skor pra perawatan 22 selisih dihitung dalam , dengan cara selisih skor dibagi skor sesudah lepas bracket di kali 100 lampiran 2.
g. Skema jalannya penelitian
Gambar.8 Skema Jalannya Penelitian.
Seleksi 48 model study
Dilakukan pengukuran PAR pada 24 model
study sesudah lepas bracket
Jumlah skor total
Selisih skor Dilakukan pengukuran
Indeks PAR pada 24 model study saat
penelitian
Skor setiap komponen x pembobotan
H. Analisis Data
Untuk mengetahui adanya relaps pada pengguna retensi setelah perawatan dengan alat ortodontik cekat, data diperoleh dengan dengan bentuk
ordinal. Uji statistik Shapiro wilk dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data normal atau tidak. Jika sebaran data normal, maka uji yang digunakan
adalah Paired Sample T test. Sedangkan jika sebaran datanya tidak normal, maka uji yang dilakukan adalah Wilcoxon. Uji ini digunakan untuk
mendeteksi signifikansi perbedaan antar variabel.
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tentang prevalensi terjadinya relaps setelah perawatan dengan alat ortodontik cekat telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Mei 2016. Sampel yang di peroleh sebanyak 24 sampel dari cetakan pada saat lepas bracket
dan saat penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian dari 24 sampel cetakan gigi yang di hitung dengan menggunakan PAR Indeks menghasilkan data
sebagai berikut:
Tabel 9. Distribusi subjek menurut keparahan maloklusi pra dan pasca perawatan
. Skor
Par Indek
Maloklusi Pasca
Saat ini
Ideal 2
8,33 2
8,33 1-16
Ringan 22
91,67 22
91,67 17-32
Sedang 33-48
Parah 48
Sangat parah
Total 24
100 24
100
Data pasca perawatan dan kondisi perawatan saat ini menunjukan dari 2 sampel termasuk dalam kelompok ideal 8,33 dan 22 sampel termasuk dalam
kelompok maloklusi ringan 91,67. Tidak ada sampel yang masuk pada kelompok malokusi sedang, parah, sangat parah.
Tabel 10. Skor PAR indeks katagori ringan menurut keparahan maloklusi pra dan pasca perawatan
Tabel di atas menunjukan skor PAR indeks tertinggi pada skor 3 terdapat 5 20,83 sampel dan terendah dengan skor 1, 9, 10, 13, 14, 15 dan 16 terdapat 0
0 sampel pada kondisi setelah lepas bracket, sedangkan pada kondisi saat penelitian skor PAR indeks tertinggi dengan skor 5 terdapat 4 16,67 sampel
dan terendah skor 1, 10, 13, 14, 15 terdapat 0 0 sampel. Skor Par
Setelah lepas bracket
Saat Penelitian
2 8,3
2 8,3
1 2
3 12,5
1 4,17
3 5
20,83 3
12,5 4
4 16,67
1 4,17
5 1
4,17 4
16,67 6
2 8,3
3 12,5
7 1
4,17 1
4,17 8
4 16,67
3 12,5
9 1
4,17 10
11 1
4,17 2
8,3 12
1 4,17
1 4,17
13 14
15 16
2 8,3