Poros dengan Tegangan Lentur Bending stress

yang sejajar dengan sumbu benda tetap, tidak mengalami perubahan, ini disebut sebagai bidang netral seperti terlihat pada gambar 2.19. di bawah ini. Gambar 2.19. Tegangan bending. Pergeseran shear adalah keadaan dimana dua buah benda yang saling bertumpukan bergeser akibat arah gaya yang berlawanan. Salah satu contoh pada frame paratrike yang akan dirancang dan menerima gaya pergeseran shear adalah pada titik center of gravity dan letak tumpuan lainnya. Bending atau kombinasi semua tegangan dan regangan adalah keadaan dimana sebuah benda mengalami tegangan dan regangan secara bersamaan. pada struktur pesawat paralayang model paratrike banyak struktur yang mengalami bending. sehingga akan berlakunya persamaan di bawah ini: Persamaan umum tegangan lentur, adalah : ε δ = δ y = R 2.12 Keterangan : I = Inersia pada sumbu benda I xx atau I yy . y = Jarak dari bidang netral ke permukaan luar benda. E = Modulus elastisitas Young. R = Radius kelengkungan benda.

2.8.2. Poros dengan Beban Lentur

Poros yang terpasang pada rangka paratrike ini terdapat satu poros artinya sebuah poros menahan keseluruhan beban yang dibantu dengan peredam kejut suspensi sehingga beban yang diterima oleh poros diredam oleh suspensi. Poros yang digunakan dalam perancangan ini adalah poros yang tidak menghantarkan putaran dari komponen lain, melainkan hanya sebagai alat bantu glinding roda saja yang ditahan oleh lengan ayun. Akibat adanya pembebanan pada poros, maka akan terjadi lenturan sehingga timbul momen sebagi reaksi dari pembebanan yang bekerja pada tumpuan, perlu dihitung terlebih dahulu gaya reaksi tumpuan akibat adanya reaksi pembebanan. Sularso dan Suga, 1997. Tegangan yang diijinkan dari bahan poros menggunakan bahan jenis S-F harga safety faktor SF1 diambil 5,6 dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh massa, dan baja paduan Sularso dan Suga, 1997. Besar harga tegangan pada gandar dapat dicari menggunakan persamaan seperti tertulis di bawah ini : = 2.13.a = 2.13.b Keterangan : = Tegangan geser yang dijinkan Nmm 2 A = Luas penampang mm F = Gaya N = Safety faktor = Kekuatan tarik Nmm 2 Dalam merancang suatu mesin, harus memperhatikan aspek kekuatan material bahan gaya yang bekerja. Gaya-gaya yang bekerja harus lebih kecil dari tegangan yang diijinkan. Mengingat macam-macam beban serta sifat beban, disarankan dalam menghitung diameter poros d s untuk memasukkan pengaruh kelelahan karena beban berulang. Harga faktor koreksi Kt untuk momen puntir atau torsi diberikan pada tabel 2.1. Sularso dan Suga, 1997. Tabel 2.1. Faktor koreksi untuk momen puntir, Sularso dan Suga, 1997 Pembebanan Faktor koreksi Beban dikenakan secara halus 1,0 Kejutan atau tumbukan besar 1,0-1,5 Sedangkan untuk momen lentur, faktor koreksi K m sesuai dengan tabel 2.2. Tabel 2.2. Faktor koresi untuk momen lentur, Sularso dan Suga, 1997 Pembebanan Faktor koreksi Pembebanan tetap 1,5 Pembebanan dengan tumbukan ringan 1,5-2,0 Pembebanan dengan tumbukan berat 2-3 Diameter poros dapat dihitung dengan menggunakan persamaan, Sularso dan Suga, 1997 d s = [ ] 13 2.14 keterangan : d s = Diameter Poros mm