisih dari jumlah lebar mesiodistal gigi kaninus desidui, molar pertama dan kedua desidui dengan gigi kaninus, premolar pertama dan kedua permanen. - Ras Deutro-Melayu : ras yang terdiri dari suku Aceh, Minangkabau, Lampung, Rejang Lebong, Jawa, Madura, Bali, Makasar, Bugis, Melayu, Manado, dan Sunda. - Crowded : keadaan gigi yang berjejal di luar susunan yang normal. - Diastema : ruang di antara dua gigi yang seharusnya berkontak.

3.7 Sarana Penelitian

3.7.1 Alat dan Bahan

1. Alat diagnostik, yaitu tiga serangkai berupa kaca mulut merek Yamaco, sonde merek Smic, dan pinset merek Smic untuk pemeriksaan klinis 2. Sendok cetak 3. Rubber bowl dan spatula 4. Bahan cetak Alginate 5. Dental Stone 6. Digital kaliper merek Krisbow 7. Kalkulator merek Sharp 8. Pensil mekanik merek Faber Castell 9. Penghapus merek Pentel 10. Penggaris besi merek Staedller 11. Model studi rahang atas dan rahang bawah 12. Tabel probabilitas Moyers dengan derajat kepercayaan 75 Universitas Sumatera Utara Gambar 10. Alat dan bahan penelitian

3.8 Prosedur Kerja

1. Menentukan lokasi Sekolah Dasar yang akan dijadikan lokasi penelitian secara acak berlapis pada 21 Kecamatan di kota Medan, yang kemudian diambil 10 Kecamatan. Dari 10 Kecamatan tersebut diambil beberapa sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi pada tiap Kecamatan. 2. Memilih sampel murid Sekolah Dasar yang berasal dari ras Deutro-Melayu yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner. 3. Sampel ras Deutro-Melayu yang telah didapat dari kuesioner, dilakukan pemeriksaan klinis berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi lalu dilakukan pencetakan dengan bahan cetak alginate. 4. Pencetakan rahang atas dan rahang bawah, regio rahang atas dilakukan dengan garis Kamfer pasien sejajar lantai. Kemudian hasil cetakan diisi dengan dental stone tidak lebih dari 15 menit yang dilakukan di masing-masing Sekolah Dasar. 5. Kaliper digunakan untuk mengukur lebar mesiodistal keempat insisivus permanen rahang bawah pada model dengan cara meletakkan ujung tip kaliper sejajar aksis panjang gigi Gambar 11. 6. Prediksikan required space menggunakan tabel probabilitas Moyers dengan derajat kepercayaan 75. Universitas Sumatera Utara 7. Ukur available space Gambar 11. 8. Ruang yang tersedia dibandingkan dengan ruang yang diprediksi. Leeway space diperoleh dari selisih antara available space dengan required space. 9. Untuk mendapatkan data yang valid, terlebih dahulu dilakukan uji operator. Sebanyak 10 model studi dipilih secara acak dari 80 sampel penelitian kemudian dilakukan pengukuran terhadap lebar mesiodistal keempat insisivus permanen rahang bawah dan available space masing-masing sebanyak dua kali pengukuran dengan interval waktu 24 jam. Hasil perhitungan pertama dan kedua dengan uji-t berpasangan menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan p 0,05 maka operator layak untuk melakukan pengukuran tersebut. 10. Dalam satu hari, pengukuran hanya dilakukan pada 10 model studi untuk menghindari kelelahan mata peneliti sewaktu membaca skala yang terdapat pada kaliper sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat kemudian data diolah dan dianalisis. Gambar 11.Cara pengukuran ruangan: A Pengukuran required space B Pengukuran available space

3.9 Cara Pengumpulan Data