Perhitungan dan pemilihan Pegas

Tidak Gambar 3.13. Diagram alir perhitungan pegas. A 9 Menghitung lendutan efektif 10 Menghitung lendutan total 11 Menghitung tinggi mampat 12 H t : H c 13 Diameter dan lendutan pegas baik SELESAI 14 Pemilihan pegas dilapangan Ya Pada proses perancangan frame pesawat paratrike terdapat suatu pegas, adapun langkah-langkah merancang dan memilih pegas antara lain: 1. Mulai Mulai adalah tahap awal melakukan proses perhitunga pegas. 2. Menentukan Letak dan Besar Beban 3. Tahap awal dalam perancangan pegas adalah menentukan Letak dan Besar Beban. Hal ini bertujuan untuk memepermudah pemilihan dan penyelesaian perhitungan pegas. 4. Menghitung Indeks Pegas c Indeks pegas didapat melalui pembagian antara D dan d dimana D adalah diameter lilitan pegas, sedangkan d adalah diameter kawat pegas. Tujuan perhitungan ini adalah untuk mempermudah menghitung faktor tegangan wahl, karena pada perhitungan tersebut memerlukan harga dari indeks pegas. 5. Menghitung Diameter Kawat Tujuan dari menghitung diameter kawat adalah untuk dapat menentukan diameter kawat pegas yang akan digunakan dan sesuai dengan kebutuhannya. 6. Menghitung Faktor Tegangan wahl K K disebut faktor tegangan dari wahl, yang merupakan fungsi dari indeks pegas c. 7. Menentukan Rencana Pembebanan Penentuan perencanaan pembebanan adalah dengan menjumlahkan seluruh beban yang terdapat pada paratrike meliputi beban pilot beban frame, mesin, dan propeller. Sehingga didapatnya beban maksimal yang akan diterima oleh pegas. 8. Tegangan Geser Sebanding Tegangan Geser Ijin Jika tegangan geser sebanding dengan tegangan geser ijin, maka dapat melanjutkan proses berikutnya, jika tidak maka kembali lagi ke proses menghitung indeks pegas. 9. Menghitung Jumlah Lilitan n Menghitung jumlah lilitan adalah faktor yang mempengaruhi besar kecilnya diameter kawat, semakin banyak jumlah lilitan maka semakin kecil diameter kawat pegas demikian juga sebaliknya, semakin sedikit jumlah lilitan maka semakin besar diameter kawat pegas. Jadi menghitung jumlah lilitan yang akan digunakan harus sesuai dengan kebutuhan. 10. Menghitung Lendutan Awal Lendutan awal merupakan lendutan yang diakibatkan oleh pembebanan awal, sehingga pegas mengalami perubahan panjang pada lilitan pegas yang terpasang. Namun pada lendutan awal biasanya hanya mengalami perubahan pajang relative kecil. 11. Menghitung Lendutan Efektif Lendutan efektif adalah lendutan yang mampu diterima oleh pegas dengan baik. 12. Menghitung Lendutan Total Lendutan total adalah lendutan maksimal yang mampu ditahan oleh pegas, biasanya lendutan total ini terjadi bila diberikan beban maksimal dan tidak beraturan pembebanannya. 13. Menghitng Tinggi Mampat Tinggi mampat adalah jarak antara ulir pegas atas dan bawah yang dimampatkan hingga padat, maka panjang padat pegas adalah H c , untuk jumlah lilitan mati pada ujung-ujungnya. 14. Lendutan Total Sebanding Dengan Tinggi Mampat Pegas Jika lendutan total sebanding dengan tinggi mampat pegas maka perancangan pegas tersebut memenuhi kriteria aman, jika tidak maka kembali ke proses menghitung lendutan total. 15. Diameter dan Lendutan Pegas Baik Jika semua proses diatas sudah terpenuhi maka diameter dan lendutan pegas dapat dikategorikan baik. 16. Pemilihan pegas dilapangan Cara pemilihan pegas dilapangan adalah dengan menyesuaikan hasil perhitungan pegas atau yang mendekati hasil perhitungan pegas, sehingga pada saat pemilihan pegas yang ada dilapangan tidak mengalami kesulitan memilih pegas yang sesuai dengan perancangan.. 17. Selesai Selesai adalah tahapan paling akhir pada suatu proses. 133

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Evaluasi Desain

Frame Pesawat Paratrike Berdasarkan hasil evaluasi desain di lapangan ditemukan beberapa permasalahan yaitu gandar roda mengalami patah pada saat mendarat karena beban kejut yang berlebihan, Kontruksi frame paratrike sederhana, frame paratrike tidak dilengkapi dengan sistim peredam kejut yang baik, bahan yang digunakan untuk membuat frame paratrike stainless steel, harga satu unit paratrike cukup mahal dan belum banyak tersedia komponen-komponen buatan dalam negeri sehingga, paratrike belum berkembang secara luar di Indonesia. Hal ini, disebabkan oleh belum banyak orang yang mencoba untuk melakukan riset tentang hal tersebut. Maka dari itu, perlu dilakukan merancangan dan memodifikasi ulang frame pesawat paratrike untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

4.2. Paratrike

Paratrike adalah suatu alat bantu olahraga dirgantara yang ringkas dan terdiri dari beberapa komponen pendukung antara lain: frame, mesin, propeller, dan parasut sebagai alat bantu take off. Paratrike dirancang untuk memenuhi kebutuhan penerbang yang mengalami cidera fisik, serta sudah tidak mampu lagi menggunakan paramotor foot launch. Sedangkan paratrike tidak jauh berbeda dengan paramotor perbedaannya hanya pada rangka. Desain perancangan frame pesawat paratrike dapat lihat pada gambar 4.1. dibawah ini. Gambar 4.1. Paratrike. Adapun perhitungan perhitungan yang menyertai dalam perancangan frame pesawat paratrike ini antara lain yaitu perhitungan gandar, perhitungan dan pemilihan bantalan, perhitungan dan pemilihan sambungan ulir, perhitungan dan pemilihan sambungan las, perhitungan dan pemilihan pegas. Berdasarkan uraian diatas, tiap bagian akan dijelaskan secara detail dalam perhitungan dan pemilihan bahan dibawah ini.

4.3. Perancangan Gandar

Perancangan gandar dilakukan guna untuk mengetahui ukuran-ukuran minimum diameter gandar yang dapat digunakan pada frame pesawat paratrike. Selain itu, perancangan gandar dapat digunakan untuk mengetahui aksi dan reaksi gaya pada mekanisme tersebut. Gandar diasumsikan untuk meneruskan gaya statis, dengan melihat sistem kerjanya diketahui bahwa gandar hanya digunakan untuk mekanisme penerus gaya yang cenderung diam tidak menghantarkan putaran, sehingga gandar tidak menerima momen puntir. Adapun perhitungan gandar yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: