Pemilihan Film dan Sensor

xxv 5. Daerah yang disinar harus sekecil mungkin, misalnya dengan mempergunakan konus untuk radiografi atau diafragma untuk sinar tembus; 6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin; 7. Alat kelamin dilindungi sebisanya; 8. Pasien hamil, terutama trimester pertama tidak boleh diperiksa radiografi. c. Persiapan lingkungan terhadap proteksi radiasi : 1. Memastikan perangkat sinar-X digunakan dengan teknik yang baik dan parameter secara fisika terhadap berkas radiasi ditetapkan dengan benar; 2. Mengurangi efek maksimal dari kemungkinan kebocoran dengan menggunakan kepala tabung harus radiopak; 3. Filtrasi dari berkas sinar-X dengan mengatur ketebalan filter. Ketebalan filter bergantung pada tegangan operasi dari peralatan sinar-X. Tegangan mencapai 70 kVp ketebalan filter setara dengan ketebalan alumunium 2,5 mm untuk kekuatan tabung sinar-X antara 70-100kVp. Penggunaan apron telah direkomendasikan sejak dahulu dalam rangka untuk menghilangkan kecemasan pada pasien. 6 UK Guidance Notes for dental practitioners tentang penggunaan yang aman dari peralatan X-ray, dengan jelas menganjurkan penggunaan apron secara rutin untuk pasien yang melakukan radiografi kedokteran gigi.

2.3.4 Pemilihan Film dan Sensor

1. Film Dibidang kedokteran gigi, terdapat dua jenis film yang digunakan yaitu : a. Non-screen film film intra oral Jenis film yang digunakan untuk film intra oral dimana dibutuhkan kualitas gambar yang baik dan detail anatomi yang jelas. Ukuran film yang sering digunakan antara lain 31 x 41 mm untuk periapikal, 22 x 35 mm bitewing dan 57 x 76 mm untuk foto oklusal. 7 Film intra oral di Kedokteran Gigi tersedia dalam dua kelompok kecepatan D dan E. Secara klinis, kelompok E hampir 2x lebih cepat dari film kelompok D dan sekitar Universitas Sumatera Utara xxvi 50x lebih cepat film biasa. Pengurangan dosis pasien hingga 60 dibandingkan film E dan 77 film D didapat bila menggunakan radiografi intra oral digital direct. Film ini dikemas dalam satu paket yang terdiri dari :  Pembungkus luar dari plastik lunak yang berfungsi untuk melindungi dari cairan saliva yang dapat mengkontaminasi film.  Kertas hitam yang berfungsi untuk melindungi film dari cahaya yang dapat merusak film, dan mencegah masuknya saliva ke film.  Lead foil terletak dibelakang film, yang berfungsi untuk mencegah adanya sisa radiasi yang dapat melewati film menuju ke jaringan pasien.  Film, yang terdiri dari: o Plastic base merupakan bahan dasar yang transparan dan terbuat dari selulosa asetat dengan ketebalan ± 0,2 mm. o Lapisan adhesif gelatin yang memfiksasi emulsi melekat pada bahan dasar. o Lapisan pelindung protective layer yang berfungsi melindungi emulsi dari kerusakan mekanis. o Emulsi kristal AgBr. b. Screen film film ekstra oral Jenis film ini saat penggunaanya dikombinasikan dengan intensifying screens pada cassette. Keuntungannya adalah digunakan tingkat exposure yang pendek dari sinar-X, sehingga dosis radiasi yang diberikan ke pasien menjadi rendah. Namun, kualitas gambar yang dihasilkan lebih rendah jika dibandingkan dengan non-screen film. Ukuran screen film, terdiri dari 15 cm x 30 cm panoramik, 24 cm x 30 cm cephalometry dan 13 cm x 15 cm carpal bone. 8 Bagian-bagian screen film sebenarnya sama dengan bagian non-screen film, tapi screen film memiliki : 8  Emulsi AgBr pada film ini lebih sensitif terhadap cahaya biasa daripada sinar-X. Universitas Sumatera Utara xxvii  Terdapat beberapa emulsi yang produksinya sensitif terhadap cahaya biru, cahaya hijau, dan cahaya merah. Tingkat sensitifitas tergantung dari jenis intensifying screen yang digunakan, yaitu : o Standard emulsi AgBr sensitif terhadap cahaya biru o Modifikasi emulsi AgBr dengan ultraviolet sensitizer sensitif terhadap cahaya ultraviolet o Emulsi orthochromatic sensitif terhadap cahaya hijau o Emulsi panchromatic sensitif terhadap cahaya merah 2. Sensor Digital Imaging merupakan hasil interaksi sinar-X dengan elektron dalam sensor pixel elektronik elemen gambar, konversi data analog ke data digital, prosesing komputer dan display gambar tampak pada layar komputer. Data didapat melalui sensor yang berkomunikasi dengan komputer. Digital imaging ini ada dua metode pengambilan gambarnya yaitu direct digital imaging dan indirect digital imaging. 3 a. Direct Digital Imaging Metode direct digital imaging memproduksi gambaran dinamik yang menyediakan tampilan gambar secara langsung, peningkatan kualitas gambar, penyimpanan, retrieval dan transmisi. Sensor digital lebih sensitive dibanding film dan menghasilkan paparan radiasi yang lebih rendah. Sensor direct digital imaging ada charge-coupled device CCD atau complementary metal oxidesemiconductor active pixel sensor CMOS-APS. CCD digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk radiografi intra oral, panoramik dan sefalometri. Detektor CCD mempunyai permukaan aktif yang lebih kecil areanya dibandingkan detektor lain. 3 b. Indirect Digital Imaging Metode Indirect digital imaging menyiratkan gambar yang telah dipapar secara analog dan dikonversikan menjadi format digital. Teknik indirect digital imaging menggunakan scan optical untuk mengkonversikan gambaran analog ke digital. Teknik ini membutuhkan scanner optical yang bisa memproses gambar transparan serta perangkat lunak yang sesuai untuk menghasilkan citra digital. Contoh sensor Universitas Sumatera Utara xxviii gambar yang digunakan dalam metode indirect ini adalah PSP Photo Stimuable Phosphor Plates . Foto ini diambil di plat fosfor sebagai informasi analog dan diubah menjadi format digital ketika plat diproses. PSP terdiri dari dasar poliester dilapisi dengan emulsi halida kristal yang mengubah radiasi-X menjadi energi yang tersimpan. 3

2.3.5 Melakukan Exposure

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Berdasarkan Tahun Kepaniteraan Klinik Mengenai Penggunaan Radiografi kedokteran gigi

1 97 51

Perbedaan Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pria Dan Wanita Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia

2 66 46

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 1 2

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

2 2 18

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 2

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran Gigi - Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Berdasarkan Tahun Kepaniteraan Klinik Mengenai Penggunaan Radiografi kedokteran gigi

0 0 17

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Berdasarkan Tahun Kepaniteraan Klinik Mengenai Penggunaan Radiografi kedokteran gigi

0 0 13