Klasifikasi dan Kriteria Pemilihan Bantalan

bantalan berbeda-beda toleransi yang dipakainya. Perhitungan yang digunakan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut : a. Beban Ekivalen p = r Y 2.26 Keterangan: P = Beban radial ekivalen X = Faktor Radial Y = Faktor aksial Fr = Beban radial F ɑ = Beban aksial Faktor V sama dengan 1 untuk pembebanan pada cicin yang berputar, dan 1,2 untuk pembebanan pada cincin luar yang berputar. Harga-harga X dan Y terdapat dalam lampiran 1. b. Factor Kecepatan Factor kecepatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : = . n 13 2.27 Keterangan : = Faktor Kecepatan n = Putaran poros rpm c. Faktor Umur Persamaan yang dipakai untuk menghitung faktor umur adalah : c p 2.28 Keterangan: = Faktor umur = Faktor Kecepatan C = Beban nominal dinamis spesifik kg P = Beban ekivalen dinamis kg d. Umur Nominal Umur nominal bantalan dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : L h = 500 f h 3 2.29 Keterangan : L h = Umur nominal jam f h = Faktor umur e. Keandalan Umur Keandalan umur dapat diketahui menggunakan persamaan dibawah ini : L n = ɑ 1 ɑ 2 ɑ 3 L h 2.30 Keterangan : L n = Kendala Umur jam ɑ 1 = Faktor kendala dapat dilihat pada tabel 2.3. ɑ 2 = Faktor bahan, ɑ 2 = 1 untuk bahan baja yang dicairkan secara terbuka, 3 untuk baja de-gas hampa. ɑ 3 = Faktor kerja ɑ 3 = 1 untuk kondisi kerja normal, kurang dari 1 untuk kondisi kerja tidak normal. L h = Umur nominal jam Tabel 2.3. dapat digunakan untuk menentukan faktor kendala pada bantalan, seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.3. Harga faktor kendala, Sularso dan Suga, 1997 Faktor kendala Ln ɑ n 90 95 96 97 98 99 L 10 L 5 L 4 L 3 L 2 L 1 1,00 0,62 0,53 0,44 0,33 0,21

2.10. SAMBUNGAN LAS

Sambungan las adalah sebuah sambungan permanen yang diperoleh dengan peleburan sisi dua bagian yang disambung bersamaan, dengan atau tanpa tekanan dan bahan pengisi. Panas yang dibutuhkan untuk peleburan bahan diperoleh dengan pembakaran gas untuk pengelasan gas atau bunga api listrik untuk las listrik. Pengelasan secara intensif digunakan dalam fabrikasi sebagai metode alternatif untuk pengecoran atau forging tempa dan sebagai pengganti sambungan baut dan keling. Sambungan las juga digunakan sebagai media perbaikan misalnya untuk menyatukan logam akibat crack retak, untuk menambah luka kecil yang patah seperti gigi gear.

2.10.1. Kekuatan sambungan las fillet melintang

Lap joint sambungan las fillet melintang dirancang untuk kekuatan tarik, seperti pada Gambar 2.21 a dan b. a Single transverse fillet weld b double transverse fillet weld Gambar 2.21. Lap joint, Zainuri, 2010. Proses menentukan kekuatan sambungan las, diasumsikan bahwa bagian fillet adalah segitiga ABC dengan sisi miring AC seperti terlihat pada gambar 2.22 Panjang setiap sisi diketahui sebagai ukuran las, dan jarak tegak lurus kemiringan BD adalah tebal leher. Luas minimum las diperoleh pada leher BD, yang diberikan dengan hasil dari tebal leher dan panjang las. seperti pada gambar 2.22. Gambar 2.22. Skema dan dimensi bagian sambungan las, Zainuri, 2010. Keterangan : t = Tebal leher BD. s = Ukuran las = Tebal plat, l = Panjang las,